Disarankan Aborsi Karena Janin Tak Bisa Hidup Bertahan Lama, Sang Ibu Rela Hamil 9 Bulan Hingga Melahirkan Bayi Perempuannya. Alasannya Bikin Sedih!

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 6 November 2017 | 00:45 WIB
bayi terkena sindrom langka (Santi Hartono)

Meskipun beberapa bayi dengan sindrom Patau dapat hidup lebih lama dengan operasi jantung, pasangan tersebut diberitahu sejak awal bahwa Samantha tidak akan dioperasi, karena dia hanya memiliki setengah bagian dari jantungnya.

Pelaksanaan ultrasound selanjutnya mengungkapkan, Samantha memiliki alobar holoprosencephaly (saat otak depan tidak berkembang menjadi dua belahan otak), dan kehilangan sebagian besar otaknya.

(Baca juga : Langka, Foto Ini Menunjukkan Wajah Bayi saat Proses Kelahiran)

Kantung organ tubuhnya juga tumbuh di luar tubuhnya. Bayi malang ini pun memiliki celah langit-langit lebar, dan hidungnya tidak ada.

Stefanie menambahkan, "Dia (Samantha) memiliki jari-jari ekstra, dan matanya tampak hilang atau tidak terbentuk dengan benar. Dia kemungkinan besar akan lahir mati, atau paling banyak hidup selama beberapa hari setelah kelahiran."

Pasangan tersebut melakukan ultrasound bulanan sampai Stefanie diinduksi pada usia kehamilan 36 minggu.

Ibu ini menggambarkan bahwa kelahiran pertamanya akan begitu memilukan hati, karena mengira mereka memiliki waktu setidaknya satu bulan lagi dengan Samantha.

Setelah persalinan berlangsung selama lima jam, Baby Samantha lahir dengan selamat.

Adam dan Stefanie pun telah mempersiapkan diri untuk menghabiskan waktu singkat dengan putri mereka selama beberapa menit tapi, pada akhirnya, mereka memiliki tiga hari penuh bersama bayi kecilnya.

Stefanie menggambarkannya sebagai, "Tiga hari paling menegangkan dan sulit dalam hidup kita, tapi yang paling manis juga. Saya akan melakukan tiga hari itu lagi seratus kali.”

(Baca juga : Persiapan Penting Sebelum Hamil Agar Janin Sehat Sepanjang Kehamilan)

"Kami sangat menghargai waktu kami bersamanya, saya akan memberi anggota badan agar ia kembali dan menahannya untuk beberapa menit lagi, menciumnya, lalu cium pipinya yang lembut sekali lagi."

"Setiap kehidupan itu penting, tidak peduli seberapa sulit atau singkatnya," tambahnya.

Samantha telah meninggalkan warisan fisik pada ibu dan ayahnya. Stefanie pun masih merasakan adanya tendangan dari almarhum Samantha, dan menyumbangkan ASI-nya ke teman yang bayinya lahir sehari sebelum Samantha. (*)