Nakita.id - Kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 masih menjadi duka terdalam bagi kita semua.
Dari ratusan orang yang ikut dalam penerbangan menuju Pangkal Pinang tersebut, seorang dokter muda bernama Ibnu Hantoro (33) adalah salah satunya.
Jasad Ibnu berhasil diidentifikasi melalui DNA sang ayah, Slamet, oleh tim Disater Victim Identification (DVI).
"Berhasil diidentifikasi pakai DNA, kemarin pas di RS Polri DNA saya diambil," tutur Slamet pada Rabu (7/11) melansir laman Tribun Jakarta.
Setelah teridentifikasi, jenazah langsung dipulangkan ke rumah duka di Sukmajaya, Depok.
Sekarang mendiang Ibnu sudah dimakamkan pada Rabu (7/11) kemarin selepas dzuhur.
Sebelum mendiang sampai di rumah duka, kedua anak Ibnu selalu menanyakan kabar ayahnya.
Baca Juga : Rekaman Black Box Lion Air JT 610, Pilot Ungkap Ada Masalah di Kendali Pesawat
Bahkan putrinya, Farisa (4) yang sedang belajar membaca sempat bertanya mengapa nama sang ayah selalu disebut.
Memang saat itu di luar rumahnya penuh dengan karangan bunga.
"Anak pertamanya naya, 'kok nama papi disebut-sebut terus'. Dia baru bisa belajar membaca, makanya pas lihat karangan bunga dia bertanya," tutur Slamet lagi.
Baca Juga : Kisah Pemilik Lion Air Rusdi Kirana, Memulai Bisnis Penerbangannya dengan Pesawat Bekas
Di sisi lain, sang istri, Helda Aprilia (31) bahkan sebelumnya mengaku belum mengatakan kondisi suaminya yang menjadi salah satu korban jatuhnya Lion Air JT 610 kepada kedua anaknya, Fatih (1,5) dan Farisa (4).
Baca Juga : 2 Bayi Korban Lion Air JT 610 Ditemukan, RS Polri Akui Belum Bisa Identifikasi, Ini Alasannya!
Helda tak sampai hati dan bingung bagaimana cara mengatakan kepada buah hatinya itu.
"Saya bingung kasih tahu anak saya gimana, karena anak saya tahunya bapaknya masih tugas di Pangkal Pinang," tutur Helda, melansir Tribun Jakarta pada Rabu (31/10) lalu.
Ia mengatakan bahwa sang anak, terutama putrinya selalu menunggu kedatangan sang ayah di depan pintu kala Ibnu pulang dari Pangkal Pinang.
"Tiap saya bilang ayah mau pulang, anak saya Farisa pasti nunggu depan pintu terus peluk ayahnya," sambung Helda.
Kedua anaknya begitu dekat dengan lelaki yang pernah bertugas di RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Trombosit Rendah pada Wanita Hamil Bisa Dihadapi, Tapi Hati-hati dengan ITP
"Dia sayang dan sangat perhatian pada anak-anaknya, tiap di Pangkal Pinang juga sering video call sama anak-anak," ujarnya.
Padahal, Ibnu dan kedua anaknya berencana untuk pergi liburan pada Desember mendatang.
"Dia berencana jalan sama kami berempat Desember ya Allah, ajak main anak-anak," tutur Helda lagi.
Diketahui Ibnu Hantoro terbang ke Pangkal Pinang untuk melanjutkan masa pengabdian wajib kerja dokter spesialis di RSUD Koba Bangka Belitung selama satu tahun.
Source | : | tribun jakarta |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR