Baca Juga : #LovingNotLabelling: Olla Ramlan Bersyukur Tidak Pernah Ucapkan Ini pada Anaknya
Kaget? Jangan kaget. Sebab yang namanya labelling itu bukan hanya kalimat negatif yang diberikan, semisal bodoh, kurang ajar, nyebelin, dan masih banyak lagi lainnya.
Kalimat positif seperti; pintar, cantik, mancung, atau yang dicontohkan di atas, adalah labelling juga.
Menurut Ajeng Raviando, Psi, seorang psikolog anak dan keluarga saat diwawancara Nakita.id, mengatakan, saat ini tindakan labeling tidak hanya menggunakan kata-kata negatif seperti ‘malas’, ‘nakal’, ‘bodoh’, tetapi juga kata-kata positif, seperti ‘cantik’, tampan, ‘pintar’, dan lainnya.
Ia bahkan mengaku saat ini lebih sering menemui orangtua melabel anaknya dengan kata-kata yang positif dibandingkan dengan kata-kata negatif.
Padahal kedua hal tersebut sama-sama berbahaya terhadap kualitas hidup dan konsep diri anak.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menurut Teuku Zacky Orangtua Harus Hati-Hati Lakukan Ini pada Anak!
Kita sebagai orangtua melakukan itu, "Ingin memotivasi anak, sayangnya jika labelling tersebut tidak sesuai dengan potensi anak justu kasihan untuk si anak. Dirinya tidak tahu potensinya dia dimana,” ujar Ajeng saat ditemui Nakita.id di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin (10/9).
Menurut Ajeng, pemberian label positif sebenarnya tidak masalah selama tidak membebani anak.
Selain itu, penting untuk orangtua menjelaskan lebih spesifik dari pemberian label yang dimaksud.
Senada dengan Ajeng, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga, dari Universitas Indonesia, saat diwawancara Nakita.id, menjelaskan bahwa efek labeling itu tidak melulu negatif. Ada juga yang positif.
Baca Juga : [VIDEO] Bolehkah Mengatakan 'Bodoh' Pada Anak? #LovingNotLabelling
Labeling bisa memotivasi seseorang untuk mencapai seperti yang diharapkan, sebab labeling sama seperti memberikan label di kaleng makanan.
Dimana kita menempatkan kata-kata tertentu pada seseorang yang seakan-akan memberikan merek bahwa dia adalah seperti itu.
Namun, dibalik efek positif tersebut, tersimpan pula efek negatif bila tindakan labeling diberikan secara terus-menerus dan tanpa pembuktian.
“Efek negatif labeling itu banyak yang negatif. Efek negatif labeling itu adalah membatasi,” ujar Anna Surti Ariani atau yang akrab disapa Nina ini saat ditemui dikawasan Depok, Jawa Barat, pada Kamis (13/9).
Nina menjelaskan setidaknya ada 3 efek negatif yang perlu disadari dari tindakan labeling pada anak; membatasi minat, membatasi konsep diri, dan membatasi cara orang memperlakukan anak
Nina menjelaskan bahwa pembatasan tidak hanya dirasakan oleh anak tetapi juga orang disekitar anak.
Baca Juga : [VIDEO] Tips Mengatakan 'Malas' Yang Benar Pada Anak #LovingNotLabelling
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | nakita.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR