Tabloid-Nakita.com - Sistem kekebalan tubuh Mama diciptakan secara otomatis untuk berubah saat hamil. Ini karena kehadiran janin dianggap sebagai “benda asing“ lantaran janin memiliki separuh DNA Papa. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh Mama harus bekerja keras supaya tidak membahayakan janin. Kondisi ini memang membuat janin terlindungi, tapi bibit penyakit lain mudah menyusupi tubuh ibu.
Kehidupan baru dalam rahim yang terus tumbuh dengan sari-sari makanan dari Mama, juga membuat tubuh Mama menjadi lebih lemah. Kondisi ini dapat diperparah dengan faktor cuaca yang kerap berubah ekstrem, pola hidup yang tidak sehat, dan interaksi dengan banyak orang, terutama yang sedang sakit.
Gejala sakit yang dialami Mama termasuk kategori self limiting disease, seperti batuk pilek, mual, pusing, muntah, diare, atau hanya sekadar pegal dan capek, sehingga Mama bisa menanganinya sendiri.
Jika sebelum hamil Mama tergolong rentan terhadap sakit kepala, kemungkinannya saat hamil Mama juga akan mengalaminya. Sayangnya, sakit kepala saat hamil biasanya efeknya lebih berat daripada saat tidak mengandung. Para ahli belum bisa mengetahui dengan pasti mengapa kehamilan cenderung membuat kepala Mama lebih sering terasa sakit.
Mereka berasumsi pelaku utamanya adalah hormon yang mengambil alih tubuh Mama. Volume darah dan sirkulasi yang meningkat menjadi tersangka kedua, khususnya di awal kehamilan. Selain itu, bila Mama terbiasa mengonsumsi kafein dan menghentikannya secara tiba-tiba karena hamil, kepala Mama juga akan terasa berdenyut-denyut.
Daftar tersangka lainnya yang bisa menimbulkan sakit kepala saat hamil bisa dimulai dari kurang tidur, kelelahan secara umum, sinusitis, alergi, mata lelah, stres, depresi, lapar, dan dehidrasi.
Sakit kepala yang menyerang di trimester pertama kehamilan kemungkinan akan berkurang atau bahkan menghilang di trimester kedua. Hal ini disebabkan banjir hormon yang melanda telah mulai stabil dan tubuh Mama mulai terbiasa dengan perubahan kimia yang ia sebabkan.
Kebanyakan sakit kepala saat hamil memang terasa menjengkelkan tapi tidak berbahaya. Meski begitu sakit kepala saat hamil juga bisa menjadi pertanda akan masalah yang lebih serius. Jika Mama pertama kali mengalami migrain atau sakit kepala hebat lainnya saat hamil, Mama mungkin memerlukan evaluasi medis menyeluruh untuk memastikan tidak adanya hal mengkhawatirkan yang menyertai.
Narasumber: Dr. Alfa Putri Meutia, SpOG, dari RS Pertamedika Sentul City
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR