Nakita.id - Di masa tumbuh kembangnya, membaca dan menulis menjadi tolak ukur penting utamanya bagi anak-anak.
Sayangnya, budaya literasi di Indonesia nyatanya masih rendah.
Menurut data dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,01%.
Artinya, dari 10.000 anak hanya satu anak yang senang membaca.
Tak hanya itu, hasil survei dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang dikeluarkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development(OECD) pada 2015 menemukan, peningkatan kompetensi anak Indonesia dalam menulis menempati peringkat ke- 60 dari 72 negara.
Padahal, membaca dan menulis tentu akan lebih sempurna jika dapat berjalan beriringan dalam memajukan kompetensi anak.
Hal inilah yang mendorong Sinar Dunia meluncurkan gerakan nasional "Ayo Menulis Bersama SiDU!", dengan tujuan meningkatkan kebiasaan anak menulis sejak usia dini.
Gerakan ini melibatkan 20.000 murid dari 100 sekolah dasar di Jabodetabek, yang pada tahap pertama telah berlangsung hingga Mei 2018 lalu.
Tak berhenti sampai disitu, SiDu juga mengadakan Festival Penulis Cilik SiDu yakni program kompetisi menulis tahunan yang ditujukan untuk anak Sekolah Dasar kelas 4-6 SD dari seluruh Indonesia.
"Banyak hal yang bisa diraih dari melatih anak menulis sejak dini, anak bisa lebih kreatif dan semakin cerdas," tutur Santo Yuwana selaku Head of Domestic Cultural Business Unit APP Sinar Mas.
Manfaat lain, diharapkan anak-anak Indonesia akan mampu bersaing dengan anak dari negara lain secara kompetitif.
Meningkatkan minat menulis anak-anak, karena kompetensi anak Indonesia dalam menulis sangat rendah.
Baca Juga : Mengenal Kakebo, Solusi Cerdas Menabung ala Jepang Untuk Stay At Home Moms
"Ada 3 hal yang dilihat dari anak-anak terkait peningkatan kompetensi kan; matematika, bahasa dan itu menulis," sambung Santo.
Dimulai sejak 2 Juli hingga 10 September 2018, tahun ini Festival Penulis Cilik SiDu mengangkat tema "Harapanku Untuk Indonesia di Masa Mendatang".
Hasilnya, ada 6.137 karya tulisan yang dikirimkan dari seluruh anak Sekolah Dasar seluruh Indonesia.
Hal ini menunjukkan, bahwa anak Indonesia sudah mulai gemar menulis.
Tak hanya itu, SiDu juga berinisiatif membekali pelajar SD dengan buku latihan menulis selama 21 hari.
"Kenapa 21 hari, karena itu adalah waktu yang ideal untuk anak membentuk kebiasaan termasuk menulis," pungkas Santo.
Baca Juga : Jangan Diabaikan! Ini 10 Tanda Penyakit Gusi yang Perlu Diwaspadai
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR