Baca Juga : Berita Kesehatan: Intan Khasanah Tegar Lawan Kanker Getah Bening, Kondisi Melemah Karena Kemoterapi 23 Kali
F. Masalah darah
Bayi prematur berisiko mengalami masalah darah seperti anemia dan ikterus yang baru lahir.
Anemia adalah kondisi umum di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah.
Sementara semua bayi baru lahir mengalami penurunan jumlah sel darah merah yang lambat selama bulan-bulan pertama kehidupan, penurunannya mungkin lebih besar pada bayi prematur.
Ikterus yang baru lahir adalah perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi yang terjadi karena darah bayi mengandung kelebihan bilirubin, zat berwarna kuning, dari hati atau sel darah merah.
Meskipun ada banyak penyebab penyakit kuning, itu lebih sering terjadi pada bayi prematur.
Baca Juga : Intip Rumah Mewah Najwa Shihab, Luasnya Bak Rumah Keluarga Dinasti!
G. Masalah metabolisme
Bayi prematur sering mengalami masalah dengan metabolisme mereka.
Beberapa bayi prematur dapat mengembangkan kadar gula darah yang rendah secara abnormal (hipoglikemia).
Hal ini dapat terjadi karena bayi prematur biasanya memiliki simpanan simpanan glukosa yang lebih kecil daripada bayi yang cukup bulan.
Bayi prematur juga memiliki lebih banyak kesulitan mengubah glukosa yang tersimpan menjadi bentuk glukosa aktif yang lebih bermanfaat.
H. Masalah sistem kekebalan
Sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang pada bayi prematur dapat menyebabkan risiko infeksi yang lebih tinggi.
Infeksi pada bayi prematur dapat dengan cepat menyebar ke aliran darah, menyebabkan sepsis, infeksi yang menyebar ke aliran darah.
Komplikasi kelahiran prematur jangka panjang
A. Cerebral palsy
Cerebral palsy adalah gangguan gerakan, tonus otot atau postur yang dapat disebabkan oleh infeksi, aliran darah yang tidak adekuat atau cedera pada otak yang baru lahir berkembang baik di awal kehamilan atau saat bayi masih muda dan belum dewasa.
Baca Juga : Wajah Ibu Kandung Najwa Shihab, Cantik, Awet Muda dan Pintar Persis Anaknya!
B. Gangguan kecerdasan
Bayi prematur lebih mungkin untuk tertinggal di belakang rekan-rekan jangka penuh mereka pada berbagai tonggak perkembangan.
Setelah usia sekolah, seorang anak yang lahir prematur mungkin lebih cenderung memiliki ketidakmampuan belajar.
C. Masalah penglihatan
Bayi prematur dapat mengembangkan retinopati prematuritas, penyakit yang terjadi ketika pembuluh darah membengkak dan tumbuh di lapisan saraf sensitif cahaya di bagian belakang mata (retina).
Kadang-kadang pembuluh retina yang abnormal secara bertahap menggores retina, menariknya keluar dari posisinya.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Merawat Organ Intim Wanita Agar Tetap Sehat!
Ketika retina ditarik menjauh dari bagian belakang mata, itu disebut pelepasan retina yakni suatu kondisi yang jika tidak terdeteksi dapat merusak penglihatan dan menyebabkan kebutaan.
D. Masalah pendengaran
Bayi prematur berisiko mengalami gangguan pendengaran. Semua bayi akan diperiksa pendengarannya sebelum pulang ke rumah.
E. Masalah gigi
Bayi prematur yang sakit kritis berisiko lebih besar mengalami masalah gigi, seperti erupsi gigi yang tertunda, perubahan warna gigi dan gigi yang tidak selaras.
Baca Juga : Risa Saraswati Si Perempuan Indigo Tunangan, Calon Suaminya Juga Menyukai Hal Mistis
F. Masalah perilaku dan psikologis
Anak-anak yang mengalami kelahiran prematur mungkin lebih mungkin daripada bayi jangka panjang untuk memiliki masalah perilaku atau psikologis tertentu, serta keterlambatan perkembangan.
G. Masalah kesehatan kronis
Bayi prematur lebih cenderung memiliki masalah kesehatan kronis yang beberapa di antaranya mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit daripada bayi cukup bulan.
Infeksi, asma dan masalah makan lebih mungkin berkembang atau menetap. Bayi prematur juga berisiko tinggi mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kisah Kesembuhan Nutri, Pecinta Bakso dan Mie Instan Akhirnya Terkena Miom
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR