Ini Risiko Bila Infeksi Herpes Terjadi pada Trimester Pertama Kehamilan

By Irene Harris, Jumat, 28 April 2017 | 03:30 WIB
Risiko autisme terjadi jika infeksi herpes terjadi pada trimester awal kehamilan. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Ibu yang terkena infeksi jenis herpes kelamin pada awal kehamilannya berisiko dua kali lipat memiliki anak autistik, dibandingkan Ibu yang tidak terkena infeksi ini, demikian menurut studi. Temuan yang dimuat dalam jurnal mSphere dan diterbitkan oleh American Society for Microbiology ini memperkuat anggapan bahwa peradangan atau inflamasi yang dialami selama kehamilan bisa berdampak terhadap otak janin.

Dalam studi, para ahli dari Columbia University melakukan pengujian daya tahan tubuh terhadap sejumlah ibu hamil untuk mengetahui responsnya terhadap empat jenis virus yang bisa menyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan, yaitu cytomegalovirus, rubella, herpes simplex 1 (HSV-1, yang menyebabkan terjadinya luka di area mata dan mulut) dan HSV-2. Para ibu hamil ini juga menjalani pemeriksaan toksoplasma.

Menurut ahli, meningkatnya kadar antibodi dalam tubuh Ibu terhadap virus HSV-2 mengindikasikan adanya infeksi yang sedang terjadi atau infeksi lama yang aktif kembali. "Hasil studi memperlihatkan, respons daya tahan tubuh Ibu terhadap virus HSV-2 (herpes simplex tipe 2) bisa mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin, sehingga meningkatkan risiko autisme," kata Milada Mahic, peneliti dari Columbia University.

Mahic juga menyebut virus Zika, cytomegalovirus, dan rubella sebagai jenis virus lain yang bisa menyebabkan janin berisiko mengalami cacat bawaan lahir, termasuk kerusakan otak. Namun, menurutnya ketiga jenis virus ini tidak berpengaruh terhadap autisme.

Dr. Ian Lipkin, ahli Epidemiologi dan Penyakit Infeksi dari Columbia University menyatakan, sebenarnya bukan virus itu sendiri yang menyebabkan anak berisiko menderita autisme.

"Gangguan yang terjadi pada perkembangan otak janin ini lebih dipengaruhi oleh respons daya tahan Ibu. Respons tersebut diwujudkan dalam bentuk peradangan atau inflamasi. Dampaknya kemudian menjalar sampai plasenta dan berpengaruh terhadap perkembangan otak janin," jelas Lipkin.

Infeksi herpes selama ini dianggap sebagai jenis infeksi yang tidak bisa disembuhkan dan bisa sewaktu-waktu muncul kembali. Jenis infeksi ini banyak dialami oleh para wanita, sehingga jika Ibu pernah terinfeksi virus herpes bukan berarti akan memiliki anak autistik. Namun, studi menemukan bahwa risiko bayi mengalami autisme terjadi bila Ibu terkena gejala infeksi herpes pada trimester pertama. Pada saat ini, otak janin memang sedang berkembang pesat. Jadi, jaga kondisi, ya Bu.