Pria yang memiliki varian ini memiliki 26% peningkatan risiko mengalami DE.
Laki-laki yang memiliki dua salinan varian memiliki risiko 59% lebih tinggi, bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko lainnya.
"Kami tahu bahwa ada faktor risiko lain untuk disfungsi ereksi, termasuk merokok, obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular," kata Jorgenson.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Merawat Payudara Juga Penting, Cegah Kanker!
"Apa yang mencolok tentang wilayah di genom manusia yang kami identifikasi adalah bahwa ia bertindak secara independen dari faktor-faktor risiko yang dikenal.
Artinya, lokasi genetik ini tampaknya bertindak khusus pada fungsi seksual."
Hampir setengah dari semua pasien yang didiagnosis dengan disfungsi ereksi tidak melihat gejala mereka membaik dengan perawatan yang tersedia saat ini.
Jika sumber masalah diyakini psikologis (misalnya, gangguan kecemasan), dokter dapat merekomendasikan sesi dengan terapis.
Dalam kasus lain, pasien mungkin diresepkan obat atau bahkan diberikan opsi operasi.
Baca Juga : Elly Sugigi 3 Kali Nikah Cerai, Ini Sumpah Mantan Suami yang Ditinggalkan
Perawatan ini bisa termasuk efek samping seperti sakit kepala, nyeri otot, dan infeksi.
Sementara para ilmuwan melakukan penelitian lebih lanjut pada gen yang diidentifikasi ini, cara terbaik untuk mengurangi risiko disfungsi ereksi adalah mengikuti gaya hidup sehat.
Melakukan olahraga teratur, menjaga berat badan yang sehat, menghindari penggunaan rokok dan obat-obatan terlarang adalah beberapa langkah yang direkomendasikan oleh National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR