Nakita.id.- Apa rasanya ya Moms, kalau selalu merasa lapar padahal kita barusan makan. Bukannya senang, tapi tentunya sedih ya.
Ini juga yang dialami seorang ibu yang terpaksa mengabaikan jeritan sang putrinya yang berusia tujuh tahun untuk meminta makan. Putrinya yang bernama Megan Adam Fitzgerald selalu merasa kelaparan.
Dikutip dari Daily Mail, Megan didiagnosis kondisi genetik langka yang disebut Prader-Willi Syndrome pada saat usianya lima minggu.
Kondisi ini disebabkan oleh tidak sempurnanya kromosom nomor 15 sehingga juga berakibat pada kelainan pertumbuhannya.
Ibunya, Tracy Fitzgerald (36) merasa pilu saat harus mendengar tangisan putrinya meminta makan. Tracy takut Megan mengalami obesitas dan masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: BPOM Ingatkan Jenis Pewarna Lipstik Yang Bisa Sebabkan Kanker
"Ketika saya mengatakan kepadanya bahwa dia tidak dapat memiliki makanan lagi dia segera mulai menangis dan berteriak, tetapi saya tidak bisa menyerah dan memberinya makan," ujarnya.
Selain terus-menerus membutuhkan makan, kondisi ini juga membuat Megan mengalami pertumbuhan yang lambat. Megan baru bisa berjalan sendiri saat usianya tiga tahun.
Mulai usia empat tahun, Megan makan di setiap kesempatan yang ada. Bahkan ia bisa makan enam kali dari jumlah makan anak-anak lainnya.
"Kami hampir tidak pernah keluar untuk makan karena dia tidak bisa mengatasi keinginan makan makanan orang lain yang disajikan," ungkap Tracy.
Semakin bertambah usia, Megan selalu dijelaskan mengenai kondisinya dan mulai membatasi makannya dengan ketat.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Virus Hasil Rekayasa Genetik Bakal Digunakan Sebagai Terapi Kanker
Berbagai cara dilakukan untuk membatasi Megan dari makanan, seperti menyembunyikan makanan di lemari dan menyembunyikan kuncinya.
"Saya tidak ingin menyembunyikan kunci lemari dapur dan lemari es kami, tetapi tampaknya semakin banyak kemungkinan bahwa saya harus melakukan itu," tutur Tracy.
Tracy pun kerap membagikan kisah putrinya itu untuk meningkatkan kesadaran akan kondisi langka ini.
Beruntungnya, semua keluarga dan kerabat mengerti kondisi Megan sehingga selalu mendukungnya untuk mengatasi kompleksitas kondisi langka tersebut.
Pemerintah setempat juga berupaya untuk terus memerhatikan kondisi Megan sekaligus mencari kemungkinan pengobatan untuk Megan. (*)