Perkembangan Janin Bulan 9 : Waspadai Lepasnya Plasenta dari Dinding Rahim

By Saeful Imam, Minggu, 10 Februari 2019 | 21:58 WIB
Perkembangan Janin Bulan 9 : Waspadai Lepasnya Plasenta dari Dinding Rahim (Eraxion)

Nakita.id - Pada perkembangan janin bulan 9, janin sudah berukuran besar, beratnya sudah lebih dari 2.000 gram dan panjang sekitar 43 cm.

Yang mesti diwaspadai pada perkembangan janin bulan 9 adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim. Baik sebagian sebagian maupun total.

Akibatnya, pada perkembangan janin bulan 9, ibu kehilangan banyak darah juga kematian bayi.

Baca Juga : Perkembangan Janin Bulan 8 : Hindari Hubungan Seks Pada Bulan ini

Penyebabnya tidak diketahui pasti, namun diduga akibat trauma pada ibu semisal saat kecelakaan/benturan yang sangat keras, tali pusat yang pendek, hipertensi, keabnormalan rahim, maupun kekurangan asam folat.

Begitu juga infeksi di vagina dan "tekanan" saat menyetir mobil yang dilakukan terus-menerus dengan jarak tempuh yang relatif jauh.

Ibu perokok dan peminum alkohol diprediksi lebih berkemungkinan mengalami masalah ini.

Yang juga mesti diwaspadai adalah pecah/bocornya kantung air ketuban. Tak ada cara lain kecuali segera hubungi dokter.

PERKEMBANGAN JANIN BULAN 9 : SELAPUT KETUBAN PECAH

Keluarnya air ketuban dalam jumlah sedikit namun terus-menerus, jelas menandakan adanya kebocoran selaput ketuban.

Perlu dilakukan pemeriksaan seksama di mana terjadinya kebocoran tersebut agar bisa diupayakan pecegahan sehingga tak membahayakan janin.

Hal ini untuk menghindari dari kegawatan janin.

Baca Juga : Perkembangan Janin Bulan 8 : Hati-hati Perkembangan Janin Terhambat

Hanya saja, tanda yang satu ini kerap mengecoh.

Terlebih pada kehamilan pertama, di mana si ibu belum punya pengalaman.

Padahal, air ketuban jelas-jelas bisa dibedakan dari air kencing yang umumnya berwarna kuning dengan bau khas menyengat.

Sedangkan air ketuban berwarna keputihan, meski tidak jernih karena mengandung bintik-bintik lemak dari sel-sel amnion dan berbau khas agak amis.

Yang juga membedakan, air ketuban akan keluar begitu saja dengan sendirinya tanpa bisa ditahan atau dihentikan.

Sementara keluarnya air seni biasanya disertai dorongan ingin ke kamar kecil.