Saat ini, kita tengah memasuki awal musim hujan di mana pengumpulan awan hujan sedang aktif.
Posisi matahari pun tepat di wilayah bumi selatan yang sama artinya dengan sedang berada di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak diterima.
"Matahari saat ini berada di belahan bumi selatan, sekitar wilayah Indonesia. Jadi penyinaran yang kita dapat langsung," sambungnya.
Baca Juga : Suhu di Jawa Terasa Semakin Panas, Ternyata Hal Ini Penyebabnya!
Terlebih dengan kelembapan udara yang rendah, faktor lain yang berpengaruh terhadap naiknya suhu di Jawa.
Dengan naiknya suhu ini serta posisi matahari yang dekat dengan wilayah Indonesia tentu membuat sengatan matahari langsung mengenai kulit kita.
Padahal, terlalu lama di bawah sinar matahari bisa mengakibatkan kulit terbakar yang ditandai dengan ras perih, sensitif hingga panas.
Memang banyak hal yang dapat kita lakukan untuk memulihkan rasa terbakar itu, seperti mandi dengan air dingin, menggunakan pelembap kulit serta hindari terkena sinar matahari untuk sementara waktu.
Meski kulit mudah pulih, ada beberapa hal yang seharusnya tidak kita lakukan agar peradangan pada kulit benar-benar sembuh.
1. Memakai pakaian ketat
Setelah kulit terbakar, biarkan lah kulit kita untuk 'bernapas' terlebih dahulu.
"Tubuh mencoba merespon trauma dengan meningkatkan aliran darah ke area yang terbakar untuk mempercepat pemulihan. Kondisi ini membuat area menjadi merah, hangat, dan ada peradangan. Memakai baju ketat akan memperbesar respon ini sehingga kulit semakin bengkak," kata Dr.Shereene Idriss, ahli dermatologi, melansir Kompas.com.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR