"Namun, yang jauh lebih penting adalah ketika ayah membunuh. Ayah lebih cenderung membunuh untuk membalas dendam. Terutama jika telah berpisah dan mantan istrinya telah menikah lagi. Terlebih jika mantan istrinya tersebut tengah hamil dengan suami barunya." tambahnya.
Profesor Kevin Browne, yang bekerja di pusat psikologi forensik di Universitas Nottingham mengatakan bahwa balas dendam dapat menjadi faktor dalam pembunuhan, terutama jika 'telah terjadi perpisahan dan itu sudah sangat buruk'.
Namun Prof Browne menegaskan bahwa balas dendam terjadi hanya dalam sebagian kecil kasus, dibandingkan dengan kasus-kasus yang menyebabkan anak meninggal akibat kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan atau penyakit mental.
Beberapa anak telah meninggal di tangan ibu mereka yang menderita psikosis post partum.
Dan dalam beberapa kasus rasa putus asa, sering dikaitkan dengan penyakit mental, dapat menyebabkan orangtua berpikir tidak ada jalan keluar lagi bagi anak-anak mereka.
Prof Browne mengatakan bahwa kekerasan dan hubungan buruk menjadi faktor dalam pembunuhan anak-anak, penyalahgunaan obat terlarang, dan penyakit mental juga merupakan faktor risiko.
Baca Juga : Kenakan Rok Hingga Heels Saat Bertugas, Inilah Sosok Cantik Pengawal Pribadi Meghan Markle
Source | : | Mirror,CNN,nakita,tribun pekanbaru |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR