Nakita.id - Sejak usia remaja, sekitar Sekolah Menengah Pertama (SMP) mungkin, saya bukan remaja yang kagum dengan lagu dari musisi luar negeri.
Saya lebih sering mendengarkan karya-karya bangsa, terutama Chrisye, karena ayah dan ibu saya sangat kerap memperdengarkan lantunannya yang merdu.
Kemudian, saya sempat mencari-cari, apakah ada musisi yang saya suka tanpa terpengaruh siapa pun, yang tentunya tampan dan pantas diidolakan.
Maklum, saat itu saya sedang masa puber.
Sampai akhirnya, salah satu saluran radio memutarkan lagu yang dinyanyikan seorang vokalis bersuara ‘serak-serak basah’ dan membuat saya ikut mengalun dalam ritmenya.
“Ya, itulah lagu Tempat Terindah dari Ungu. Bagi Ungu Cliquers lainnya, jangan lupa kirim salam-salam dan juga lagu untuk teman, atau kekasih yang ada di rumah juga yuk!” begitu kiranya penyiar radio tersebut memberi keterangan.
“Ungu,” sebuah nama yang tak terlalu unik, setelah sebelumnya ada grup band bernama Cokelat dan Mocca. Mungkin saat itu, nama warna menjadi pilihan tepat bagi para grup band, pikir saya.
Saya kemudian pergi ke toko buku Gramedia. Saat itu, toko buku yang berada di jantung Kota kelahiran saya menjadi pusat pengetahuan bergengsi pada zamannya.
Biasanya saya melenggang dan mencari novel atau buku bacaan lainnya, tetapi kali ini, saya mencoba melirik ke salah satu sudut ruangan bersekat yang penuh dengan kaset CD dan juga VCD.
Saya berniat mencari lagu-lagu band Ungu yang cukup membuat saya tersita saat mendengarkan radio beberapa waktu lalu.
Tak butuh waktu lama untuk mencari, ternyata saat itu, album Ungu berada pada rak VCD Best Seller!
“Oh ternyata lagu Ungu yang saat itu diperdengarkan di radio merupakan lagu yang laris saat ini,” pikir saya saat itu dan tanpa pikir panjang, saya meminta ibu saya, yang kebetulan menemani saya untuk membeli VCD tersebut dengan janji akan saya tukar uangnya ketika di rumah.
Sampai di rumah, saya melihat isi dalam box mika plastic pada eranya tersebut, tanpa tahu apa lagu-lagunya selain lagu yang saya dengarkan di radio.
Di dalamnya terdapat biodata para personil. Saya masih ingat sekali, lima pentolan Ungu itu masih bertahan hingga saat ini.
Oncy yang khas dengan jambang tipis di bawah mulutnya sebagai gitaris, Enda yang juga sebagai gitaris, berwajah cool dan jadi idola saat itu, Rowman sebagai drummer, sedangkan Makki sebagai bassist.
Tak lupa, Sigit Purnomo Syamsuddin Said, vokalis yang bersuara serak basah itu. Pasha, begitu orang memanggilnya.
Singkat cerita, entah mengapa saya bergabung dalam anggota Cliquers, sebutan bagi fans grup band Ungu.
Meski saya tak sempat ikut nonton konser Ungu ke sana ke mari, tetapi saya pernah berkesempatan untuk datang dalam acara Meet and Greet Ungu di salah satu hotel di kota saya, tentu dengan uang yang sudah saya tabung berbulan-bulan lamanya.
Sekitar 2005-an, kalau tidak salah. Pasha menjadi idola bagi semua umat, perempuan khususnya. Terlalu berlebihan mungkin, tetapi saat itu, ramai sekali remaja-remaja mengenakan kaos dengan logo Ungu yang khas itu.
Kalau tidak putih-ungu, ya hitam-ungu, atau ungu saja, begitu kaos remaja perempuan bahkan laki-laki saat itu.
Band ini termasuk memiliki banyak fans dan juga kerap tampil di berbagai daerah.
Saat televisi sedang jaya-jayanya mengadakan konser dan menyiarkan berbagai perayaan, Ungu seolah tak pernah absen.
Pernah suatu ketika, Pasha diberitakan dalam sebuah tayangan.
Diceritakan dalam tayangan yang saya lupa namanya, tentang perjalanan kisah Pasha sejak kecil hingga kini.
Pasha dan Perjalanan Hidupnya
Pasha merupakan anak dari Syamsuddin Said dan Andi Bumbeng, yang saat ketenaran anaknya, wajah ayah Pasha khususnya, memang kerap ikut berseliweran.
Pasha lahir dan besar di Palu, tetapi menurut Wikipedia, Pasha lahir di Donggala, 27 November 1979.
Sebelum terkenal seperti saat itu, Pasha lebih dulu mencicipi dunia iklan dan juga modeling.
Beberapa iklan juga produk sempat ia bintangi. Bahkan Pasha juga sempat bermain peran dalam sebuah sinetron, sampai akhirnya ia bergabung dengan Ungu pada 1999.
Mungkin grup band Ungu yang terbentuk pada 1995 itu tak bisa lagi meremehkan kemampuan Pasha, mengingat Pasha merupakan seorang anak yang besar dengan kemampuan suaranya.
Baca Juga : Bermodal Linggis, Seorang Ayah Berusaha Cari Anak Gadisnya di Reruntuhan Hotel Roa Roa,
Anak kelima dari sepuluh bersaudara ini sangat senang melantunkan adzan dan ayat-ayat suci Alquran, sampai-sampai, ia berkali-kali memenangkan lomba adzan di kotanya
Kemudian sampai waktunya saya mengenal Pasha dari sudut pandang keluarga kecilnya.
Saat itu, Pasha masih menjadi suami dari Okie Calerista Agustina Sofyan, atau yang akrab disapa Okie Agustina.
Okie kerap menemani Pasha ketika ia mondar-mandir dari panggung ke panggung, mereka menikah sejak 2003.
Ia dikaruniai tiga anak dengan kisah berbeda-beda. Dua anak Pasha dan Okie lahir dan besar ketika kedua orangtuanya masih sangat rukun dan bersama.
Sampai pada suatu hari, muncul isu bahwa Okie memiliki hubungan khusus dengan salah satu gitaris dari band lain.
Isu tersebut membuat banyak penggemar Pasha cukup kecewa dengan sikap Okie.
Isu perselingkuhan Okie sempat mereda dan hubungan mereka membaik.
Mereka kembali hidup harmonis sampai Okie hamil anak ketiga.
Tetapi tak lama kemudian, muncul isu penganiayaan dan juga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan Pasha sehingga Okie melayangkan gugatan cerai.
Saat tengah hamil tua, Okie resmi bercerai dari vokalis band yang tampan dan diidolakan banyak masyarakat pada 2009 silam.
Singkat cerita, Pasha dan Okie telah kembali membina rumah tangga masing-masing. Pasha menikah dengan seorang pramugari cantik pada 2011 silam, yang hingga kini setia mendampinginya, dalam suka maupun duka.
Dari Adelia Wilhelmina, Pasha dikaruniai empat orang anak yang lucu dan menggemaskan.
Semenjak menikah dengan Adel, Pasha masih tetap eksis dalam dunia musik Indonesia, sampai akhirnya ia memiliki keinginan mulia untuk membangun dan juga ikut serta dalam pertumbuhan kota kelahirannya.
Pasha dan Kontroversinya Jadi Wakil Wali Kota Palu
Ia mendaftar sebagai Wakil Wali Kota Palu, pada 2015 silam, mendampingi Hidayat.
Baca Juga : Berkutat dengan Dapur, Okie Agustina Mantan Istri Pasha 'Ungu': Gimana Mau Jadi 'Emak' Sosialita
Beruntung, Pasha berkesempatan karena Wali Kotanya terpilih memimpin Palu.
Ia akhirnya mengumumkan bahwa mengundurkan diri dari grup band yang telah membesarkan namanya dan cukup membuat para fansnya kecewa.
Meski begitu, para fans tetap mendukung keputusan laki-laki yang oleh para Cliquers dipanggil Aa’ ini.
Tetapi, kepemimpinan Pasha sempat jadi pro-kontra.
Masih ingat gaya Pasha saat di resmi menjadi Wakil Wali Kota? Gayanya dianggap menyalahi aturan dan terkesan berlebihan.
Ia memakai berbagai atribut yang tak sesuai, seperti pemakaian pin Praja Wibawa yang seharusnya digunakan oleh anggota Satpol PP.
Pasha juga mengenakan Wing Marinir, lencana pelopor juga bawahan celana jeans yang dipadukan dengan jas hitam lengkap dengan membawa tongkat komado.
Sontak gaya Pasha ini menjadi cemoohan masyarakat luas. Pasha dinilai tak mengetahui aturan dan tidak pantas memimpin Palu.
Tak berhenti sampai di situ, Pasha juga terbukti marah-marah saat tengah memimpin upacara.
Dalam pengalaman pertamanya menjadi Pembina upacara, Pasha ditertawakan banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) karena gaya jalannya saat memasuki mimbar.
Tak terima ditertawakan, Pasha naik pitam.
Pasha juga sempat dicemooh lantaran tertangkap basah merokok saat tengah menghadiri sebuah acara resmi kepemerintahan.
Ia juga memiliki gaya rambut yang dianggap tak sesuai karena mengiucir rambutnya dan memangkas rambut bagian pinggirnya saat mengenakan seragam PNS.
Belum berakhir, Pasha juga sempat dianggap merendahkan jurnalis lantaran seolah menghina profesi jurnalis yang saat itu mewawancarainya.
Hingga kontrakan rumahnya di Palu yang jadi kontoversi.
Pasha diduga menghambur-hamburkan uang lantaran mengontrak rumah mewah senilai Rp1 miliar selama ia bertugas menjadi Wakil Wali Kota.
Saat terdengar isu dan kontroversi tentang Pasha di lapangan, saya sebagai fansnya semasa kecil juga sempat merasa bahwa Pasha ini belum siap menjadi seorang pemimpin rakyat, atau mungkin hanya opini saya saja.
Ia juga tak terlihat tampil menjulang laiknya pemimpin daerah lain yang berjibaku dan berlomba-lomba membangun kota yang dipimpinnya.
Sampai akhirnya, semua headline berita menuliskan tentang GEMPA DAN TSUNAMI PALU 7,4 SR.
Pasha dan Gempa Palu
Bukan jumlah korban yang saat itu saya cari di lini masa. Saya ingat, idola yang beberapa tahun belakangan ini sudah saya lupakan juga tinggal di lokasi gempa tersebut.
Langsung saya cari akun Instagram Pasha yang memang saat itu tidak saya ikuti.
Tak sampai satu jam sebelum gempa, Pasha berada di sebuah pantai untuk mempersiapkan acara HUT Palu.
Ternyata, sebelum tsunami menyapu Pantai Talise, Pasha memang tengah ebrada di lokasi tersebut dan mempersiapkan Festival Pesona Palu Nomoni dalam rangka perayaan HUT Palu.
Pasha mengunggah persiapannya, tetapi tak lagi mengunggah kabar apa pun.
Saya lari ke akun Instagram istrinya, yang kebetulan memang saya ikuti karena saya sangat kagum dengan penampilan dan kecantikannya.
Dalam akun Instagramnya, Adel menulis bahwa sudah terjadi tiga kali gempa yang mengguncang kotanya.
Baca Juga : Inilah Artis yang Kompak dengan Mantan Istrinya Walau Sudah Bercerai
Kebetulan, Adel juga sedang berada di Palu, karena selama ini, ia bolak-balik Palu-Bogor demi pekerjaannya dan juga kewajibannya sebagai istri Wakil Wali Kota Palu.
Tetapi saya lupa, Pasha memiliki mantan istri yang memiliki hubungan baik dengan keluarga barunya.
Sampai saya tahu bahwa Okie mengabarkan Adel dan Pasha dalam keadaan baik-baik saja.
Berita demi berita mengalir, dikabarkan bahwa pemerintah dinilai lambat membantu masyarakat.
Munculnya berita tersebut, muncul pula kabar langsung dari Pasha setelah sinyal komunikasi di Palu membaik.
Ia mengunggah berbagai video yang menginformasikan kondisi terkini Palu.
Video pertama yang diunggah Pasha, tentang berbagai kunjungan dan juga tinjauannya bersama Basarnas.
Mengenakan pakaian dinas juga memegang HT sebagai alat komunikasi, Pasha terlihat berbaur dengan masyarakat yang menjadi korban gempa dan tsunami di pengungsian.
Bahkan masyarakat tampak bahagia dan lega saat dijenguk oleh Pasha.
Pasha juga memberi berbagai penyuluhan juga membantu serta mengawasi distribusi bantuan didampingi petugas lainnya.
Tak terlihat gengsi, ia juga membantu mengangkat kantong jenazah rakyatnya yang ditemukan meninggal dunia karena tersapu ombak.
Pasha yang berkeringat juga ikut mengangkat gallon yang dibawa petugas dan pemerintahan.
View this post on Instagram
Akun Instagram-nya mengunggah semua momen tersebut dan kali ini, Pasha banjir doa.
Ia juga dianggap cepat dan tanggap dalam melayani masyarakat.
Lengkap dengan penuturan Adel bahwa suaminya tak istirahat sejak terjadi gempa. Adel yang bertahan di pengungsian bersama warga lain terpisahkan dengan Pasha yang sibuk mendata dan mengurus masyarakatnya.
Sebagai sahabat yang baik, di tengah bencana hebat dan susahnya komunikasi, Pasha menyempatkan mengucapkan selamat untuk ulang tahun anggota bandnya, Arlonsi Meraldi, atau yang akrab disapa Oncy.
Ia menuliskan bahwa ia harus rela mencari sinyal, agar tetap bisa memberi ucapan, meski belum bisa menelepon karena kesibukannya.
Baca Juga : Bermodal Linggis, Seorang Ayah Berusaha Cari Anak Gadisnya di Reruntuhan Hotel Roa Roa,
Pasha kembali bertugas, ditemani Adel yang menolak pulang ke Bogor demi menemani suaminya bertugas.
Adel membantu suaminya mengontrol distribusi bantuan ke Palu.
Adel juga terlihat sangat berbaur dan dekat dengan masyarakat. Ia mengunjungi berbagai pengungsian dan secara langsung membagikan bantuan.
Adel memeluk, menguatkan serta mendengarkan keluhan warganya yang kemudian juga datang ke dapur-dapur umum dan menjenguk korban luka-luka.
View this post on Instagram
Masih banyak lagi momen diabadikan Pasha demi dedikasinya kepada masyarakat Palu.
Seolah tak terlihat jarak antara Pasha dan warganya, seperti yang diisukan awal Pasha menjabat sebagai Wakil Wali Kota.
Pasha membantu pembangunan demi pembangunan, membantu distribusi banutuan dengan menyopir kendaraan pikap ke tenda pengungsian untuk mengantar bantuan.
Pasha terlihat lebih kusam dibanding biasanya, wajahnya terlihat lelah, tetapi ia tak berhenti naik turun mobil mengambil bantuan.
Pasha juga meladeni masyarakat yang ingin dekat dengannya, memeluknya, menggendong dan menghibur anak-anak di pengungsian.
View this post on Instagram
Kedekatan Pasha seolah meruntuhkan anggapan bahwa Pasha tak pantas menjadi pemimpin.
Buktinya? Masyarakat larut dalam dekapan Pasha saat ia berkunjung.
Mereka menyambut dan antusias dengan kedatangan Pasha, seolah mendapat sumber suntikan energi baru.
Baca Juga : Saksi Kunci Petaka Hilangnya Petobo Akibat Gempa dan Tsunami di Palu Hingga Jenazah yang Makin Menumpuk
Semangat demi semangat diperlihatkan masyarakat yang dikunjungi Pasha dan tentunya pemerintahan pusat.
“Bangkit,” begitu teriak Pasha bersama bocah-bocah di tenda pengungsian.
View this post on Instagram
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Instagram,wikipedia |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR