Nakita.id - Nosocomial disease alias infeksi nosokomial adalah sebuah penyakit yang menyerang manusia sehat yang penularannya di rumah sakit. Karena itu penyakit ini biasa disebut penyakit rumah sakit.
Infeksi nosokomia atau disebut juga dengan Hospital Acquired Infections (HAIs) adalah infeksi yang didapat di rumah sakit, terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit paling tidak selama 72 jam, dan pasien tersebut tidak menunjukkan gejala infeksi saat masuk rumah sakit.
Fakta nosocomial diseas di Indonesia
Infeksi nosokomial yang sering ditemui yaitu pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi ditempat operasi, dan infeksi pada aliran darah.
Menurut World Health Organization (WHO), 2013 presentase infeksi nosokomial di rumah sakit di seluruh dunia mencapai 9% (variasi 3–21%), atau lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia mendapatkan infeksi nosocomial.
Baca Juga : 5 Jenis Antibakteri Alami Untuk Cegah Infeksi Anggota Keluarga
Sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit di 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik menunjukkan adanya infeksi nosocomial, dan untuk Asia Tenggara sebanyak 10%.
Pastinya penyakit ini sering membuat kita panik. Sebab orang yang sehat bugar, tiba-tiba bisa langsung jatuh sakit sepulang mengantarkan anaknya ke rumah sakit, atau menjenguk kerabat yang dirawat.
Namun yang jadi pertanyaan apa iya, pihak rumah sakit sudah tahu mengenai penyakit ini?
Baca Juga : Infeksi Saluran Kemih
Sebab kalau mereka sudah paham, pasti tidak akan memperbolehkan anak-anak menjenguk orang sakit atau membiarkan penjenguk/pengunjung non pasien memasuki ruang perawatan atau pengobatan si sakit.
Juga herannya di poliklinik rumah sakit, pasien sakit dan pasien sehat tidak dipisahkan ruang tunggunya. Sebab pasien yang berkunjung ke poliklinik tidak semuanya si sakit, ada juga si sehat yang datang hanya sekedar kontrol, chek-up kesehatan, atau imunisasi.
Source | : | scholar.unand.ac.id,www.k4health.org,jurnal.csdforum.com,media.neliti.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR