Jangan Anggap Remeh, Ini Penyebab Utama Bayi Terserang Diare!

By Soesanti Harini Hartono, Jumat, 27 Oktober 2017 | 03:45 WIB
Waspadai Diare Pada Anak (1) (Santi Hartono)

Nakita.id - Bayi baru lahir memang rentan mengalami sakit, entah itu flu, kembung, hingga diare yang bisa menghilangkan banyak cairan di tubuhnya.

Nah, kalau bayi sudah kena diare, jangan anggap remeh karena nyawa bisa menjadi taruhannya. Kotoran bertekstur cair merupakan tanda awal bayi Ibu mengalami diare.

Diare bisa menjadi penyakit yang berbahaya karena bayi akan kehilangan cairan begitu banyak. Makanya penting bagi kita untuk tahu penyebab utama bayi mengalami diare. Jika sudah tahu, cara mengobatinya juga akan mudah dan cepat.

Normalnya, tekstur kotoran bayi memang lembek, terutama pada beberapa bulan pertama.

(Baca juga : 3 Hal Utama Penyebab Diare pada Anak)

"Kotoran akan memiliki konsistensi berair dan buang air besar akan terjadi lebih sering," kata Shaista Safder, gelar M.D., seorang pediatric gastroenterologist di Arnold Palmer Hospital for Children, Orlando.

Gejala awalnya, bayi yang terserang diare akan mengalami demam atau tidak mau makan. Tapi jangan cukup puas dengan mengetahui gejala saja, berikut penyebab utama bayi mengalami diare:

1# Infeksi virus. Rotavirus adalah penyebab paling umum diare pada anak usia 2 tahun ke bawah. Untungnya, jumlah anak-anak yang mendapat infeksi pada organ usus mereka telah menurun secara signifikan sejak diperkenalkannya vaksin rotavirus oral pada 2006.

"Anak yang divaksinasi masih bisa mendapatkan rotavirus, tetapi mereka cenderung memiliki gejala lebih ringan dan lebih cepat sembuh," kata Dr Shaista.

(Baca juga : 5 Kesalahan Saat Menangani Anak Diare)

2# Penggunaan antibiotik. Sekitar satu dari 10 anak yang minum antibiotik mengalami diare, mual, dan sakit perut. 

"Selain menargetkan bakteri jahat, antibiotik juga membunuh bakteri sehat di dalam usus, yang dapat menyebabkan sakit perut atau diare," kata Iona Munjal, MD, direktur Pediatric Antimicrobial Stewardship Program dari The Children's Hospital di Montefiore Medical Center, Bronx, New York.

Karena dampak ini, sebaiknya hentikan penggunaan antibiotik yang tidak cocok bagi bayi.

3# Parasit. Anak yang berada di pusat-pusat penitipan anak memiliki risiko lebih tinggi tertular giardia, infeksi usus yang disebabkan oleh parasit.

Paparan terjadi ketika anak memasukkan mainan, makanan, tangan, atau benda lainnya yang terkontaminasi ke dalam mulut mereka. 

(Baca juga : Makanan yang Perlu Diberikan Kepada Bayi yang Sedang Diare)

4# Alergi susu. Tiga persen bayi yang alergi terhadap protein susu ditemukan dalam produk susu, termasuk susu formula dan ASI yang dapat menyebabkan alergi. Seorang bayi yang alergi protein susu akan muntah dan terasa gatal-gatal disertai diare.

Jika bayi Ibu memiliki alergi protein susu, dokter anak akan memberikan susu formula khusus.

Yang penting, Ibu jangan asal memberikan obat antidiare pada bayi, karena dapat memberi efek samping yang berbahaya.

"Ibu tidak boleh memberikan obat antidiare untuk bayi," kata Dr Shaista, karena AS Food and Drug Administration (FDA) belum menyetujui pengobatan diare untuk bayi.

(Baca juga : Mengatasi Diare Pada Bayi)

Sebaliknya, Ibu dapat meringankan ketidaknyamanan si kecil dengan trik ini.

1. Berikan banyak cairan. "Bayi dengan diare sangat rentan terhadap dehidrasi karena tubuh kecilnya kehilangan cairan lebih cepat dari anak-anak atau orang dewasa," kata Rebecca Cherry, M.D., seorang pediatric gastroenterologist dari Rady Children's Hospital di San Diego. Karena bayi kehilangan cairan akibat diare, ibu harus memberikan ASI atau susu botol, serta minuman rehidrasi oral lebih sering. Jangan berikan bayi jus buah. Minuman manis seperti jus dapat memperburuk gejala diare, karena beberapa bayi tidak mampu mencerna gula dengan baik.

2. Sajikan makanan sehat. Dokter saat ini merekomendasikan daging tanpa lemak, seperti ayam, selain makanan seperti oatmeal, roti gandum, dan kerupuk untuk membantu mengisi kehilangan natrium.

3. Dr. Rebecca merekomendasikan mengganti popok bayi sesering mungkin. Caranya adalah gunakan handuk lembut dan air hangat, bukan tisu, lalu lap bokong bayi hingga kering. Berikan salep atau pelembab lainnya, seperti petroleum jelly atau zinc oxide, pada saat mengganti popok. Bila tidak membaik biasanya akan terjadi infeksi jamur, sehingga Ibu harus segera membawanya ke dokter. (*)