3. Asam Folat
Setiap ibu hamil pasti akan diresepkan tablet folic acid alias asam folat oleh dokter kandungannya sejak awal kehamilan.
Pasalnya, kebutuhan asam folat yang tadinya cuma 50 mikogram, selama kehamilan meningkat jadi 800 mikogram hingga 1 miligram per harinya.
Kalau tidak, ibu hamil akan mengalami anemia megaloblastik. Gejalanya tak beda dengan anemia umumnya, yaitu lesu, mudah lelah, kurang darah, cepat mengantuk, napas pendek, peradangan pada lidah, mual, nafsu makan hilang, sakit kepala, pingsan, pucat, dan agak kekuningan.
Meskipun sudah diberikan tablet asam folat, ibu hamil tetap perlu mengonsumsi makanan sumber asam folat.
Baca Juga : Fenomena Cerai Makin Menjamur, 5 Negara Ini Punya Angka Perceraian Tertinggi! Berikut Motifnya
Yang perlu diingat, asam folat sangat rentan terhadap pemanasan tinggi.
Jadi, jangan memasak sayuran terlalu matang, cukup dengan menumis atau dilalap saja.
Lain halnya dengan olahan hewan semacam daging atau hati, harus dimasak hingga matang betul.
Biasanya, olahan hewan kualitasnya lebih tinggi sehingga daya serapnya juga lebih baik.
4. Zat Besi
Kekurangan besi terutama menyerang golongan rentan, salah satunya adalah ibu hamil.
Dampaknya, ibu akan terkena anemia defisiensi zat besi, sehingga menyebabkan gangguan perkembangan janin, termasuk otak janin.
Sebab, besi sebagai heme-iron (makanan yang mengandung zat-zat yang sangat baik untuk pembentukan hemoglobin), selain berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh wanita hamil, juga membantu pertumbuhan dan perkembangan janin, serta mendorong perkembangan otak.
Baca Juga : Diet 16: 8 Efektif Menurunkan Berat Badan, Tapi Adakah Risikonya?
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR