Nakita.id - Perhelatan olahraga difabel se-Asia yakni Asian Para Games 2018 telah resmi ditutup, tepatnya 13 Oktober 2018, di Stadion Madya Gelora Bung Karno.
Menjadi tuan rumah Asian Para Games yang pertama, Indonesia berhasil menorehkan prestasi yang gemilang dengan menempati urutan ke 5 dari 43 negara se-Asia.
Baca Juga : Kisah Perjuangan Suwarti Bersama Calon Bayi Menyumbang Emas Asian Para Games 2018
Tak hanya menjadi momen bersejarah, pertandingan dari 6-13 Oktober itu rupanya juga bisa jadi ajang edukasi bersama bagi masyarakat Indonesia, khususnya terkait dengan kesetaraan dan perjuangan difabel.
Momen ini tentu juga bisa jadi ajang edukasi bagi Si Kecil ya, Moms mengingat pentingnya pembelajaran sejak dini anak terkait dengan toleransi sesama.
Hal ini terlihat dari berbagai antusiasme orangtua yang sejak awal pembukaan acara telah mengikutsertakan Si Kecil menonton bersama.
Jadi ajang quality time, banyak anak yang diajak serta menonton untuk menyaksikan langsung perjuangan para atlet difabel dalam berjuang membanggakan bangsa.
"Ini kali pertama anak-anak liat langsung difabel tanpa tangan atau kaki yang lengkap, jadi sangat kaget ternyata tetap bisa olahraga dan bahkan bertanding. Lebih ke amazed." Ujar Fifi Alvianto, Blogger sekaligus Mom dari dua anak (14/10/18).
Baca Juga : Bangga, Indonesia Punya Wakil Tetap di Komisi Disabilitas PBB!
Rupanya Fifi memboyong kedua anaknya untuk menonton pertandingan bulutangkis Asian Para Games pada 12 Oktober 2018 lalu di Istora Senayan.
Baginya mengajak serta kedua buah hatinya yang masih kecil bisa menjadi edukasi yang berharga terkait difabel itu sendiri, serta semangat juang atlet dalam meraih prestasi.
"Kalau aku lebih menekankan anak-anak ga boleh patah semangat kalau mereka punya kekurangan karena contohnya ada di depan mata dan akhirnya mereka liat sendiri.
Terharu, ga cuma karena mereka hebat bertanding tapi selalu penuh semangat. Kayak pas pertandingan ada yang jatuh tapi usahanya kuat banget biar ga sampai kalah. Sementara kita sehari-hari dengan mudahnya suka menyerah sama keadaan." Pungkasnya.
Terkait dengan hal ini, salah seorang Psikolog mengungkapkan pendapat mengenai cara-cara yang tepat dalam mengedukasi anak.
Melalui interview eksklusif, Psikolog Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., menuturkan bahwa memang Asian Para Games 2018 bisa menjadi salah satu momen mengedukasi isu difabilitas pada anak.
Baginya mengajarkan isu terkait difabel ini penting dilakukan sebagai bentuk edukasi terkait hak asasi manusia dan kesetaraan.
Baca Juga : Bagaimana Cara Menjelaskan Pada Anak Mengenai Orang Disabilitas?
"Manfaatnya anak semakin memahami tentang beragam kondisi seseorang baik fisik, biologis maupun psikologis. Sehingga memberikan pemahaman dasar untuk bisa saling menghargai dan bertoleransi terhadap kondisi dan karakteristik masyarakat kita yang beragam. Dan setiap orang memiliki kondisi khas dan potensinya masing-masing." Tuturnya.
Terkait dengan mengedukasi anak melalui momen pertandingan Asian Para Games maupun ajang serupa, ada beberapa hal yang sebaiknya Moms perhatikan.
1. Beri gambaran anak terlebih dahulu ya, Moms
Menurut Gisella, orangtua hendaknya memberikan gambaran dahulu sebelum menonton pertandingan dengan anak.
Hal ini dilakukan agar anak bisa memahami kondisi di pertandingan.
"Sampaikan bahwa memang kondisi para atlet yang akan kita saksikan akan berbeda dari kondisi fisik kita atau atlet kebanyakan," ujarnya.
2. Fokuskan pada perjuangan sang atlet
"Tekankan pada perjuangan dan kegigihan atlet yang bertanding dan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri nya." Ujar Gisella.
3. Jelaskan dengan sederhana etika berbicara
Jelaskan pada Si Kecil dengan kalimat dan bahasa yang mudah dimengerti terkait dengan difabilitas.
Baca Juga : Ibu 60 Tahun Rawat Putranya Yang Disabilitas, Selamat Hari ibu!
"Jika anak menemukan hal yang berbeda (kondisi difabilitas) itu sebaiknya tidak mengucapkan dengan keras, hindari menunjuk mereka yang berbeda dari kita." Ujar Gisella.
Sebaiknya Moms juga jelaskan 'menunjuk' merupakan perilaku tidak sopan bila dan mungkin akan menyakiti mereka.
Selain itu bila ada yang ingin anak tanyakan maupun bicarakan, sebaiknya memang mengatakannya dengan tenang kepada Moms maupun Dads yang sedang menonton bersama.
Nah Moms, selain melalui ajang kompetisi ini, ada juga cara-cara sederhana yang bisa dilakukan untuk secara berkala mengedukasi anak.
Baca Juga : Berbagi Keceriaan dengan Anak-anak Disabilitas
Menurut Gisella, Moms bisa melakukannya melalui kebiasaan sederhana seperti dengan dongeng, membaca buku tentang beragam difabel, dan menonton film anak.
"Intinya secara sederhana sampaikan pada anal bahwa setiap orang termasuk kita sendiri memiliki kondisi, karakteristik yang berbeda sehingga perlu saling memahami dan mendukung serta menghargai," pungkasnya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR