Berita Kesehatan Terbaru: Serangga Dapat Dimakan & Tinggi Protein

By Nia Lara Sari, Sabtu, 8 Desember 2018 | 14:01 WIB
Berita Kesehatan Terbaru: Serangga Dapat Dimakan & Tinggi Protein? (mrorange002/iStockphoto)

Nakita.id - Apakah Moms pernah mengonsumsi serangga?  Jangan kaget dulu bahkan merasa jijik. Kalau saja Moms tahu, serangga memang diyakini dapat menjadi sumber protein.

Pada 2013, Organisasi Pangan dan Pertanian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan laporan panjang, "Serangga yang bisa dimakan: Prospek ke depan untuk keamanan pangan dan pakan."

Baca Juga : Akibat Makan Kalajengking dan Banyak Serangga, Ashanty Sebut Wajah Anang Hermansyah Jadi Hancur!

Dalam kata pengantar, penulis mengatakan, "Sudah diketahui secara luas bahwa pada tahun 2050 dunia akan menjadi tuan rumah 9 miliar orang.

Pada tahun 2018, totalnya adalah 7,6 miliar. Untuk mengakomodasi jumlah ini, produksi pangan saat ini akan membutuhkan hampir dua kali lipat."

Laporan ini menjelaskan bagaimana serangga yang dapat dimakan dapat menjadi solusi.

Menurut laporan itu, serangga merupakan bagian dari diet tradisional dari sekitar 2 miliar orang di dunia.

Di seluruh dunia, serangga yang dikonsumsi termasuk kumbang, ulat, lebah, tawon, dan semut, diikuti oleh belalang, jangkrik, dan lainnya.

Baca Juga : Walau Dirinya yang Menggugat Cerai, Gisel Mengaku Setelah Berpisah Merindukan 1 Hal ini dari Ayahnya Gempi

"Jangkrik merupakan makanan yang umum dikonsumsi. Tapi, ada sekitar 2.000 spesies serangga dikenal dapat dimakan di seluruh dunia," kata Gina Louise Hunter, PhD, seorang profesor antropologi di Illinois State University.

Hunter mengungkap bahwa serangga menyediakan sumber protein berkualitas tinggi.

"Serangga mengandung protein berkualitas tinggi. Serangga merupakan protein lengkap dan menyediakan sembilan asam amino esensial.

Jumlah protein bervariasi berdasarkan produk," ungkpanya.

Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: 4 Cara Mudah Menurunkan Risiko Kanker!

Di sisi lain, para peneliti dari Universitas Rutgers di New Jersey menyatakan bahwa mencerna serangga mungkin menjadi masalah bagi tubuh manusia.

Hal ini karena mamalia (termasuk manusia) tidak dapat menghasilkan enzim yang memecah kulit terluar serangga (eksoskeleton). (*)