Nakita.id - Kasus pertikaian antara Hilda Vitria dan Kriss Hatta hingga kini masih ramai jadi perbincangan.
Prahara rumah tangga keduanya seolah tak pernah usai.
Sejak awal tahun lalu, nama Hilda Vitria mencuat lantaran hubungan asmaranya dengan Billy Syahputra.
Ketika ia tengah menjalin hubungan asmara dengan Billy, seorang aktor tampan datang dan mengaku sebagai suami sah Hilda.
Aktor tersebut adalah Kriss Hatta. Awalnya, Kriss datang tanpa memberi bukti, namun akhirnya banyak bukti yang mencuat, salah satunya foto ijab Kabul Hilda dan Kriss.
Tak terima kekasihnya dituding menjadi istri orang dan bahkan Billy dituduh menjadi laki-laki perebut istri, Billy naik pitam.
Baik Billy maupun Kriss, sempat diundang di salah satu acara dengan waktu berbeda untuk memberi klarifikasi, namun keduanya memberi klarifikasi berbeda.
Baca Juga : Belajar dari Kasus Kriss Hatta Beberkan Urusan Ranjang, Apa Dampak Ranah Pribadi Dibongkar?
Billy tetap berpegang teguh bahwa ia merupakan kekasih Hilda dan kekasihnya belum pernah menikah.
Begitu pula dengan Kriss, ia tetap kuat dengan pengakuannya bahwa ia merupakan suami sah dari kekasih Billy.
Kisah tersebut menjadi makin panjang setelah Hilda dan Billy dikabarkan putus.
Berbagai spekulasi muncul, mulai dari menuding bahwa Billy telah menyerah dan lain sebagainya.
Tetapi nyatanya hubungan mereka kembali terjalin, dan lagi-lagi Kriss datang.
Saat sudah rukun, Hilda dan ibundanya diundang dalam salah satu talk show, ibu Hilda menampik bahwa anaknya benar-benar resmi menikah.
Terkait hal tersebut ibunda Hilda, Rahmawati ikut angkat bicara di acara Pagi Pagi Pasti Happy.
Didampingi oleh dua kuasa hukum Hilda Vitria, Rahmwati menceritakan awal mula mendengar kabar anaknya menikah dengan Kriss Hatta.
Rahmawati mengungkap dirinya pernah bertemu dengan Kriss Hatta ketika suaminya, ayah tiri Hilda sakit di rumah sakit.
Ia mengaku memang mengenal Kriss Hatta sebagai kekasih anaknya, Hilda Vitria.
Karena itu ia mengira Kriss Hatta datang ke rumah sakit untuk menjenguk ayah tiri Hilda Vitria.
Baca Juga : Billy Syahputra Punya Hutang Hingga Puluhan Juta ke Hilda, Ternyata Hilda Lebih Kaya?
Saat sedang menjenguk, Kriss Hatta tiba-tiba berkeinginan mengajak Rahmawati berbicara serius mengenai hubungannya dengan Hilda.
Saat itu Rahmawati mengira Kriss Hatta akan membicarakan persoalan putus hubungannya dengan Hilda Vitria.
Sebab sebelumnya Hilda sempat bercerita sudah putus hubungan dengan Kriss Hatta.
Tapi, ternyata Kris Hatta justru memberi tahu perihal pernikahannya dengan Hilda Vitria.
"Tapi ternyata si Kriss ngeluarin buku nikah itu, kaget saya di depan papahnya juga kan. Makanya langsung saya ambil, saya umpetin (di samping). Saya bilang Kriss jangan bilang di sini, nanti aja ya soalnya papahnya lagi sakit," kata Rahmawati.
Setelah itu Kriss Hatta pun mencoba cerita pelan-pelan mengenai pernikahannya dengan Hilda Vitria.
Rahmawati tak pernah menduga hal tersebut akan terjadi lantaran Hilda tak terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.
"Karena Hilda ngga ngomong apa-apa. Dia kalau datang ke rumah juga wajar, ngga ngomong apa-apa, ngga ada tingkah laku yang gimana-gimana," tuturnya.
Baca Juga : Anggita Sari Angkat Bicara Perihal Isu Berhubungan Intim di Lapas dengan Terpidana Mati
Ibunda Hilda merasa heran melihat buku nikah yang diberikan oleh Kriss Hatta ketika itu.
Karena penasaran, ia pun meminta paman Hilda untuk mengecek kebenaran pernikahan Hilda tersebut di KUA Jati Asih, Bekasi.
Ia juga sempat menanyakan perihal buku nikah tersebut pada Hilda Vitria di rumah.
Hilda mengaku pernikahan tersebut tidak ada dan mengatakan Kriss Hatta berbohong.
Uya Kuya pun memastikan pada Rahmawati, jikalau Hilda benar mengatakan bahwa Kriss berbohong, atas dasar apa Hilda bersikap seperti itu.
"Menurut tante Hilda berbohong karena memang tidak ada pernikahan atau memang Hilda takut sama tante?" tanya Uya Kuya.
"Ya nggak tahu juga ya, kalau (feeling) tante sih ya mungkin Hilda ada rasa takut juga," kata ibunda Hilda sempat berpikir.
Tapi, ketika ditanya feeling-nya sebagai ibu, Hilda menikah sungguhan atau tidak. Rahmawati merasa tidak ada pernikahan antara Hilda dan Kriss Hatta.
Sebab Rahmawati merasa tidak pernah menikahkan anaknya dengan Kriss Hatta. Ia juga mendapati tanggal yang tercantum di buku nikah adalah 26 September.
Sedangkan ketika melihat data KUA Jati Asih, tanggal yang tercantum justru 1 Oktober.
Karena itu, pihak Hilda masih berusaha mengajukan banding terkait keputusan hakim yang seolah membenarkan adanya pernikahan dengan Kriss Hatta.
Pengakuan tersebut dianggap masyarakat masih abu, mereka masih mempertanyakan kebenaran kasus ini, sampai akhirnya tersiar kabar bahwa pernikahan keduanya dianggap sah menurut hokum.
Keputusan ini diketahui berdasarkan unggahan snapgram Kriss Hatta pada Kamis (6/9) kemarin.
Di snapgram tersebut Kriss Hatta terlihat begitu senang saat diberi kabar mengenai hasil persidangannya oleh sang pengacara.
"Gue baru dapat kabar dari lawyer gue, Allahu Akbar.. gugatan ditolak, kita menang. Yeahhh gue menang, menang," teriak Kriss Hatta saat baru saja membaca pesan yang diterimanya.
Baca Juga : Selain Supir Taksi Online, Ayu Ting Ting Ungkap Fakta Lain Soal Kriss Hatta
Tak heran jika Kriss bergitu senang mendengar kabar tersebut, pasalnya, selama ini ia dituding ingin numpang tenar saja.
Namun dengan 'kemenangan' ini, Kriss Hatta dapat membuktikan bahwa dirinya dan Hilda sudah pernah menikah sejak 2015 lalu.
Di saat pihak Kriss senang dengan kabar ini, pihak Hilda pun harus tersenyum kecut.
Tak terima gugatan pembatalan pernikahannya ditolak oleh majelis hakim, Hilda pun berencana mengajukan banding.
"Kami sangat menyayangkan majelis hakim menolak gugatan klien kami. Kami bakal ajukan banding," kata salah satu kuasa hukum Hilda, Rangga Wiliandi, melansir Kompas.com.
Ia masih merasa masih banyak kejanggalan dalam buku nikah yang dijadikan bukti oleh Kriss.
Sayangnya majelis hakim tidak mempermasalahkan hal itu, padahal ada kesalahan pada penulisan, domisili dan tanda tangan Hilda sendiri.
Tak berhenti sampai di situ, Kriss memancing amarah Hilda, Billy dan keluarga dengan melecehkan dan nama Hilda di depan khalayak umum.
Ia mengungkapkan bahwa selama menikah dengan Hilda, ia sudah berhubungan intim dengan Hilda sampai ribuan kali, sehingga ia rela bila Hilda akan dijadikan istri Billy.
Sontak ujaran tersebut memancing emosi dan membuat keluarga Hilda melaporkan Kriss dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Kasus ini seolah tak terdengar lagi kabarnya, sampai akhirnya kedua belah pihak saling menuntut dan tiba suatu saat, seseorang yang diduga saksi pernikahan mereka memberi sebuah pernyataan.
Fakta tersebut dibongkar dalam acara Pagi Pagi Pasti Happy yang dibawakan Uya Kuya.
Saksi pernikahan bernama Irdawin Bachrul didatangkan Uya saat Hilda menjadi bintang tamunya.
Dalam kesempatan tersebut, Idrawin menyangkal menjadi saksi nikah Hilda dan Kriss.
Baca Juga : Belajar dari Kasus Kriss Hatta Beberkan Urusan Ranjang, Apa Dampak Ranah Pribadi Dibongkar?
Idrawin justru mengaku bahwa ia tak pernah menjadi saksi nikah Hilda dan Kriss. Ia hanya menjadi saksi nikah adik Kriss.
Bahkan secara mengejutkan, Idrawin mengatakan bahwa foto-foto ijab Kabul yang tersebar dan juga prosesi ijab kabulnya hanya sebatas bercanda.
KEBOHONGAN
Benar tidaknya dan pihak mana yang salah atau yang benar dalam kasus ini, hingga saat ini belum terlihat dan terbukti.
Masyarakat masih sibuk menerka-nerka dengan memerhatikan sikap Hilda atau Kriss dalam menyikapi permasalahan.
Namun, meski begitu, akan ada salah satu pihak yang terbukti bersalah, atau bahkan keduanya.
Mereka berbohong dan juga membawa nama pernikahan ke dalam kasusnya tersbut.
Lalu, adakah dampak yang berisiko dari kesalahan yang mereka perbuat?
Kebohongan merupakan isu dan kasus yang sangat rumit, terlebih bila hal tersebut menyangkut perihal rumah tangga dan pasangan.
Dalam kasus Hilda dan Kriss, siapa pun pihak yang berbohong, salah satu di antaranya juga akan membohongi keluarga serta pasnagan mereka masing-masing.
Hal tersebut dampaknya akan besar dan juga memicu seseorang akan terus melakukan kebohongan.
Ini bukan suatu hal yang bisa dianggap remeh, menurut para ilmuwah.
Sifat pembohong seseorang merupakan sifat yang paling mendalam.
Seseorang pada dasarnya tak akan berbohong, terutama pada orang-orang terdekat dan juga keluarganya.
Bila hal tersebut terjadi, sudah pasti orang tersebut memiliki keegoisan tinggi karena tak mampu mengendalikan hawa napsu dan justru mencederai perasaan keluarga.
Ilmuwan juga mengatakan bahwa adanya kebohongan kecil akan terus berlanjut hingga ke kebohongan yang lebih besar.
Kebohongan demi kebohongan lain juga akan terus berdatangan untuk menutupi kebohongan-kebohongan lain.
Awalnya, mungkin kebohongan diciptakan karena ingin memperbaiki citra seseorang, akan tetapi berisiko dan bahkan rawan tertanggap polisi dan dilakukan penahanan karena hukum yang diatur di pemerintah masing-masing.
Baca Juga : Kepergok Nonton Bareng Saat Proses Cerai, Delon Akui Masih Cinta Yeslin Wang
Menurut sumber yang berbeda, pola pikir dan juga kebiasaan sekitar mempengaruhi seseorang melakukan kebohongan.
Menurut Jennifer B. Rhodes, seorang psikolog, “Rasa sakit dan sakit sebelumnya baik dari keluarga atau hubungan lainnya merupakan alasan mengapa seseorang mengembangkan kebohongannya secara umum. Setiap orang perlu melakukan penyembuhan dan mendapatkan tempat terbaik, namun banyak yang menyalahartikan hal tersebut dan memilih berbohong untuk memperbaiki”.
Ditengarai rasa sakit hati hubungan masa lalu, jenis-jenis kebohongan akan terus muncul dan akan timbul perkelahian.
Biasa jadi, kebohongan saat ini masih bisa dimaafkan dan dibela, tetapi ke depannya, rasa sakit akibat menyimpan kebohongan tetap akan dilontarkan.
“Biasanya, ketika orang-orang berpegang pada masalah masa lalu (kebohongan yang pernah dilakukan), cukup banyak perdebatan yang akan muncul di kemudian hari karena baru bisa tersalurkan rasa kesalnya,” begitu tutur Nocole Richardson, Penasihat Professional Berlisensi dan Perkawinan Berlisensi Keluarga.
Ia juga mengatakan bahwa awal kebohongan akan merasa baik-baik saja lantaran sulitnya menyadari adanya rasa sakit. Kemudian rasa sakit akan muncul sebagai bentuk kekecewaan.
Lalu apa yang dilakukan oleh pelaku kebohongan? Ia tak segan menutupi kesalahannya dan menciptakan kebohongan baru, bergitu seterusnya.
Untuk menghilangkan kesalahan dan juga kebohongan masa lalu, ada yang perlu diperhatikan dan sangat mudah.
1. Membuat kejujuran
Sekecil apa pun kesalahan, lebih baik mengakui dan jujur apa adanya.
Meski kadang bagi beberapa orang menyakitkan, tetapi nyatanya dengan kejujuran, pasangan akan lebih memiliki kepercayaan penuh dan tak khawatir menjalani masa depan.
2. Meminta maaf
Baca Juga : Billy Syahputra Berniat Undang Kriss Hatta Saat Menikah Nanti, Begini Reaksi Hilda Vitria!
Banyak orang yang sudah melakukan kebohongan takut untuk meminta maaf.
Bila seseorang terlanjur berbohong, ada baiknya bila kebohongannya harus segera ditebus dengan rasa bersalah.
Minta maaf adalah hal paling mudah yang bisa dilakukan.
“Saya benar-benar takut Anda akan kecewa jika tahu saya berbohong,” begitu kiranya pemikiran orang.
Akan tetapi, ada baiknya meminta maaf ketika terlanjur melakukan kebohongan, daripada menciptakan kebohongan baru yang mencurigakan dan berisiko.
Meski terlihat mudah, melakukan dua hal tersebut sangat susah dan juga sangat canggung. Banyak orang merasa bahwa sikap berbohongnya nantinya akan dilupakan.
Namun bila kasusunya cukup besar bahkan menyangkut harkat martabat orang banyak, seperti kasus Hilda dan Kriss, tidak mungkin bila kebohongannya akan berakhir begitu saja.
Akan ada salah satu atau justru keduanya yang terbukti bersalah karena memberi pengakuan palsu.
Source | : | psychology today,nakita.id,Bustle |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR