Nakita.id - Saat ini, suhu kota-kota di pulau Jawa sedang berada di kisaran antara 34 hingga 37,4 derajat Celcius.
Mengingat Indonesia termasuk ke dalam wilayah tropis, suhu maksimum wilayah Jawa dan Indonesia dalam 30 tahun terkahir juga berada di kisaran angkat tersebut.
Menurut Kepala Humas BMKG, Hary Djatmiko, angka ini masih dalam taraf wajar.
Baca Juga : Suhu di Jawa Semakin Panas, Hindari Hal Ini Setelah Kulit Terbakar Matahari Agar Tidak Makin Parah!
"Masih dalam tataran normal," ujarnya, melansir laman Kompas.com.
Terlebih, sekarang ini sedang dalam masa pancaroba, sehingga hawa panas masih dianggap umum terjadi.
Sebab, waktu kita sekarang ini sedang memasuki awal musim hujan di mana pengumpulan awan hujan sedang aktif.
Tak hanya itu, posisi matahari yang sedang berada tepat di wilayah bumi selatan sangat berpengaruh pada Indonesia.
Saat ini, posisi matahari sedang berada di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak diterima.
"Matahari saat ini berada di belahan bumi selatan, sekitar wilayah Indonesia. Jadi penyinaran yang kita dapat langsung," tuturnya lagi.
Tak heran jika saat siang hari, kulit kita akan terasa seperti terbakar meski baru terkena sinar matahari sedikit.
Australian Cancer Council pada 2011 mengeluarkan rekomendasi untuk tidak terpapar sinar matahari terlalu lama pada awal pagi hari atau terlalu sore.
Dari laporan itu, yang terpenting adalah jangan terpapar sinar radiasi ultraviolet secara berlebihan, karena hal ini dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak.
Baca Juga : 8 Bahaya Akibat Cuaca Panas yang Mengancam Jiwa Bayi
Ada tiga jenis radiasi UV yang dipancarkan matahari, namun hanya UVA dan UVB yang berpengaruh pada tubuh manusia.
Dari semua bagain tubuh, ada bagian yang tidak diperbolehkan untuk terpapar sinar matahari terlalu lama, yaitu kepala dan leher.
Di Amerika Serikat, kanker kulit paling banyak ditemukan pada dua area tubuh itu.
"Area lain yang juga rentan adalah dahi, bibir dan telinga. Bagian tubuh yang sering lupa dipakaikan tabir surya," ujar dokter dermatologi dari Ichan School of Medicine, Orit Markowitz.
Paparan sinar matahari yang sebentar namun sering justru akan berakumulasi, berbeda dengan saat ke pantai karena biasanya kita akan langsung memakaikan tabir surya atau topi.
"Banyak orang juga tidak menaruh perhatian pada bagian dada dan pundak," tutur ahli dermatologi dari NYU Langone, Jennifer A.Stein.
Ia menjelaskan, bahwa area dada memiliki kulit yang mirip dengan area wajah.
Sehingga jika kulit pada aera dada sering terpapar sinar matahari, lama kelamaan akan jadi keriput.
Oleh karena itu, kedua ahli dermatologi itu menyarankan untuk melindungi bagian yang sudah disebutkannya tadi.
"Memakai pakaian yang tepat juga penting karena memiliki efek perlindungan lebih baik dari tabir surya, terutama di bagian pundak dan dada," ujar Stein.
Tak hanya itu, saat berenang pun disarankan untuk memakai baju renang yang menutupi bagian dada dan pundak.
Baca Juga : Cuaca Panas dan Gerah? Markisa Punch Ini Bikin Sejuk Pol!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR