Nakita.id – #LovingNotLabelling. Stop melebel anak sekarang juga. Karena ungkapan dan wujud cinta orangtua kepada anak bukan dengan cara melebelnya.
Berbicara mengenai labelling, Moms tentu pernah mendengar istilah bahwa ucapan orangtua adalah doa untuk anak.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Nia Ramadhani Ungkap Pola Asuh Pada 3 Anaknya
Karenanya tak jarang kan kita mendengar atau melakukan, "Ih, anak mama pintar sekali deh. I love you."
Ada juga, "Wow, hasilnya amazing sekali nak! Pintar, hebat, keren sekali anak ayah satu ini."
Pujian seperti di atas, juga kata ‘cantik’, ‘tampan’, ‘pintar’, dan masih banyak lainnya, yang diberikan orangtua kepada anak mempunyai harapan kata-kata tersebut akan menjadi doa dan bisa terwujud di masa mendatang.
Tapi siapa sangka, bila kalimat, ungkapan pujian, dengan kata-kata tersebut ternyata bisa merujuk pada tindakan labeling yang justru memiliki pengaruh negatif pada perkembangan kualitas dan konsep diri anak.
Baca Juga : [GloryStory] Hati–hati Berucap Pada Anak! #LovingNotLabelling
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Olla Ramlan Bersyukur Tidak Pernah Ucapkan Ini pada Anaknya
Kaget? Jangan kaget. Sebab yang namanya labelling itu bukan hanya kalimat negatif yang diberikan, semisal bodoh, kurang ajar, nyebelin, dan masih banyak lagi lainnya.
Kalimat positif seperti; pintar, cantik, mancung, atau yang dicontohkan di atas, adalah labelling juga.
Menurut Ajeng Raviando, Psi, seorang psikolog anak dan keluarga saat diwawancara Nakita.id, mengatakan, saat ini tindakan labeling tidak hanya menggunakan kata-kata negatif seperti ‘malas’, ‘nakal’, ‘bodoh’, tetapi juga kata-kata positif, seperti ‘cantik’, tampan, ‘pintar’, dan lainnya.
Ia bahkan mengaku saat ini lebih sering menemui orangtua melabel anaknya dengan kata-kata yang positif dibandingkan dengan kata-kata negatif.
Padahal kedua hal tersebut sama-sama berbahaya terhadap kualitas hidup dan konsep diri anak.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menurut Teuku Zacky Orangtua Harus Hati-Hati Lakukan Ini pada Anak!
Kita sebagai orangtua melakukan itu, "Ingin memotivasi anak, sayangnya jika labelling tersebut tidak sesuai dengan potensi anak justu kasihan untuk si anak. Dirinya tidak tahu potensinya dia dimana,” ujar Ajeng saat ditemui Nakita.id di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin (10/9).
Menurut Ajeng, pemberian label positif sebenarnya tidak masalah selama tidak membebani anak.
Selain itu, penting untuk orangtua menjelaskan lebih spesifik dari pemberian label yang dimaksud.
Senada dengan Ajeng, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga, dari Universitas Indonesia, saat diwawancara Nakita.id, menjelaskan bahwa efek labeling itu tidak melulu negatif. Ada juga yang positif.
Baca Juga : [VIDEO] Bolehkah Mengatakan 'Bodoh' Pada Anak? #LovingNotLabelling
Labeling bisa memotivasi seseorang untuk mencapai seperti yang diharapkan, sebab labeling sama seperti memberikan label di kaleng makanan.
Dimana kita menempatkan kata-kata tertentu pada seseorang yang seakan-akan memberikan merek bahwa dia adalah seperti itu.
Namun, dibalik efek positif tersebut, tersimpan pula efek negatif bila tindakan labeling diberikan secara terus-menerus dan tanpa pembuktian.
“Efek negatif labeling itu banyak yang negatif. Efek negatif labeling itu adalah membatasi,” ujar Anna Surti Ariani atau yang akrab disapa Nina ini saat ditemui dikawasan Depok, Jawa Barat, pada Kamis (13/9).
Nina menjelaskan setidaknya ada 3 efek negatif yang perlu disadari dari tindakan labeling pada anak; membatasi minat, membatasi konsep diri, dan membatasi cara orang memperlakukan anak
Nina menjelaskan bahwa pembatasan tidak hanya dirasakan oleh anak tetapi juga orang disekitar anak.
Baca Juga : [VIDEO] Tips Mengatakan 'Malas' Yang Benar Pada Anak #LovingNotLabelling
Penting diingat, “Efek labelling yang paling signifikan adalah label dari orangtua dan keluarga, karena bagaimana pun itu adalah lingkungan terdekat anak," pun lanjut Nina, besarnya efek labelling bukan hanya dari kedekatan terhadap anak, tetapi juga seberapa sering label itu disampaikan kepada anak.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Si Kecil Alergi? Ini Cara Mudah Mendeteksinya
“Semakin sering itu disampaikan dan intonasinya juga keras, maka itu akan lebih berpengaruh pada anak dibandingkan yang lebih jarang dikatakan dan sambil lalu,” tambahnya.
Para ahli mengatakan, anak yang masih di bawah usia 12 tahun masih sangat mudah terpengaruh oleh labelling yang dilekatkan padanya.
Lucunya di zaman sekarang ini, walau sudah banyak orangtua yang tahu mengenai labelling pada anak juga konsekwensinya, akan tetapi tetap saja kerap melakukan labelling pada anak.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Alasannya tidak lain adalah karena ketidak mampuan dalam mengontrol kata-kata, kalimat, ucapan yang diberikan kepada anak.
Nah, oleh karena itu supaya labelling tidak terjadi, selain memahami apa itu labelling, pengaruh dan dampaknya, juga orangtua harus mampu mengontrol kata, kalimat, dan ucapannya kepada anak dalam situasi dan kondisi apapun.
Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Saat Hamil Harus Rajin Minum Suplemen Vitamin, Jangan Percaya, Bayi Bisa Cacat!
Untuk itulah, Sabtu 3 November 2018, pukul 09.00-12.00 WIB, Nakita.id mengadakan acara Sharing Session & Coaching Clinic mengenai hal ini.
Topik yang diangkat adalah “Stop Labelling Pada Anak!” Kenali Metode Hypnotalk Untuk Kendalikan Emosi.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Steroid Karena Cespleng Jadi Obat Dewa, Faktanya...
Acara ini akan dilangsungkan di Gedung Kompas Gramedia Lt. 8, Jalan Panjang No. 8A, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Adapun yang menjadi pembicaranya adalah pakar yang ahli dibilang ini, yaitu; Erfianne S. Cicilia, S.Psi dan Coach leader Nunny Hersianna, moderator; Glory Oyong.
Dengan mengikuti acara ini para peserta akan membawa pulang kemampuan:
* Membangun kedekatan anak pada orang tua, juga sebaliknya
* Membantu orang tua mengenali pertumbuhan psikologi anak
* Membantu orang tua mengontrol emosi
* Menumbuhkan kepercayaan diri anak
* dan tentunya kemampuan hypnotalk, supaya bisa menjadi orangtua yang baik untuk anak dan membentuknya menjadi manusia unggul, berprestasi, seperti yang diharapan oleh Moms & Dads.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Lakukan Pijat Bayi Tiap Hari, Sehat Didapat Si Kecil Happy Sepanjang Hari
Nah, jika Moms tertarik dengan acara ini, silahkan daftar dengan mengisi google form di: https://goo.gl/forms/
Syaratnya untuk menjadi peserta; mempunyai anak usia 3-5 tahun, membawa 1 anak dan 1 pendamping, dan untuk ikut acara ini tidak perlu membayar alias tidak dipungut biaya, Free!
#LovingNotLabelling
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Kapan Bayi Diberikan MPASI? Tidak Berpatokan Pada Usia
Source | : | nakita.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR