Idrawin justru mengaku bahwa ia tak pernah menjadi saksi nikah Hilda dan Kriss. Ia hanya menjadi saksi nikah adik Kriss.
Bahkan secara mengejutkan, Idrawin mengatakan bahwa foto-foto ijab Kabul yang tersebar dan juga prosesi ijab kabulnya hanya sebatas bercanda.
Benar tidaknya dan pihak mana yang salah atau yang benar dalam kasus ini, hingga saat ini belum terlihat dan terbukti.
Masyarakat masih sibuk menerka-nerka dengan memerhatikan sikap Hilda atau Kriss dalam menyikapi permasalahan.
Namun, meski begitu, akan ada salah satu pihak yang terbukti bersalah, atau bahkan keduanya.
Mereka berbohong dan juga membawa nama pernikahan ke dalam kasusnya tersbut.
Lalu, adakah dampak yang berisiko dari kesalahan yang mereka perbuat?
Kebohongan merupakan isu dan kasus yang sangat rumit, terlebih bila hal tersebut menyangkut perihal rumah tangga dan pasangan.
Dalam kasus Hilda dan Kriss, siapa pun pihak yang berbohong, salah satu di antaranya juga akan membohongi keluarga serta pasnagan mereka masing-masing.
Hal tersebut dampaknya akan besar dan juga memicu seseorang akan terus melakukan kebohongan.
Ini bukan suatu hal yang bisa dianggap remeh, menurut para ilmuwah.
Source | : | psychology today,nakita.id,Bustle |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR