Disiplin
Meski pada umumnya terlihat lebih galak, tetapi ayah memang berperan dalam mengajarkan kedisplinan pada anak.
Ketegasan yang diterapkan akan membentuk anak menjadi disiplin.
Kedisiplinan ini akan membantu anak menjadi orang sukses.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Lindungi Mata Bayi Saat Menjemur, Ini Caranya
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Orangtua di AS Dilarang Bicarakan Bobot Tubuh Anak, Ini Alasannya!
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Kuku Sarang Penyakit, Ini Tips Kuku Cantik dan Sehat Juga Kuat
Anak akan menjadi orang yang bertanggung jawab dan tidak menyepelekan tugasnya sebagai anak.
Misalnya ketika ada batasan jam memakai gadget.
Ayah cenderung lebih tegas dalam hal ini dan tidak menerima tawar menawar oleh anak.
Ayah dapat menyampaikan alasan mengenai batasan gadget.
Percaya diri
Saat bersama seorang ayah, anak cenderung lebih banyak melakukan berbagai hal yang tidak dilakukannya bersama ibu.
Misalnya, beraktivitas fisik seperti bermain bola, bersepeda, sekadar diayun-ayunkan tinggi di atas kepala.
Kebersamaan seperti itu mengajarkan spontanitas dan keberanian pada anak.
Keberanian yang ditularkan oleh ayah membuat anakl akan jauh lebih percaya diri.
Anak yang percaya diri akan memiliki keterampilan sosial yang baik.
Salah satu kunci kesuksesan anak adalah bagaimana anak mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kisah Perjuangan Persalinan Winda Viska, Urin Sudah Berwarna Merah Akibat Preeklamsia
Kecerdasan emosi
Beda dengan ibu, ayah lebih memiliki kestabilan emosi.
Emosi kaum perempuan kerapkali tidak stabil karena perubahan hormon, atau karena pada dasarnya kaum perempuan memang mengekspresikan sesuatu secara verbal.
Kestabilan emosi ayah mengajarkan anak untuk mengontrol perasaannya, tidak lekas menangis ketika tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, atau mengatasi masalah dengan membicarakannya baik-baik.
Kecerdasan emosi sangat penting bagi seorang anak dalam menghadapi kehidupan sosialnya kelak.
Kemandirian
Sebagai kepala keluarga, ayah dapat mengajarkan anak bagaimana menjadi pemimpin dalam lingkup yang kecil.
Ayah bisa mendorong anak untuk berinisiatif dan berani melakukan sesuatu sendiri tentunya dengan pengawasan.
Misalnya, meminta anak membeli minuman di warung atau mengajak anak ke sekolah menumpang kendaraan umum.
Hal ini untuk mempersiapkan anak karena Papa atau Mama tidak bisa selamanya menemani anak ke mana-mana.
Anak pun tidak akan terus merasa dilindungi, melainkan dapat melindungi dirinya sendiri.
Baca Juga : Zumi Zola Sulit Melihat Karena Diabetes Semakin Parah, Ternyata Begini Kebiasaan Makannya
Source | : | Psychologytoday,kidsmatter.edu.au |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR