Nakita.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum lama ini menetapkan bupati Bekasi, Neneng Hassanah Yasin sebagai tersangka suap pengurusan perizinan proyek pembangunan Meikarta, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Baca Juga : Ada Semut di Dalam Telinga Anaknya, Zaskia Mecca Langsung Wanti-wanti Para Ibu!
Menurut Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah, Neneng sedang hamil sekitar tiga sampai empat bulan.
"Bupati memang tidak menyampaikan bahwa dia dalam kondisi hamil. Namun, setelah selang satu hari ketika ada kunjungan dokter menanyakan apakah benar dalam kondisi hamil dan dijawab 'iya'. Jadi, sekitar tiga atau empat bulan," ujar Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, dikutip dari Bangkapost.
Lebih lanjut, Febri mengatakan, bahwa KPK akan memenuhi hak-hak tersangka untuk perawatan dan pengecekan kesehatan.
Baca Juga : Bikin Sulit Hamil, Ini Penyebab Saluran Tuba Fallopi Tersumbat dan Cara Mengobatinya
"Nanti tentu hak-hak untuk perawatan kesehatan itu akan diberikan oleh KPK, misalnya untuk pengecekan perkembangan secara wajar sekali sebulan atau tergantung arahan dokter spesialis. Hak-hak tersebut akan diberikan," kata Febri.
Moms, mendapati kondisi seperti ini, keadaan psikis seorang ibu yang sedang mengandung pasti akan berpengaruh pada janin.
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Endokrinologi.
Stres selama kehamilan dapat memengaruhi mikroba yang berada di vagina ibu hamil.
Baca Juga : Pantas Banyak Miliuner Berasal dari Cina, Begini Rahasia Menabung ala Masyarakat Cina
Akibatnya, saat persalinan normal (pervaginam) nanti, perubahan mikroba tersebut akan menghasilkan perubahan mikrobiom usus kecil bayi, dan akan mengganggu perkembangan otak Si Kecil.
Perubahan ini akan berdampak pada sistem kekebalan dan metabolisme bayi.
Bahkan, para ilmuwan percaya bahwa mikrobiota usus bayi yang terganggu dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf, termasuk autisme dan skizofrenia (gangguan jiwa).
Baca Juga : Mudah! Cara Ini Ampuh Usir Stres dan Bikin Hidup Lebih Bahagia Hanya Dalam #5MenitAja
Stres juga bisa memicu terjadinya perdarahan yang berpengaruh terhadap suplai oksigen ke janin.
Jika suplai oksigen berkurang, bisa memicu terjadinya kelainan pertumbuhan janin.
Kadar yang berat biasanya akan memengaruhi kondisi kejiwaan Moms, sehingga menyebabkan daya tahan tubuhnya menurun.
Jika daya tahan tubuh menurun, dikhawatirkan membuat Moms mudah terserang penyakit.
Begitupun ketika stres, denyut jantung manusia lebih cepat dari biasanya, ditambah hormon adrenalin keluar secara berlebihan
Hal itu yang menyebabkan Moms mudah emosi, kemudian terjadi getaran-getaran stres pada tubuh yang disebabkan meningkatnya hormon stres.
Akhirnya, Moms jadi lebih mudah marah.
Baca Juga : Telinga Anak Zaskia Mecca Kemasukan Semut, Ini Risiko Bila Serangga Masuk ke Dalam Telinga
Padahal, saat hamil harus dalam kondisi tenang dan nyaman agar janin dapat tumbuh dan berkembang optimal.
Selain janin juga butuh suasana yang nyaman yakni dengan detak jantung yang berirama tidak terlalu cepat dan tubuh yang relaks tanpa getaran-getaran stres.
Bagaimana efek negatif dari kondisi ini akan muncul setelah bayi lahir.
Di antaranya, bayi lahir dengan berat badan rendah, mengalami sulit tidur di awal kelahirannya sehingga membuatnya tak cukup istirahat.
Akibatnya bayi pun mudah marah, menangis, dan sulit ditenangkan.
Baca Juga : 5 Daftar Warna Lipstik Agar Wajah Terlihat Fresh dan Awet Muda
Bahkan berdasarkan penelitian, ketidaknyamanan di dalam kandungan dapat membuat bayi tidak memiliki ikatan yang kuat dengan ibunya.
Berdasarkan penelitian pula, ibu hamil dengan tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan keguguran hingga 2—3 kali lipat. Juga bisa terjadi bayi lahir prematur.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | nakita.grid.id,Bangkapost |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR