Penting diingat, “Efek labelling yang paling signifikan adalah label dari orangtua dan keluarga, karena bagaimana pun itu adalah lingkungan terdekat anak," pun lanjut Nina, besarnya efek labelling bukan hanya dari kedekatan terhadap anak, tetapi juga seberapa sering label itu disampaikan kepada anak.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Si Kecil Alergi? Ini Cara Mudah Mendeteksinya
“Semakin sering itu disampaikan dan intonasinya juga keras, maka itu akan lebih berpengaruh pada anak dibandingkan yang lebih jarang dikatakan dan sambil lalu,” tambahnya.
Para ahli mengatakan, anak yang masih di bawah usia 12 tahun masih sangat mudah terpengaruh oleh labelling yang dilekatkan padanya.
Lucunya di zaman sekarang ini, walau sudah banyak orangtua yang tahu mengenai labelling pada anak juga konsekwensinya, akan tetapi tetap saja kerap melakukan labelling pada anak.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Alasannya tidak lain adalah karena ketidak mampuan dalam mengontrol kata-kata, kalimat, ucapan yang diberikan kepada anak.
Nah, oleh karena itu supaya labelling tidak terjadi, selain memahami apa itu labelling, pengaruh dan dampaknya, juga orangtua harus mampu mengontrol kata, kalimat, dan ucapannya kepada anak dalam situasi dan kondisi apapun.
Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Saat Hamil Harus Rajin Minum Suplemen Vitamin, Jangan Percaya, Bayi Bisa Cacat!
Untuk itulah, Sabtu 3 November 2018, pukul 09.00-12.00 WIB, Nakita.id mengadakan acara Sharing Session & Coaching Clinic mengenai hal ini.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | nakita.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR