Tabloid-Nakita.com - Healthy habits start at home, begitu kata pepatah. Kebiasaan baik dan sehat dimulai dari rumah. Jadi, orangtua harus menjadi contoh bagi anak dalam membangun kebiasaan hidup yang sehat, termasuk dalam membentuk pola makan yang baik sejak dini.
Mama perlu mengenalkan menu makanan yang sehat pada anak sejak dini. Kebiasaan yang diterapkan sejak dini akan membuat anak terus menerapkan kebiasaan tersebut hingga besar nanti. Anak menjadi tumbuh aktif dan tidak pilih-pilih makanan, sehingga mendapat asupan nutrisi dari berbagai variasi makanan yang ada.
Ada 4 kriteria makanan yang tepat untuk membentuk pola makan yang baik sejak dini:
1. Tekstur yang tepat
Bayi yang baru mulai makan, sebaiknya diberi makanan semi padat dengan tekstur yang lembut karena ia butuh penyesuaian dari yang biasanya hanya minum ASI. Seiring berjalannya usia, dia mulai harus dikenalkan dengan tekstur yang lebih padat dan lebih kasar. Tekstur ini penting untuk menstimulasi kemampuan oromotor yang mencakup semua kegiatan yang menggunakan sistem gerak otot dari oral cavity (ronggamulut), seperti rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir, dan pipi, termasuk koordinasi gerak di antara organ-organ rongga mulut ini.
Menurut Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Departeman Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, bayi yang tidak mempunyai keterampilan oromotor yang baik akan cenderung mengalami masalah picky eating, keterlambatan berbicara, dan lain-lain.
2. Pilihan rasa yang tepat
Sering melihat anak yang tidak suka makan sayur atau buah? Sedih rasanya jika ia pilih-pilih makanan seperti itu. Berdasarkan penelitian oleh Dovey TM, et al dalam Food Neophobia and Picky/ Fussy Eating in Children pada 2008, Neophobia atau ketakutan untuk mencoba makanan baru dapat menyebabkan anak menjadi picky eater.
Oleh karenanya, pengenalan makanan dengan rasa yang bervariasi sejak dini sangat penting untuk menghindari terjadinya hal tersebut. Sebaiknya pengenalan makanan pertama dimulai dengan satu jenis rasa makanan, misalnya pisang, beras merah, kacang hijau, alpukat, dan pepaya. Kemudian pengenalan rasa bisa ditingkatkan secara bertahap dengan kombinasi beberapa jenis bahan makanan, terutama dengan sayuran. Mengenalkan rasa secara bertahap akan membentuk preferensi rasa yang beragam pula yang akan mereka bawa hingga besar nanti.
3. Asupan gizi yang tepat
Asupan gizi yang tepat selain penting untuk pertumbuhan fisik si kecil juga sangat berperan dalam membentuk kecerdasan anak. Selain zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan, bayi juga membutuhkan zat gizi mikro berupa vitamin dan mineral untuk berbagai proses metabolisme tubuh dan perkembangan sel saraf.
Untuk mendukung pertumbuhan fisik agar si kecil tumbuh sehat dan aktif, ia membutuhkan makanan yang tinggi protein, kalsium, vitamin D, dan vitamin B kompleks. Di sisi lain, untuk perkembangan otaknya ia membutuhkan zat besi, zinc, vitamin A, dan asam lemak esensial. Dapat pula dibantu dengan asupan omega 3, omega 6, dan kolin yang sangat baik dalam menutrisi sel otak. Dengan otak yang cerdas, ia dapat tumbuh menjadi anak yang kreatif dan membanggakan.
4. Tahapan usia yang tepat
Memperkenalkan makanan padat pada bayi sebaiknya disesuaikan dengan tahapan usianya. Tidak hanya dari tekstur dan jenis bahan makanannya, tapi juga dari porsinya. Beberapa jenis makanan harus diperhatikan kapan pemberiannya kepada si kecil. Misalkan cokelat, boleh diberikan jika bayi sudah berusia 9 bulan ke atas, dan madu untuk bayi usia 1 tahun ke atas.
Begitu juga dengan porsi makannya. Saat baru mengenalkan makanan padat pertama untuk bayi, mulailah dengan porsi yang kecil namun sering. Porsinya lalu bertambah seiring dengan pertambahan usia anak. Dengan memberikan makanan yang sesuai dengan tahapan usia, Mama turut membentuk pola makan yang sehat untuk si kecil sejak dini.
Untuk memudahkan Mama membentuk pola makan yang baik sejak dini, Mama bisa menggunakan Promina dengan formula Empat TePAT yaitu Tepat Tekstur, Tepat Rasa, Tepat Gizi, dan Tepat Usia. Promina mempunyai rangkaian produk makanan bayi terlengkap mulai dari usia 6 bulan+, 8 bulan+, dan 12 bulan+.
Selain itu, Promina juga aman dikonsumsi karena diproses menggunakan teknologi pengeringan modern di mana bahan alam (seperti beras, kacang-kacangan, daging, sayur) dikeringkan pada suhu ±170 derajat Celcius selama 10 detik sampai kadar airnya kurang dari 3%. Pada kondisi tersebut bakteri dan mikroorganisme tidak dapat hidup, lalu dikemas dalam wadah kedap udara dan air yang dapat menjaga kualitas produk hingga dapat tahan lama tanpa menggunakan bahan pengawet. Rasa dari bahan alami juga tetap terjaga, sehingga Promina tetap enak tanpa perisa buatan.
Bubur Bayi 6+ ini memiliki tekstur halus sebagai pengenalan makanan padat, dengan variasi rasa yang ringan untuk menstimulasi bayi dalam pengenalan organoleptik atau sensori. Ada berbagai varian rasa yang ditawarkan, yaitu Milky Beras Merah, Smooth Kacang Hijau, Pisang Susu, Steamed Chicken Mushroom, Cheezy Chicken Broccoli, Beef Stew with Carrot, dan Pir Jeruk Pepaya. Gizinya juga lengkap untuk memastikan pertumbuhan fisik ideal dan perkembangan otak optimal si kecil.
Sedangkan Bubur Tim 8+ dan Sweet Cereal 9+ memiliki tekstur yang agak kasar, mirip bubur tim saring yang dapat menstimulasi kemampuan mengunyah dan menggigit, serta menstimulasi pertumbuhan gigi. Bubur tim dan sereal ini menawarkan pilihan rasa yang bervariasi, yaitu Daging dan Brokoli, Ati Ayam Kampung, Chocolate Avocado Sweet, Ayam Kampung Kacang Polong, Tim Salmon Norwegia, Ayam Kampung Tomat Wortel, dan Ikan Bilis Bayam Wortel. Variasi rasa ini dapat melatih bayi menerima kombinasi rasa agar tidak menjadi “picky eater” di kemudian hari.
Tak susah kan, membiasakan pola makan yang baik pada anak? Bangun kebiasaan itu sejak dini, dan jangan cepat menyerah ketika anak menolaknya. Ketika kebiasaan itu telah berjalan secara rutin, percaya deh, Mama akan terkejut karena tiba-tiba si kecil begitu pintar makannya.
Penulis | : | Tabloid Nakita |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR