Hastuti juga masih ingat cita-cita terakhir anaknya. Hastuti bercerita, anak keduanya yang bekerja di organisasi internasional untuk pengembangan potensi dan jiwa kepemimpinan pemuda terbesar di dunia, AIESEC, telah bekerja sejak tahun 2017 untuk mengembangkan pariwisata di Ambon.
Setelah berhasil mengembangkan pariwisata di Ambon, anak kedua Hastuti kemudian dipindahkan ke Bangka Belitung untuk mengembangkan pariwisata di sana.
Anak keduanya itu juga pernah bercerita kepada Hastuti kalau ia sempat ditawari AIESEC untuk berkerja di luar negeri seperti anak pertamanya yang saat ini di Turki dan bekerja untuk AIESEIC.
"Cita-citanya (Nurul) tinggi sekali. Dia pengen membangun Indonesia. Dia dipanggil AIESEC ke luar negeri tapi dia bilang Indonesia dulu. Dia maunya Indonesia dikenal dunia dulu pariwisatanya," kata Hastuti dengan mata yang berkaca-kaca.
Meski hingga hari ketiga operasi evakuasi SAR atas jatuhnya pesawat yang ditumpangi anak keduanya, Hastuti masih berharap Tuhan berkehendak lain.
Ia berharap Nurul yang memiliki tanda lahir di bahu sebelah kanan itu bisa ditemukan dalam keadaan hidup dan sehat.
Baca Juga : 7 Tahun Pacari Murid SMA-nya, Kisah Asmara Guru dan Murid ini Berakhir di Pelaminan
Sama seperti kehendak Tuhan yang menyelamatkan dirinya sekeluarga dari bencana gempa dan tsunami di rumahnya, di Palu.
Source | : | tribunnews.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR