- Katakan yang sebenarnya
Beberkan fakta-fakta yang dapat mereka pahami. Kita tidak perlu memberikan detail kejadian yang akan membuat mereka bingung.
Untuk balita, kita mungkin perlu memulai percakapan tentang apa arti kematian (tidak lagi merasakan apa pun, tidak lapar, haus, takut, atau sakit; kita tidak akan pernah melihat mereka lagi, tetapi dapat menyimpan kenangan mereka di dalam hati dan kepala kita).
- Katakan, "Saya tidak tahu", pada hal yang memang Moms atau Dads tidak tahu jawabannya daripada memberikan jawaban ngawur.
Terkadang jawaban untuk beberapa pertanyaan adalah "Saya tidak tahu."
Saat anak bertanya hal yang sulit dijawab seperti, "Mengapa hal ini terjadi?", katakan, "Saya tidak tahu".
Hal ini mungkin tidak memuaskan bagi anak, tapi suatu saat mereka akan tahu dan belajar dengan caranya sendiri.
Di atas segalanya, yakinkan anak-anak bahwa kita akan melakukan semua yang kita bisa untuk menjaga mereka tetap aman, dan tetap akan melindungi mereka.
- Cari bantuan profesional
Jika kita tidak bisa mengolah emosi dan kita sendiri menunjukan tanda-tanda stres atau kesedihan/kegelisahan yang terus-menerus, kita mungkin butuh untuk berbicara dengan psikolog.
Kita tidak akan mampu membantu anak jika emosi kita saja tidak terkontrol, bahkan si anak bisa terkena imbas dari kesedihan/'kemarahan' kita. (*)
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR