Pengamatan Zhu selama empat dekade menyoroti tren yang berkembang untuk perempuan perkotaan yang semakin terdidik dan berfokus pada karir untuk menunda pernikahan.
Perempuan yang fokus di karir cenderung menyampingkan perihal jodoh meskipun ada tekanan sosial yang kuat untuk menikah dan memiliki anak-anak yang masih bertahan di masyarakat China.
Baca Juga : Inul Daratista Bahas Soal Karma dan Cinta yang Dipaksakan, Ada Apa?
Zhu, yang telah membantu lebih dari 1.665 pasangan untuk menemukan jodoh lalu menikah, mengamati bahwa perempuan sekarang lebih cenderung meluangkan waktu dalam memilih pasangan yang cocok daripada bergegas ke dalam pernikahan demi tradisi.
Salah satu hal yang membuat perempuan di China kesulitan mencari jodoh adalah karena perempuan zaman sekarang memiliki standar tinggi untuk sosok pria yang ideal.
Standar umum pria agar dikatakan pantas untuk dijadikan suami adalah seseorang yang tinggi, tampan, dan kaya.
Baca Juga : Kanker Prostat Bisa Dipicu Kebiasaan Sepele, Lupa Pakai Celana Dalam Salah Satunya!
Hal ini yang membuat banyak pria yang tidak masuk dalam salah satu kriteria menjadi minder dan takut mendekati perempuan.
Zhu menyarankan bahwa bagi perempuan sebaiknya sedikit menurunkan standar patokan untuk pencarian jodoh.
Source | : | scmp |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR