Salah Kaprah Kehamilan: Benarkah Ibu Hamil Harus Makan Dua Kali Lipat?

By David Togatorop, Rabu, 6 Februari 2019 | 19:15 WIB
Makanan Ibu Hamil ()

Nakita.id - Moms, ibu hamil memang identik dengan pernambahan berat badan.

Hal itu bukanlah hal negatif, karena memang ibu hamil wajib mengonsumsi makanan tambahan untuk janin yang dikandungnya.

Selama dalam kandungan, satu-satunya sumber nutrisi janin adalah dari ibunya.

Baca Juga : Moms, Ini Pentingnya Menjaga Emosi Tetap Positif Selama Kehamilan

Apa pun yang dikonsumsi ibu, akan memengaruhi pertumbuhannya.

Karenanya sejak dinyatakan positif hamil, ibu harus menjaga pola konsumsi makanan sesuai diet yang dianjurkan.

Prinsip gizi seimbang bisa menjadi acuan.

Kebutuhan energi dan protein ibu hamil trimester I sebesar 2.080 kkal dan 67 g/hari.

Kebutuhan ini makin meningkat di trimester II dan III sebesar 2.200 kkal dan 67 g/hari.

Kebutuhan lemak menjadi seperlima kebutuhan energi.

Baca Juga : Ini yang Harus Dilakukan Bila Anak Harus Dirawat di Rumah Sakit

Selain itu ibu hamil juga harus mengonsumsi vit A, vit B1-B2-B3, folat, kalsium, zat besi, seng, dan sebagainya.

Lalu apakah dengan demikian ibu hamil harus makan dua kali lipat dari orang normal?

Anggapan bahwa ibu hamil harus makan dua kali lipat dari biasanya, karena kebutuhan sekarang untuk dua orang, itu tidak sepenuhnya tepat.

Baca Juga : Siapa Bilang Nyeker Itu Baik? Biasakan Si Kecil Memakai Sepatu

Memang kebutuhan energi dan proteinnya meningkat, namun jumlahnya harus tetap terkontrol.

Sebuah studi di Harvard Medical School menyebutkan bahwa ibu hamil yang berlebihan berat badannya berisiko menyebabkan anaknya mengalami obesitas sebelum usia 3 tahun.

Jika penambahan berat badan ibu dikontrol betul, terbukti hasilnya berbeda.

Hal ini juga dilakukan pada kelompok suku Indian Pima di Arizona yang merupakan masyarakat dengan tingkat penderita diabetes tipe 2 tertinggi di dunia.

Baca Juga : Perhatikan 6 Hal Penting Berikut Sebelum Membeli Pakaian Bayi, Salah Beli Bahaya!

Bahasa sederhananya bayi-bayi yang terlahir dari kelompok masyarakat ini telah membawa risiko diabetes dari orangtuanya.

Melalui intervensi pola makan dan gaya hidup sebelum dan selama masa kehamilan, terbukti sekarang angka penderita diabetes tipe 2 di sana dapat ditekan.

 

Ibu hamil yang memiliki riwayat diabetes dalam keluarganya, harus lebih berhati-hati.

Sebelum hamil, kebutuhan insulin dalam tubuhnya mungkin masih mencukupi, namun setelah hamil, produksi insulinya mungkin tak lagi cukup.

Baca Juga : Jangan Asal, Ini 5 Hal yang Wajib Diketahui Saat Membawa Bayi Berenang

Jika masalah kekurangan insulin ini diakibatkan proses kehamilan itu sendiri, maka yang muncul adalah  diabetes gestasional (diabetes akibat kehamilan) yang bisa hilang setelah ibu melahirkan.

Namun begitu, diabetes gestasional harus diatasi, karena membawa risiko bagi ibu dan janin, hingga menjadi diabetes yang menetap meskipun ibu tak lagi hamil.

Upaya paling dasar yang bisa dilakukan adalah pengaturan pola makan.