Siklus Bulanan Tidak Selalu 28 Hari, dan Fakta Lain Seputar Ovulasi

By Irene Harris, Sabtu, 9 September 2017 | 09:00 WIB
Tidak semua Ibu memiliki siklus 28 hari atau berovulasi pada hari ke-14. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Masa ovulasi adalah masa yang paling penting untuk mendukung terjadinya kehamilan. Namun, masa ini juga kerap penuh misteri. Banyak dari Ibu yang sulit memahami kapan sedang dalam masa ovulasi, sehingga peluang untuk hamil pun akan semakin besar. Tidak sedikit juga yang paham apa itu ovulasi dan apa perannya bagi kehamilan.

Nah, supaya Ibu bisa lebih paham tentang diri sendiri dan organ reproduksi, serta bisa cepat hamil, coba simak fakta menarik seputar ovulasi berikut:

1. Panjang siklus bulanan ditentukan oleh hari terjadinya ovulasi Banyak dari Ibu menghitung siklus bulanan berasal dari hari pertama menstruasi. Ternyata, yang lebih tepat adalah berdasarkan hari terjadinya ovulasi (baca juga: 8 Cara Ketahui Masa Subur (Ovulasi)).

Satu siklus bulanan wanita terbagi menjadi beberapa fase. Hari pertama haid hingga terjadinya ovulasi disebut juga fase folikular. Dari masa ovulasi hingga akhir dari siklus (sebelum akhirnya Ibu haid lagi) disebut fase luteal. Fase luteal ini berlangsung sekitar 12-16 hari. Nah, hari pertama ovulasi inilah yang akan menentukan panjangnya siklus bulanan Ibu.

2. Ovulasi ditandai dengan dilepaskannya sel telur Pada setiap siklus, ovarium atau indung telur akan memproduksi sel telur yang disertai dengan sekelompok sel yang disebut folikel, dengan bantuan follicle stimulating hormone (FSH). Sejumlah folikel akan dilepaskan, tepatnya saat Ibu mengalami ovulasi. Setelah diovulasikan, sel telur akan bergerak menuju saluran indung telur, kemudian menuju rahim.

3. Terjadinya ovulasi dipicu oleh hormon LH Peningkatan kadar hormon LH (luteinizing hormone) dalam tubuh akan memicu terjadinya ovulasi dalam tubuh. Ovulasi akan terjadi selama sekitar 12-24 jam setelah hormon LH meningkat. Ketika itu juga, sel folikel yang matang dikeluarkan melalui saluran indung telur. Jika saat itu sudah ada sperma atau Ibu sedang berhubungan intim, kemungkinan hamil akan semakin besar (baca juga: Mungkinkah Hamil Di Luar Masa Subur?

4. Siklus bulanan tidak selalu 28 hari Tidak semua Ibu memiliki siklus 28 hari atau berovulasi pada hari ke-14. Itu hanya perkiraan saja. Pada sekitar 90% Ibu, panjangnya siklus bisa beragam mulai dari 23-35 hari. Ovulasi biasanya terjadi di tengah-tengah siklus.

5. Ovulasi bisa saja tertunda Faktor luar seperti stres bisa membuat proses ovulasi di dalam tubuh Ibu tertunda. Penundaan ini mengakibatkan ovulasi baru terjadi paling lambat minggu ke-3 atau ke-4 dalam siklus (baca juga: Ketahui Masa Subur Lewat Siklus Haid).

6. Ovulasi belum tentu terjadi setiap bulan Tidak semua ibu mengalami ovulasi setiap bulannya. Jika indung telur tidak memproduksi sel telur yang matang, ovulasi pun tidak terjadi. Endometrium atau dinding rahim akan terus berkembang seperti biasa, hanya saja tidak ada sel telur yang dilepaskan dan Ibu tidak dapat hamil.

7. Dua sel telur dalam satu siklus? Mungkin! Namun, hanya sedikit Ibu yang bisa melepaskan dua sel telur atau lebih dalam kurun waktu 24 jam. Setelah itu, sel telur tidak mungkin dilepaskan lagi karena di dalam tubuh terjadi perubahan hormon. Begitu satu sel telur telah dibuahi, hormon dalam tubuh akan mencegah sel telur lainnya dilepaskan, sehingga kehamilan Ibu pun dapat terjaga. (*)