Hampir Meninggal Karena Alami Emboli Paru Saat Melahirkan, Petenis Serena Williams Bagikan Kisahnya

By Soesanti Harini Hartono, Selasa, 18 Desember 2018 | 15:53 WIB
Punya pengalaman buruk akibat emboli paru saat melahirkan, Serena Williams bagikan kisahnya. (instagram.com/serenawilliams)

Nakita.id.- Serena William, juara tenis yang berada pada urutan 1 ranking dunia, tampak lincah di lapangan.

 

Atlet berusia 36 tahun itu kembali berkompetisi pada awal Oktober lalu, dengan berpasangan bersama saudara kandungnya, Venus, dalam ajang Fed Cup mewakili Amerika Serikat.

Baca Juga : Ramai-Ramai Tiru Serena Williams: Fenomena Langsing Kembali Dalam Dua Minggu Setelah Melahirkan.

Kenyataan itu merupakan keajaiban mengingat pemenang 23 Gand Slam tersebut mengalami sejumlah komplikasi kesehatan yang "dipicu" oleh persalinan.

Setelah kehamilan yang mudah, keadaan menjadi sulit ketika dia harus menjalani operasi sesar darurat karena detak jantung bayi menurun drastis selama kontraksi.

"Saya beruntung bisa selamat," Williams menceritakan kisah cobaan medisnya dalam edisi terbaru Vogue, yang diterbitkan Rabu (18/12/18)

"Putri saya lahir melalui operasi Caesar setelah denyut jantungnya melemah secara dramatis selama kontraksi. Operasi itu berjalan lancar," sebutnya, merujuk kelahiran Alexis Olympia Ohanian Jr.

Namun, yang terjadi 24 jam setelah melahirkan adalah enam hari ketidakpastian, menurutnya.

Baca Juga : Bikin Iri, Perangi Kegemukan Turki Dirikan Pusat Obesitas di Seluruh Negeri, Gratis Buat Pasien

Kondisi yang dihadapi Williams, menurutnya bermula ketika pembuluh arteri di paru-parunya terhambat akibat gumpalan darah beku.

Memiliki riwayat pembekuan darah di paru-parunya, Williams telah mengonsumsi  pengencer darah sebelum melahirkan. 

"Karena jejak rekam medis saya, saya hidup dalam ketakutan akan situasi ini. Jadi, ketika saya merasa napas pendek, saya tidak menunggu untuk memberitahu para perawat."

Ketika kontraksi datang, ia berjalan keluar dari kamarnya sambil terengah-engah dan mengatakan kepada perawat bahwa dia membutuhkan CT scan dan IV heparin (pengencer darah) segera.

Tetapi para profesional medis tidak mudah diyakinkan. Perawat berpikir obat nyeri mungkin membuat Williams tak nyaman, sementara dokter hanya melakukan  USG di kakinya.

Baca Juga : Moms Gemuk Ingin Lakukan Yoga? Ini Panduan Memilih Gerakan Yang Aman

Tidak ada yang ditemukan, jadi mereka mengirimnya untuk CT scan. Williams ternyata benar. Ada beberapa gumpalan darah kecil di paru-parunya dan tetesan heparin dimulai dalam beberapa menit sebelum terlambat, katanya kepada Vogue.

Tetapi komplikasi tidak berakhir di sana.  Setelah menderita batuk parah dari gumpalan di paru-parunya, jahitan pada sayatan C-sectionnya terlepas.

Ternyata pengenceran darah yang dilakukan  untuk menyelamatkan hidupnya malah menyebabkan pendarahan di tempat insisi dan hematoma besar telah mengisi perutnya.

Sehingga  operasi lain diperlukan, dan filter dimasukkan ke pembuluh darah besar sehingga tidak ada lagi gumpalan yang akan menuju ke paru-paru.

Setelah itu, dia tidak bisa bangun dari tempat tidur selama enam minggu, dia mengatakan kepada Vogue.

Baca Juga : Berita Kesehatan : Hipoglikemia Sebabkan Gangguan Pada Irama Jantung

"Pertama bekas luka operasi sesar terbuka karena batuk terus-menerus akibat gumpalan darah beku di pembuluh arteri di paru-paru. Saya kembali dioperasi dan dokter menemukan haematoma besar, gumpalan darah beku, di perut saya.

Williams tidak sendirian dengan mimpi buruk pasca-persalinannya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seperlima dari 4 juta wanita yang melahirkan memiliki masalah serius sebelum persalinan dan seperempat mengalami komplikasi serius selama persalinan.

Ras dapat menjadi faktor saat faktanya, risiko kematian terkait kehamilan empat kali lebih tinggi di antara wanita kulit hitam daripada di kalangan wanita kulit putih, kata CDC.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Kolesterol Tinggi Bisa Sebabkan Stroke, Waspadai Gejala-gejalanya

"Saat saya akhirnya tiba di rumah bersama keluarga, saya harus menghabiskan enam pekan pertama menjadi ibu di ranjang."

Atas kontribusi tim medis pada hidupnya, Serena dipenuhi rasa syukur.

"Saya sangat bersyukur saya punya akses pada tim medis yang terdiri dari para dokter dan perawat luar biasa di sebuah rumah sakit dengan peralatan paling canggih saat ini.

Mereka tahu secara pasti bagaimana menangani masalah komplikasi ini. Jika bukan penanganan profesional mereka, saya tidak akan di sini hari ini," pungkasnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Lindungi Mata Bayi Saat Menjemur, Ini Caranya

 

Meskipun Williams memimpin lapangan tenis dengan mudah ketika dia bermain, komplikasi yang mengancam jiwa setelah kelahiran putrinya membuatnya absen selama enam minggu. (*)