Berita Kesehatan : Manfaat Tes Darah, Dari Deteksi Kanker Hingga Prediksi Waktu Kematian

By Soesanti Harini Hartono, Selasa, 4 Desember 2018 | 14:16 WIB
Manfaat tes darah, dari mendeteksi kanker hingga mengetahui waktu kematian. ()

 

 

Nakita.id.- Para ilmuwan dan peneliti sejak lama mengakui bahwa tes darah sebagai salah satu prosedur yang paling bermanfaat bagi manusia, di samping tes urine atau air seni.

Awalnya tes darah banyak digunakan untuk mendeteksi diabetes, yaitu mengecek kadar glukosa dalam tubuh agar seseorang terhindar dari efek samping sakit gula.

Baca Juga : Berita Kesehatan: 2 Obat Darah Tinggi Ini Ditarik Dari Peredaran Karena Memicu Kanker!

Tetapi dalam perjalanannya, ternyata tes darah juga memiliki kegunaan lain yang mungkin tak pernah diduga sebelumnya.

Berikut ini manfaat tes darah, dari mendeteksi kanker hingga mengetahui kematian seperti dilansir dari laman prevention.com;

1. Mendeteksi 14 jenis kanker

Risiko kanker memang dapat diprediksi dengan tes darah, namun belum semua jenis kanker bisa diketahui dari tes sederhana ini.

Tapi tim peneliti dari Arizona State University berhasil mengembangkan tes darah yang dapat mendeteksi 14 jenis kanker yang berbeda, mulai dari kanker paru hingga prostat.

Menurut peneliti, di dalam darah manusia ada 'immunosignature' yang tak ubahnya sidik jari. Bedanya, 'immunosignature' membedakan penyakit yang diidap satu orang dengan lainnya.

Baca Juga : Khusus Pecinta Kopi: Cara Mengukur Konsumsi Kafein Dengan Takaran Tepat Agar Manfaatnya Optimal

Ketua tim peneliti, Prof Phillip Stafford bahkan mengklaim tes darah yang dikembangkan timnya dari Biodesign Institute, Arizona State University ini memiliki tingkat akurasi hingga mencapai 98%

2. Bunuh diri

Menurut Zachary Kaminsky dari Johns Hopkins University's School of Medicine, dari tes darah dokter bisa mengamati gerak-gerik dari gen yang disebut dengan SKA2.

Gen ini bertugas membantu otak dalam mengatur tingkat stres yang dirasakan seseorang, termasuk mengontrol pikiran negatif dan perilaku impulsif.

Baca Juga : Manfaat Buah Delima Sebanyak Bijinya, Anti Penuaan Hingga Lawan Kanker

"Bila gennya ini abnormal, maka orang yang bersangkutan lebih kesulitan dalam merespons stres, sehingga ada kemungkinan terpikir atau mencoba bunuh diri.

Dengan adanya tes ini, kami merasa mampu mencegahnya dari bunuh diri, atau setidaknya melakukan intervensi dini," katanya. Konon tingkat akurasi tes ini mencapai 80%.

 3. Alzheimer

Penurunan kognitif sejatinya pasti terjadi, namun setidaknya orang-orang yang kemungkinan terkena Alzheimer sudah bisa dicek hanya dengan menggunakan tes darah. Tak tanggung-tanggung, tingkat akurasinya diklaim mencapai 87%

Tim peneliti dari University of Oxford mengaku tes ini dapat mendeteksi pengendapan protein tertentu dalam darah yang selama ini dipercaya dapat menjadi penanda adanya gangguan kognitif ringan pada orang-orang paruh baya atau lansia.

Baca Juga : Melacak Asal Usul Pecel, Makanan Lokal Komplet Dipenuhi Sayuran Bergizi

Padahal penderita gangguan kognitif ringan dini berisiko terkena Alzheimer setahun setelah gangguan tersebut menyerangnya.

4. Kelahiran prematur

Menurut sejumlah studi, 5% perempuan hamil yang mengalami kontraksi dini diprediksi akan melahirkan secara prematur dalam kurun 10 hari pasca kontraksi.

Hanya saja belum ada metode yang bisa memastikan apakah perempuan yang kontraksi itu pasti melahirkan secara prematur atau kontraksinya akan hilang dengan sendirinya.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Di Balik Alasan Tubuh Boleh Gemuk Tapi Perut Harus Rata!

Untuk itu tim peneliti dari Lunenfeld-Tanenbaum Research Institute, Mount Sinai Hospital Toronto membuat tes darah yang diklaim dapat memberikan prediksi tersebut.

"Dari data terindikasi bahwa ada sebuah penanda yang terkandung dalam darah si ibu hamil  yang 'terancam' melahirkan secara prematur, yang ternyata dapat dipakai untuk memprediksi apakah ia akan benar-benar melahirkan tepat waktu atau tidak," kata salah satu peneliti, Prof Stephen Lye.

5. Stroke

Biasanya stroke baru bisa terdeteksi lewat hasil pencitraan otak alias CT scan dan MRI. Akan tetapi tim peneliti dari Penn State College of Medicine, Hershey menemukan stroke iskemik atau jenis stroke yang paling sering ditemukan, dapat diprediksi dengan tes darah.

"Ternyata ketika aliran darah ke otak terganggu (akibat stroke), otak akan melepaskan salah satu senyawa kimianya yang disebut glutamat dengan cepat ke aliran darah," ujar peneliti Kerstin Betterman, MD, PhD.

Baca Juga : Berita Kesehatan : 30% Siswa SD Di Jakarta Berkacamata Minus, Ternyata Ini Penyebabnya

Saat riset berlangsung, peneliti juga telah memastikan apakah partisipan benar-benar terserang stroke atau tidak dengan CT can dan MRI.

Ternyata setelah satu jam, kadar glutamat mulai meningkat pada pasien yang mengalami stroke.

"Ada perbedaan kadar glutamat yang signifikan antara pasien stroke iskemik dengan kelompok lainnya," kata Bettermann.

6. Kematian

Tak ada yang bisa mengetahui kematian seseorang kecuali Tuhan. Namun para ilmuwan yang "kepo" mencari cara untuk memprediksi kapan kematian akan datang.

Baca Juga : Studi: Diet Mediterania Paling Baik Untuk Penderita Jantung dan Diabetes

Katanya salah satu penanda kematian ini ada di dalam aliran darah. Dalam jurnal PLoS Medicine dilaporkan bahwa tim peneliti berhasil menemukan empat biomarker yang menjadi indikator kematian seseorang.

Keempatnya dikatakan memiliki hubungan yang erat dengan faktor-faktor yang biasa menyebabkan penyakit kronis seperti jantung atau kanker.

Untuk mempermudah penghitungannya, peneliti juga menciptakan indeks dari keempat biomaker ini.

Baca Juga : Ke Afrika Selatan Jangan Lupa Lihat Penguin di Pantai Boulder

Mereka yang keempat biomarkernya berada dalam indeks tertentu, memiliki kemungkinan 19 kali lebih besar untuk meninggal dunia dalam kurun lima tahun setelah sampel darahnya diambil. (*)