Pemakaian dosis tinggi vitamin C dapat menimbulkan batu ginjal pada individu-individu tertentu.
Pada individu dengan glucose 6-P defisiensi, krisis hemolitik dapat segera terjadi.
Pemakaian vitamin E dengan dosis 400-800 unit perhari dapat menimbulkan kaburnya penglihatan, pembesaran payudara pada wanita dan laki-laki, diare, pusing, gejala-gejala seperti flu, sakit kepala, mual dan gejala kelemahan yang tidak lazim.
Pemakaian vitamin E dengan dosis lebih 800 unit perhari pada periode lama dapat meningkatkan risiko perdarahan pada pasien yang mengalami vitamin K defisiensi, mengganggu metabolisme hormon, imunitas dan fungsi seksual.
Penggunaan vitamin A 25.000 hingga 50.000 UI sehari pada anak-anak dapat menimbulkan nyeri tulang, lesi kulit, rambut rontok, hepatosplenomegali, papiludem, perdarahan dan kelemahan.
Baca Juga : Ini Kata Para Ilmuwan: Suplemen Vitamin B3 Dapat Mencegah Keguguran dan Cacat Lahir!
Vitamin A memiliki efek kumulatif yang tinggi pada hati dan lemak. Kebanyakan hipervitaminosis A terjadi akibat terlampau bersemangatnya para ibu memberikan minyak ikan kepada anak-anaknya setiap hari karena percaya akan kemujarabannya, membuat pintar!
Vitamin D
Hipervitaminosis D dimanifestasikan dalam bentuk hiperkalsemia, kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak, kelemahan, mengantuk, mual, nyeri abdomen, haus, konstipasi, kehilangan berat hingga kerusakan ginjal.
Pada orang dewasa amat berbahaya mengkonsumsi vitamin D dengan dosis perhari di atas 10.000 UI lebih dari dua belas minggu.
Hipervitaminosis D dapat diatasi dengan penghentian pemberian vitamin D, diet rendah kalsium, minum banyak dan pemakaian glukokortikoid untuk mengurangi absorpsi kalsium.
Source | : | ods.od.nih.gov |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR