Nakita.id - Beberapa waktu lalu, Cynthia Lamusu pernah berbagi mengenai kondisi kesehatan salah satu anak kembarnya.
Anak lelakinya, Atharva Bimasena Saputra atau yang akrab dipanggil Bima ini terlihat sering menggunakan kacamata di berbagai kesempatan.
Bukan untuk gaya-gayaan semata, ternyata kacamata yang digunakan Bima adalah kacamata khusus, Moms.
Baca Juga : Cara Unik Cynthia Lamusu Ajarkan Si Kembar Membaca dan Berhitung, Bisa Moms Tiru!
Masih berusia 18 bulan, Bima sudah harus menggunakan kacamata.
Hal ini dikarenakan ia mengalami penyakit langka yang berhubungan dengan gangguan pada matanya.
Bima diketahui menderita retinopathy of prematurity (ROP) atau retinopati prematuritas.
Gangguan mata ini sangat berisiko menyerang anak yang lahir secara prematur, terlebih pada bayi yang memiliki berat badan sangat kecil.
Seperti diketahui sebelumnya, anak kembar Cynthia Lamusu ini lahir secara prematur pada usia kandungan 33 minggu.
Kondisi ini bisa menyebabkan anak menderita ROP yang bisa mengakibatkan pada kebutaan.
Menurut penjelasan Cynthia, Bima telah diketahui mengalami ROP dari hasil screening mata saat dirinya masih di NICU.
Dari hasil screening tersebut ia pun menderita AP ROP (Retinopati posterior agresif prematuritas).
AP ROP adalah bentuk ROP yang parah dan langka yang ditandai dengan perkembangan cepat ke stadium lanjut dengan neovaskularisasi datar di zona 1 atau zona 2.
Sehingga, ia pun harus menggunakan kacamata sejak dini agar tak menyebabkan komplikasi lebih lanjut pada matanya dan tidak menyebabkan kebutaan.
Berkaca dari apa yang dialami oleh anak dari Cynthia Lamusu ini, ada baiknya Moms lebih wasapada.
Terlebih bagi Moms yang sedang hamil dan akan segera melahirkan.
Karena faktor utama munculnya ROP adalah karena kelahiran prematur.
Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghindari adanya kelahiran secara prematur, Moms.
Bayi yang lahir secara prematur memang akan lebih rentan terserang penyakit.
Baca Juga : Happy Salma Pertama Kali Bagikan Potret Lengkap Keluarga Barunya
Seperti dilansir dari Mayo Clinic, meskipun tidak semua bayi prematur mengalami komplikasi.
Lahir terlalu dini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.
Umumnya, semakin dini bayi dilahirkan, semakin tinggi risiko komplikasi.
Berat badan saat lahir juga berperan penting.
Beberapa masalah mungkin terlihat saat lahir, sementara yang lain mungkin tidak berkembang sampai nanti.
Hal ini sebabkan oleh perkembangan organ tubuh yang belum sempurna namun harus terhenti karena terlahir secara prematur.
Baca Juga : 3 Minggu Menjadi Orangtua, Putri Marino Ungkap Hal Paling Berkesan
Melansir dari Healthline, tidak selalu diketahui apa yang menyebabkan persalinan dan kelahiran prematur.
Namun, faktor risiko tertentu dapat berkontribusi pada kelahiran prematur.
Ibu dengan faktor risiko seperti di bawah ini lebih berisiko melahirkan secara prematur.
Faktor yang tidak dapat diubah
Perempuan dengan usia di bawah 17 tahun dan di atas 35 tahun lebih cenderung memiliki kelahiran prematur.
Selain usia, faktor risiko lainnya adalah dari etnis.
Bayi keturunan Afrika lahir prematur lebih sering daripada bayi dari etnis lain.
Baca Juga : Pilih Pasta Gigi Bebas Racun untuk Anak, Hindari 4 Bahan Berikut!
Faktor risiko yang terkait dengan kesehatan umum
Faktor risiko yang terkait dengan gaya hidup
Faktor risiko lain:
Kekerasan dalam rumah tangga meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.
Jika Moms merasa tidak aman di rumah atau ada bahaya seseorang memukul atau menyakiti Moms, carilah bantuan untuk melindungi diri Moms dan bayi yang belum lahir.
Selain itu, pernah memiliki kelahiran prematur sebelumnya juga menjadi salah satu faktor yang berisiko membuat kembali melahirkan bayi prematur.
Kehamilan dengan bayi kembar, kembar tiga atau kelipatan lainnya pun berisiko.
Baca Juga : Dampak Anak Melihat Orangtua Bertengkar di Depannya, dari Masalah Mental Hingga Anoreksia
Interval kurang dari enam bulan antara kehamilan.
Kehamilan melalui fertilisasi in vitro atau bayi tabung.
Masalah dengan rahim, leher rahim atau plasenta.
Beberapa infeksi, terutama cairan ketuban dan saluran genital bawah
Peristiwa kehidupan yang menegangkan, seperti kematian orang yang dicintai atau kekerasan dalam rumah tangga.
Banyak keguguran atau aborsi.
Cedera fisik atau trauma.
Baca Juga : Nyekar ke Makam Eyang, Sandra Dewi Malah Cemburu Pada Suami dan Anaknya
Itu dia beberapa ciri kondisi perempuan yang dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Tapi kelahiran prematur bisa terjadi pada siapa saja.
Bahkan, banyak wanita yang memiliki kelahiran prematur tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.
Source | : | Healthline,Mayo Clinic |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR