Nakita.id - Mendengar tentang penyakit kanker, pasti akan membuat banyak orang khawatir.
Karena tergolong sebagai penyakit yang mematikan, pengobatan kanker terus dikembangkan.
Bahkan, saat ini sudah ada terobosan dan revolusi baru untuk pengobatan kanker yaitu dengan Imunotherapy dan Targeted Therapy.
Baca Juga : Tak Punya Mata dan Hidung Akibat Derita Kanker, Pria 65 Tahun Ini Sampai Diusir Saat Ingin Makan!
Sebelumnya, pengobatan kanker lebih sering menggunakan metode kemoterapi, dimana metode ini sangat ampuh menyasar sel kanker yang sudah menyebar.
Namun kemoterapi ini akan membunuh pula sel normal yang sehat sehingga menimbulkan efek samping tertentu seperti Alopecia, Neutropenia, dan kasus langka seperti Cardiotoxicity.
Sedangkan metode imunoterapi mampu membedakan antara sel kanker dan sel normal.
Sehingga ia hanya akan membunuh sel kanker saja, tidak mengganggu perkembangan sel normal yang sehat.
Dr. Wong Seng Weng dari Singapore Medical Center mengatakan, sel kanker bersembunyi di balik sel normal.
"Sel kanker terkadang bersembunyi di balik sel normal yang sehat, sehingga untuk membidiknya terkadang menyerang juga sel normal yang sehat," kata Dr. Wong Seng.
Baca Juga : Pernah Menikah dengan Konglomerat Indonesia, Begini Mewahnya Kediaman Sosialita Jamie Chua
Wong dalam media gathering yang diselenggarakan Singapore Medical Center dengan tema "Revolusi Global dan Terobosan Baru dalam Pengobatan Kanker" (24/1/2018) di Jakarta Pusat.
Maka imunoterapi ini dikatakan sebagai obat yang dapat mengurangi kematian pada penderita kanker karena lebih cepat dan fokus membidik dan membunuh sel kanker.
Banyak penelitian yang menunjukan, terapi ini dapat mengurangi resiko perkembangan penyakit atau kematian sebanyak 50%.
Untuk imunoterapy, pada 10% pasien mengalami efek buruk yang jelas, 90% sangat sedikit sekali mengalami efek buruk.
"Mengapa 10% itu mengalami efek buruk lain, karena saat sistem imunitasnya memerangi sel kanker, saat itu juga mempengaruhi organ lain, bisa hati, paru-paru, dan kadang sulit untuk di prediksi, memang berpotensi untuk punya efek buruk tapi tidak besar, sangat kecil kecenderungannya," sambung Dr. Wong.
Sebenarnya banyak cara untuk menguatkan sistem imunitas tubuh untuk menyerang kanker, imunoterapi sendiri menggunakan treatment NTPD1 (aktivitas dan regulasi pada sel otot polos vaskular).
Baca Juga : Sering Makan Petai Saat Hamil, Ini yang Akan Terjadi Pada Janin
Imunoterapi dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan antibodi ke dalam darah.
Diberikan melalui infusan 2 sampai 3 minggu sekali pada pasien kanker.
Mengenai biaya pengobatan ini, terbilang sangat mahal. Dr Wong mengatakan tergantung stadium berapa seseorang itu mengidap kanker.
"Tergantung, karena banyak sekali tipe kanker dan kebanyakn dari biaya treatment ini tidak datang dari dokter ataupun rumah sakitnya, tapi dari pembelian antibodi dan pengobatannya.
Jadi tergantung dengan seberapa banyak obat dibutuhkan untuk pasien.
Paling mahal, treatment NTPD1 mencapai $ 10 ribu perbulan (Rp. 151.880.000), untuk beberapa kasus kanker terparah," ungkap Dr. Wong.
Saat ini di Indonesia, pengobatan kanker paru dengan imunoterapi sudah tersedia mulai bulan Juni 2017 di rumah sakit besar.
Baca Juga : Anak Suka Mengisap Jempol? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pengobatan ini mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk pengobatan kanker stadium lanjut lini kedua, atau setelah gagal dengan pengobatan lini pertama seperti pembedahan atau kemoterapi.
Sementara itu, pengobatan imunoterapi hanya efektif pada pasien kanker yang memiliki ekspresi PD-L1 di atas 1 persen.
Dan untuk mengetahui pasien kanker yang memiliki ekspresi PD-L1 di atas 1 persen, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR