Berita Kesehatan: Penyebab Anak Terlambat Bicara dan Cara Mengatasinya

By Fadhila Auliya Widiaputri, Senin, 17 Desember 2018 | 20:44 WIB
Penyebab anak terlambat bicara atau speech delay (iStock)

Nakita.id - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa keterlambatan bicara dan bahasa dialami oleh 5-8% anak usia pra-sekolah. 

Keterlambatan bicara pada anak dapat disebabkan karena adanya gangguan pendengaran, gangguan pada otak (seperti retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan/atau ekspresif), autisme, atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata (dikenal sebagai gangguan artikulasi).

Baca Juga : Jangan Berikan Gadget Pada Anak di Bawah Usia 2 Tahun, Bisa Berisiko Terlambat Bicara

Untuk menegakkan diagnosis penyebab keterlambatan bicara, perlu pemeriksaan yang teliti oleh dokter yang terkadang membutuhkan pendekatan multidisiplin.

Mulai dari dokter anak, dokter THT, dan psikolog atau psikiater anak.

Namun sebelum mengambil langkah medis, sebaiknya Moms dan Dads mengenali terlebih dahulu tahap perkembangan kemampuan bicara anak sesuai usianya.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Ciri Wanita Yang Berisiko Miliki Anak Down Syndrome

Usia 0-6 bulan

Saat lahir, bayi hanya bisa menangis untuk menyatakan keinginannya. 

Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai bisa membuat suara-suara kecil yang dikenal dengan istilah cooing. 

Di usia ini otak bayi sedang berkembang dengan pesat. 

Oleh karena itu periode ini disebut paling intensif untuk mengasah kemampuan berbicara dan bahasa bayi. 

Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.

Mendekati usia 6 bulan, bayi dapat berespons terhadap namanya sendiri dan mengenali emosi dalam nada bicara.

Cooing berangsur menjadi babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya papapapapa, dadadadada, bababababa, mamamamama.

Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai.

Waspadai bila bayi tidak menoleh bila namanya dipanggil.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Beberapa Penyebab Kaki Bengkak dan Cara Mengatasinya

Usia 6-12 bulan

Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti ya, tidak, habis.

Saat babbling, bayi akan menggunakan intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya.

Ia juga dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti mama dan papa tanpa arti.

Pada usia 9-12 bulan, bayi sudah dapat mengucapkan mama dan papa (atau istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti.

Bayi akan menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misal lihat itu, ayo sini).

Ia menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah).

Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.

Waspadai bila bayi tidak menunjukan banyak eskpresi wajah dan menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Akibat Virus, Trombosit Anak Atiqah Hasiholan Turun Hingga Dirawat Di Rumah Sakit

Usia 12-18 bulan

Pada usia ini, umumnya anak sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah (Tolong ambilkan mainan itu).

Kosakata anak bertambah dengan pesat.

Pada usia 15 bulan, anak mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti tetapi pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata.

Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.

Waspadai bila beberapa perkembangan ini tidak terjadi ketika anak berusia 16 bulan. 

Baca Juga : Berita Kesehatan: Waspadai Gangguan Ginjal Bila BB Anak Naik Tiba-Tiba

Usia 18-24 bulan 

Dalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa.

Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru.

Anak dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah.

Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita.

Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.

Waspadai bila tidak ada 2 kata yang dapat dimengerti ketika anak berusia 24 bulan. 

Baca Juga : Agar Anak Cerdas, Moms Wajib Lakukan 3 Stimulasi Dasar Ini Saat Hamil

Usia 2-3 tahun

Setelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak telah dapat dimengerti oleh orang lain.

Anak sudah biasa menggunakan kalimat 2-3 kata dan mulai menggunakan kalimat tanya. 

Anak dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi atau bersajak.

Bila anak tidak mengalami beberapa perkembangan di atas, ada beberapa hal yang dapat Moms dan Dads lakukan untuk mengoptimalkan perkembangan kemampuan bicara anak:

Baca Juga : Berita Kesehatan: Penyebab Perut Kencang Di Setiap Trimester Kehamilan

Pertama, rajin berbicara dan berkomunikasi dengan anak.

Moms dan Dads dapat memulai hal ini sejak anak masih bayi.

Kapanpun dan dimanapun, Moms dan Dads dapat mengatakan apa yang sedang terjadi, apa yang sedang dilakukan, dan hal-hal yang baru saja ditemui. 

Walaupun bayi belum bisa berbicara tetapi kata-kata yang ia dengar selama itu akan menjadi bekal dalam kemampuan bicaranya nanti. 

Kedua, membacakan cerita.

Membacakan cerita adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kosakata anak.

Bayi dan anak kecil biasanya tertarik pada cerita yang bersajak.

Sembari membaca, anak dapat diajak menunjuk gambar dan menyebut nama benda yang ditunjuk.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Perencanaan Kehamilan, Cara Agar Sperma Berkualitas