Nakita.id - Kematian pasti akan datang, meski tak bisa diprediksi kapan waktunya.
Berbagai penyebab kematian, kadang juga masih dipertanyakan.
Meski banyak yang meninggal dunia lantaran sakit lama atau sakit karena usia, banyak pula yang meninggal dunia karena terserang penyakit mematikan.
Bahkan ada beberapa insiden meninggal dunia secara mendadak, padahal sebelumnya belum terdiagnosis penyakit apapun.
Berbagai penyebab meninggal dunia seolah menjadi ketakutan bagi setiap orang yang masih diberi kesehatan.
Hal itu wajar, karena memiliki segi positif. Banyak orang yang makin memperhatikan kesehatan dan juga pola hidup sehatnya.
Tetapi, ada pula beberapa orang yang sudah berusaha menjaga pola hidup sehatnya, namun luput dan justru tetap terjangkit penyakit.
Salah satu ketakutan orang tentang penyakit yaitu penyakit mematikan kanker.
Berbagai penyakit kanker menjadi ketakutan tersendiri bagi banyak orang.
Terlebih, kini makin meraja-lela makan makanan yang diprediksi menjadi penyebab terjangkitnya penyakit kanker.
Gejala awal kanker termasuk sulit diprediksi, juga bahkan kadang mulai terlihat atau muncul saat sudah menginjak stadium yang cukup parah.
Kanker terbukti mematikan, karena sudah banyak orang meninggal dunia lantaran berjuang melawan penyakit mematikan tersebut.
Seperti beberapa selebritis Indonesia yang sempat jadi trending lantaran meninggal dunia dalam keadaan sakit kanker.
Baca Juga : Setahun Berlalu, Sang Adik Ungkap Penyebab Kanker Servik Julia Perez!
1. Julia Perez – Kanker Serviks
Aktris yang juga penyanyi cantik Julia Perez mengembuskan napas terakhirnya pada Juni 2017 lalu.
Jupe, sapaan akrabnya, meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit kanker serviks stadium 4 selama bertahun-tahun.
Ia sudah bolak-balik menjalani pengobatan di Indonesia maupun Singapura demi menyembuhkan penyakitnya.
Bahkan, ia juga sudah menjalani proses pengobatan hingga yang cukup menguras kantong.
Seperti yang diketahui, kanker serviks merupakan kanker mematikan yang sangat ditakuti kaum perempuan.
Kanker serviks merupakan kanker yang muncul dari leher rahim. Kanker serviks disebabkan karena pertumbuhan sel-sel abnormal yang memiliki kemampuan menyerang atau menyebar ke bagian tubuh lain.
Tidak ada gejala kritis bagi penyandang kanker serviks sebenarnya. Gejala penderita kanker serviks memang jarang sekali terlihat.
Namun, penderita baru merasa janggal ketika mulai muncul gejala yang cukup mengkhawatirkan.
Penderita kanker serviks biasanya mengalami pendaraha vagina abnormal disertai nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan seksual.
Tetapi, gejala itu biasanya dianggap biasa dan tak dihiraukan karena merasa bahwa pendarahan saat hubungan seksual dianggp normal.
90 persen kanker serviks disebabkan karena Human Papillomavirus Infection (HPV).
Sebagian besar orang yang pernah terjangkit virus HPV, memiliki risiko tinggi berkembang sebagai kanker serviks.
Faktor lain lantaran gaya hidup merokok, sistem kekebalan tubuh atau yang lemah, pil KB, hubungan seksual yang terlalu dini, bergonta-ganti pasangan, dan masih banyak lagi.
Kanker serviks juga bisa terlihat dalam kurun waktu cukup lama, sekitar 10 hingga 20 tahun, setelah virus tersebut menyerang tubuhnya.
Seseorang penderita serviks bisa didiagnosis setelah melakukan skrining serviks yang diikuti dengan biopsi.
Kemudian dilakukan pemeriksaan medis lanjutan untuk mengetahui virus tersebut sudah menyebar atau tidak.
Melansir dari Wikipedia, kanker serviks menjadi momok mematikan karena menjadi penyebab kanker nomor empat, paling mematikan di dunia dan diidap perempuan.
Setiap tahunnya, penyebab meninggal dunia karena kanker serviks terus bertambah.
Sekitar 70 persen penderitanya biasanya terjadi di negara-negara berkembang, lantaran kehidupan seksual yang kurang sehat atau gaya hidup yang tidak sehat.
Baca Juga : Raffi Unggah Fotonya Bersama Olga Syahputra, Ini Sebabnya
2. Olga Syahputra – Meningitis dan Kanker Kelenjar Getah Bening
Sahabat karib Julia Perez bernama Olga Syahputra, presenter sekaligus komedian juga sempat berjuang bersama-sama dengan Jupe melawan penyakit mematikan.
Di tengah padatnya jadwal syuting, Olga Syahputra beberapa tahun belakangan sebelum meninggal dunia, tengah menjalani serangkaian pengobatan untuk menyembuhkan penyakitnya.
Berita meninggalnya Olga sempat diduga dirahasiakan oleh keluarga dan manajemennya.
Olga meninggal dunia pada2015 silam, setelah jatuh sakit dengan gejala panas dingin dan gejala lainnya yang membuatnya istirahat total.
Olga juga sempat dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami muntah-muntah parah.
Karena kondisinya tak kunjung membaik, Olga akhirnya dibawa keluarga untuk berobat dan menjalani perawatan di Mount Elizabeth Hospital.
Sebelum dibawa ke Singapura, Olga dikabarkan mengidap meningitis.
Penyakit itu diderita Olga sejak 2014 dan membuat keadaan Olga drop serta berat badannya menurun.
Tetapi, banyak pula yang mengatakan bahwa Olga mengidap kanker kelenjar getah bening.
Membahas tentang kanker kelenjar getah bening, penyakit itu merupakan kanker yang menyerang kelenjar getah bening seseorang.
Semua orang memiliki kelenjar getah bening (KGB). KGB sendiri merupakan jaringan pembuluh yang mengontrol sistem kekebalan tubuh.
Ia mengumpulkan cairan, bahan limbah dan virus lain di jaringan tubuh yang ada di luar aliran darah.
KGB bisa membengkak kapan saja karena adanya cedera atau bahkan gejala kanker.
Kanker kelenjar getah bening bisa diakibatkan karena penyebaran atau infeksi KGB, yang disebut limfoma.
Atau bisa juga seseorang telah mengida[ kanker, kemudian menyebar ke kelenjar getah bening yang kemudian akan lebih mudah menyebar.
Kanker KGB biasanya sulit ditemukan. Namun ketika seseorang mengalami peradangan, bengkak atau nodus yang makin membesar dan tak kunjung hilang, diagnoisis bisa saja mengarah ke arah kanker.
Tetapi apabila KGB meradang atau bengkak dalam kurun waktu singkat, hal tersebut normal dan pasti dialami siapa saja.
Untuk melihat apakah bengkak dan peradangan pada KGB merupakan pemicu kanker, memang harus dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter.
Baca Juga : BREAKING NEWS: Aktor Rudy Wowor Meninggal Dunia Karena Prostat
3. Rudy Wowor – Kanker Prostat
Baru saja, dunia hiburan Tanah Air tengah dirundung duka, lantaran kabar meninggalnya aktor senior tampan, Rudy Wowor.
Pemilik nama lengkap Rudolf Canesius Soemolang Wowor meninggal dunia pada (5/10/2018) di sebuah rumah sakit.
Sebelum meninggal dunia, Rudy sempat dikabarkan tengah menjalani pengobatan bahkan sampai ke Belanda.
Ia menjalani pengobatan kanker prostat yang telah diderita beberapa waktu belakangan.
Sampai terungkap, Rudy meninggal lantaran mengidap kanker prostat.
Melansir dari Mayo Clinic, bila serviks umumnya diderita perempuan, kanker prostat merupakan kanker paling umum yang diderita laki-laki.
Kanker prostat cenderung lebih mudah dan berhasil diobati, dibandingkan kanker lainnya.
Tetapi, takdir berkata lain, Rudy akhirnya harus menyerah karena penyakit yang mematikan juga ini.
Kanker prostat biasanya tumbuh perlahan dan terbatas. Bisa menyebabkan kerusakan serius pada beberapa organ tubuh, khususnya pada bagian intim laki-laki.
Kanker prostat menyerang dan terjadi di kelenjar prostat.
Muncul benjolan sekecil kacang walnut yang menyebabkan cairan mani yang mengangkut sperma.
Mengapa dikatakan tak terlalu mematikan, karena sel kanker prostat tak terlalu agresif.
Selnya tak menyebar terlalu cepat dan dapat segera diatasi.
Bahkan, munculnya kanker prostat bisa dideteksi sejak dini, saat kanker atau benjolan tersebut masih berukuran kecil.
Berbagai gejala yang menyebabkan seseorang mengalami kanker prostat antara lain, kesulitan buang air kecil, kekuatan urin yang menurun, keluarnya darah pada air mani, rasa tak nyaman pada panggul hingga disfungsi ereksi.
Bila gejala-gejala tersebut muncul, baiknya penderita sesegera mungkin datang ke rumah sakit atau menjalani pengobatan agar segera bisa ditangani.
Belum ada penyebab pasti yang melatarbelakangi kanker prostat.
Terjadinya kanker prostat biasanya disebabkan mutasi DNA sel abnormal sehingga sel yang tumbuh dan hidup membentuk tumor yang menyebar dan pecah di bagian tubuh dekatnya.
Baca Juga : Belajar Dari Mendiang Yana Zein, 3 Makanan Ini Tingkatkan Risiko Kanker Payudara
4. Yana Zein – Kanker Payudara
Tak hanya serviks, kanker mematikan lain yaitu kanker payudara.
Beberapa selebritis Tanah Air meninggal dunia lantaran mengidap kanker payudara yang cukup lama.
Antara lain, Yana Zein, Renita Sukardi, pedangdut Iceu Wong sampai ayah Melly Goeslaw, Melku Goeslow.
Kanker payudara tak hanya menyerang perempuan saja, tetapi juga bisa menyerang laki-laki.
Kanker payudara disebabkan adanya sel kanker yang terbentuk di sel payudara.
Sampai saat ini, kanker payudara berada di rangking teratas penyebab seseorang meninggal dunia, terutama pada perempuan.
Laki-laki juga bisa mengalami kanker payudara, karena laki-laki juga memiliki jaringan payudara.
Sejak dahulu, kampanye pencegahan kanker payudara ini kerap disosialisasikan. Bahkan sejak anak-anak masih menginjak bangku sekolah.
Ini karena kanker payudara juga bisa mulai terdeteksi saat seseorang memiliki usia yang terbilang belia.
Jumlah kematian penyakit ini sebenarnya makin menurun dibandingkan kasus kanker lainnya, karena munculnya kesadaran dan pencegahan sedini mungkin.
Berbagai gejala kanker payudara di antaranya, munculnya benjolan di sekitar payudara, perubahan ukuran atau penampilan payudara, perubahan kulit payudara, perubahan bentuk puting hingga pengelupasan kulit sekitar puting payudara.
Berbagai penyebab juga bisa menimbulkan kanker ini menyerang seseorang, terutama kelenjar getah bening.
Kanker payudara sering dimulai dari jaringan kelenjar susu atau jaringan lain dari dalam payudara.
Selain itu, faktor hormonal dan gaya hidup juga jadi pemicunya.
Kanker payudara juga bisa saja karena riwayat keluarga yang memiliki penyakit tersebut.
Baca Juga : Lee Chong Wei Dikabarkan Terkena Kanker Hidung, Berikut Gejalanya yang Seperti Flu Biasa dan Kerap Diabaikan
Indikasi Kanker
Secara garis besar, kanker merupakan penyakit yang dipicu dari sejumlah penyakit yang ditandai dengan perkembangan sel abnormal yang membelah tak terkendali dan kemudian pecah serta menghancurkan jaringan tubuh normal.
Kanker biasanya menyebar ke organ tubuh lain, dan itulah yang memicu risiko kematian meningkat.
Tanda dan gejalanya juga berbeda-beda, tergantung diagnosis kanker jenis apa.
Meski banyak penderita yang meninggal dunia, kini muncul berbagai teknologi terbarui yang mampu menjadi pengobatan atauu perbaikan penyakit kanker.
Secara umum, berbagai gejala kanker kurang lebih sama. Berbagai gejalanya, antara lain:
Kelelahan
Benjolan di bagian tertentu
Penebalan di bagian tertentu
Perubahan berat abdan secara drastis
Perubahan warna kulit, seperti menguning atau memerah
Perubahan kebiasaan buang air besar maupun buang air kecil
Batuk disertai sesak napas
Kesulitan menelan
Perubahan suara
Gangguan pencernaan atau rasa tidak nyaman makan
Nyeri otot atau persendian
Demam dalam jangka waktu lama
Pendarahan dengan sumber yang tak diketahui.
Penyebab Kanker
Penyebab utama selain gaya hidup dan pola makan yaitu lantaran adanya perubahan atau mutasi dalam DNA di dalam sel tubuh.
DNA yang dikemas dalam sel tubuh yang merupakan gen individu berisi seperangkat instruksi yang memberi tahu fungsi sel yang harus dilakukan.
Namun, sel tersebut menjadi rusak dan memiliki gangguan sehingga menyebabkan kesalahan instruksi yang menjadikan sel berhenti berfungsi normal.
Dari situlah sel berubah menjadi kanker dan kemudian mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Lalu, apa yang menyebabkan mutasi gen?
Mutasi gen bisa saja terjadi secara genetik atau turunan dari orangtua.
Jenis mutasi gen ini menyumbang presentase kecil terjadinya kanker.
Tetapi, mutasi gen juga bisa terjadi setelah beranjak dewasa dan tidak diwariskan.
Terjadinya mutasi gen bisa disebabkan lantaran penderita merokok, terkena radiasi dan virus berbahaya, terkontaminasi zat kimia penyebab kanker atau karsinogen, obesitas, hormone yang tidak seimbang, peradangan kronis bahkan kurangnya olahraga.
Mutasi gen biasanya terjadi selama pertumbuhan sel normal. Namun, sel-sel mengandung mekanisme yang menyebabkan kesalahan dalam sel yang berakibat menjadi sel kanker.
Baca Juga : Dua Bulan Lawan Leukemia, Inilah Kondisi Shakira Aurum 2 Hari Lalu
Pengobatan Kanker
Kanker bisa disembuhkan dengan berbagai macam pengobatan alternatif yang menggunakan bahan-bahan herbal.
Tetapi, umumnya, penderita pasti juga akan menjalani pengobatan medis.
Beberapa orang penderita kanker, biasanya hanya memiliki satu pengobatan, yaitu kemoterapi.
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia dan juga radiasi yang bertujuan sebagai penyembuhan kanker adalah menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada tubuh pasien. Prinsip kerja obat-obatan kemoterapi adalah menyerang fase tertentu atau seluruh fase pada pembelahan mitosis pada sel-sel yang bereplikasi atau berkembang dengan cepat, yang diharapkan adalah sel onkogen yang bereplikasi.
Tetapi, seperti yang kita tahu, kemoterapi akan memberi berbagai dampak, yaitu terjadinya kerontokan rambut, perubahan wajah dan lain sebagainya.
Selain kemoterapi, penderita kanker biasanya juga disarankan operasi pengangkatan organ yang dihinggapi sel kanker.
Tetapi, proses tersebut tak bisa serta merta dilakukan tanpa suatu indikasi tertentu.
Meski begitu, penderita kanker tetap harus menjalani serangkaian pengobatan lain yang membutuhkan banyak biaya.
Dan pengobatan tersebut bukanlah cara ampuh untuk menyembuhkan kanker.
Banyak kasus kanker bisa disembuhkan, tetapi banyak pula kasus kanker yang membuat penderitanya meninggal dunia lantaran penyebarannya sudah terlalu meluas sehingga mengganggu semua organ dan sistem kerja tubuh.
Baca Juga : Jalani Pengobatan di Singapura, ini yang Diminta Shakira, Putri Denada
Untuk menghindarinya, manusia memang harus memiliki pola hidup sehat yang dibarengi dengan olahraga.
Juga dengan menghindari paparan radiasi dan juga zat-zat kimia yang memungkinkan terjadinya penyakit kanker.
Makanan menjadi tonggak penting kehidupan akan berjalan lebih panjang.
Memilih makanan yang sehat dan higienis, hingga saat ini dianggap mampu menghindarkan manusia dari bahaya penyakit mematikan apapun.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Mayo Clinic,cancer.org,wikipedia |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR