4. Alergi
Dermatitis kontak adalah reaksi alergi kulit ketika terkena hal-hal tertentu seperti sabun, lateks, wewangian, perhiasan, produk kosmetik, atau poison ivy.
Karena ini terkait dengan gatal, reaksi ini juga bisa mengarah pada perkembangan ketombe.
Jika Moms sering mengganti gel dan semprotan, ada kemungkinan kulit Moms sensitif terhadap satu atau lebih bahan yang digunakan dalam produk penataan rambut ini.
Baca Juga : Meski Kaya Manfaat, 4 Kondisi Tubuh Ini Tidak Dianjurkan Konsumsi Daun Salam
Perawatan tertentu seperti pelurusan rambut permanen juga bisa memicu reaksi.
Pada daftar alergen potensial, Mayo Clinic termasuk Formaldehyde, bahan kimia berbahaya yang mungkin digunakan dalam beberapa proses pelurusan.
5. Diet
Bagi kita yang sedang menjalani program diet, waspadalah. Pola diet yang kita jalani bisa menjadi penyebab munculnya ketombe.
Melakukan diet bisa membuat kita kehilangan nutrisi atau mengalami alergi terhadap jenis makanan tertentu.
Para ahli menyarankan agar kita mengonsumsi vitamin B, zat besi, dan beberapa jenis lemak untuk mencegah munculnya ketombe.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Tak Hanya Suwarti, Kate Middleton Juga Pernah Main Tenis Meja Saat Hamil 6 Bulan, Amankah?
6. Sakit
Orang yang pernah mengalami cedera kepala parah atau memiliki riwayat penyakit neurologis dan parkinson berisiko mengalami dematitis seboroik dan ketombe.
Ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Selain itu, mereka yang baru pulih dari stroke atau serangan jantung juga berisiko tinggi mengalami ketombe dibandingkan orang lain.
Kondisi kulit tertentu seperti eksim, memiliki kutu kepala, dermatitis seboroik dan psoriasis juga cenderung menyebabkan ketombe.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR