Nakita.id - Kisah pembunuhan satu keluarga di Bekasi masih jadi tanda tanya besar bagi publik.
Pasalnya, pembunuhan ini tak meninggalkan satu saksi pun.
Keempat anggota keluarga meninggal dunia, di antaranya Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), dan kedua anak mereka, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).
Pembunuhan keluarga ini menimbulkan tanya karena dinilai sangat misterius.
Akan tetapi, saat polisi menyatakan bahwa tak ada saksi, nyatanya Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel justru menilai ada korban lain dalam kasus pembunuhan di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (!3/11/2018) lalu.
Adanya korban lain kata Reza berdasarkan pengamatannya dan keterangan beberapa warga di sekitar lokasi kejadian. Lalu siapakah korban lain yang dimaksud dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) itu?
Baca Juga : Firasat Sarah Sebelum Jadi Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Bau Amis di Tangan Tak Kunjung Hilang
Reza menjelaskan dari keterangan salah seorang warga penghuni rumah di lokasi pembunuhan di Bekasi bahwa satu keluarga yang dibunuh memiliki seekor anjing dan selalu dalam kondisi terantai. Jika tidak dirantai atau dilepas, anjing bakal kabur.
"Warga itu juga mengatakan anjing sempat menyalak nyaring berulang kali pada jam yang diperkirakan sebagai waktu kejadian tragis itu.
Apakah anjing itu berpotensi menjadi saksi dalam proses hukum? Belajar dari sekian banyak kasus di mana hewan peliharaan dihadirkan sebagai saksi, begitu pula kemungkinannya andai anjing tadi jika memang ia menyaksikan aksi kejahatan di dini hari itu," papar Reza kepada Warta Kota, Rabu (14/11/2018).
Karenanya, sebagai saksi, tambah Reza, si anjing butuh perlindungan. Pun sebagai korban.
Baca Juga : Ketidakpuasan Seksual Berujung Perceraian Hingga Pembunuhan Pasangan, Ini Ragam Fenomena Masalah Perceraian
"Korban? Ya. Studi menyimpulkan hewan peliharaan juga bisa bersedih. Ambil contoh, simpanse bernama Flint. Sedemikian sedihnya, sampai-sampai dia menderita dan akhirnya meninggal dunia. Ilmuwan juga bilang, hewan bisa menderita penyakit mental," kata Reza.
Karenanya Reza was-was, karena boleh jadi anjing di TKP itu juga mengalami perasaan yang sama akibat berpisah untuk selamanya dari si empunya.
Baca Juga : Begini Kondisi Windi Tanoiwas Setelah Suaminya Jadi Dalang di Balik Pembunuhan Anaknya
"Apalagi, sekian banyak orang di TKP mengatakan, anjing itu beberapa kali tampak berlinang air mata.Yang saya lihat, anjing itu sama sekali tidak menyentuh benda mirip makanan dan minuman yang diletakkan di hadapannya. Itu yang terlihat selama dua jam tadi malam dan tiga jam tadi siang," kata Reza.
Semestinya kata dia, polisi atau pihak mana pun terpanggil untuk melindungi anjing itu. Entah dia sebagai saksi atau pun selaku korban.
"Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita tentang seseorang yang diazab di neraka karena menelantarkan kucingnya hingga mati kelaparan." kata Reza.
Selanjutnya tambah Reza, pada Pasal 302 KUHP pun mewanti-wanti dengan ancaman pidana bagi siapa pun yang menyiksa maupun menelantarkan binatang.
"Kita hingga berhari-hari ke depan prihatin akan kemalangan yang menimpa satu keluarga di Bekasi. Pertanyaannya, siapa yang sudi untuk juga memikirkan nasib anjing yang hanya bisa menggolekkan badannya di lantai berpasir di TKP itu?" kata Reza.
(Artikel ini pernah tayang di Warta Kota dengan judul Pakar Psikologi Forensik Nilai Ada Korban Lain di Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Warta Kota |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR