Setiap polusi udara di atas batas yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berpotensi berbahaya bagi anak-anak, dan risiko tumbuh kembang seiring polusi memburuk, kata UNICEF.
Polusi udara telah dikaitkan dengan asma, bronkitis, dan penyakit pernapasan jangka panjang lainnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Serangan Jantung Masih Teratas Penyebab Kematian, Lakukan Ini Agar Jantung Sehat
Maria Neira, pakar kesehatan lingkungan dari WHO, menyebut polusi udara sudah dibuktikan penelitian dapat berpengaruh terhadap banyak masalah kesehatan, mulai dari meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir prematur, hingga risiko penyakit saat dewasa.
"Penelitian terbaru juga menyebut ada pengaruh polusi udara terhadap perkembangan sistem saraf otak. Bayangkan, polusi udara membuat anak Anda memiliki IQ yang lebih rendah dari generasi sebelumnya," ujar Neira.
Namun, sejumlah besar penelitian ilmiah menunjukkan potensi risiko baru bahwa polusi udara berdampak pada kehidupan anak-anak dan masa depan. Dampaknya pada otak mereka yang sedang berkembang.
Laporan UNICEF menyoroti hubungan yang ditemukan antara polusi dan fungsi otak, termasuk IQ dan ingatan verbal dan nonverbal, skor tes berkurang, rata-rata nilai kelas di antara anak-anak sekolah, serta masalah perilaku neurologis lainnya.
Baca Juga : Studi: Peluang Hidup Pasien Jantung Wanita Lebih Tinggi Bila Ditangani Dokter Wanita!
"Karena semakin banyak urbanisasi dunia, dan tanpa tindakan perlindungan dan pengurangan polusi yang memadai, lebih banyak anak akan berisiko di tahun-tahun mendatang," lanjut Lake.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR