Jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi mie instan bisa mengakibatkan gejala seperti sakit kepala, mati rasa di beberapa bagian tubuh hingga kesemutan.
Selain itu, mie instan juga tinggi lemak, kalori, sodium, pewarna buatan, pengawet, zat aditif, perasa dan justru rendah nutrisi.
Dokter umum dan kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Madan Mohan Malviya, India, Dr. Sunil Sharma juga mengatakan mengonsumsi mi instan terlalu sering membahaykan bagi kesehatan karena mengandung bahan-bahan tersebut.
Bukan hanya memicu kanker dan obesitas, mi instan bisa juga menyebabkan diabetes, tekanan darah tinggi, hipertensi dan masalah jantung.
Meski begitu sebenarnya boleh saja seseorang mengonsumsi mi instan asalkan mengubah cara memasak dan hidangannya.
Baca Juga : Angel Lelga Minta Keluarga Vicky Prasetyo Introspeksi Diri dan Jangan Kriminal!
Dalam menghidangkannya, ada baiknya jangan memakan mi instan begitu saja sebagai menu utama.
Melansir dari Kompas.com, menurut Guru Besar Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Endang L. Achadi, mengurangi konsumsi mi instan memang sangat dianjurkan, tetapi mi instan juga bisa menjadi makanan yang sehat.
Caranya dengan menambah bahan-bahan pangan lain ketika memasak agar melengkapi kandungan gizi yang tidak ada atau kurang di dalam mie instan.
Endang mengatakan bahwa karbohidrat yang tinggi dalam mie tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi lain dalam tubuh.
Karena itu, agar kandungan gizi dan nutrisi ada di dalam semangkuk mi, perlu dilengkapi bahan lain, seperti daging ayam, sapi, ikan, tempe atau tahu.
Apalagi jika menambahkan sayur di dalam mie instan yang justru menambah tingkat vitamin dan mineral.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Healthline,nakita,kompas |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR