#LovingNotLabelling: Ini yang Terjadi Pada Otak Si Kecil Saat Moms Melakukan Labelling

By Nita Febriani, Rabu, 13 Februari 2019 | 13:06 WIB
Ilustrasi labelling yang masuk ke dalam otak Si Kecil (pixabay/PublicDomainPictures)

Nakita.id - Moms tanpa sadar telah melakukan labelling pada Si Kecil saat memberi julukan apapun padanya.

Baik labelling positif atau negatif, keduanya sama-sama akan menjadi stigma dalam pikiran bawah sadar Si Kecil dan membentuk kepribadiannya hingga dewasa.

Bagaimana kata-kata sederhana tersebut bisa menentukan kepribadian Si Kecil ya Moms?

Ternyata inilah yang terjadi di otak Si Kecil saat menerima labelling dari Moms.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Mengenal Hipnoterapi, Metode Hipnosis untuk Hapuskan Trauma Labelling

Menurut Professional Coach dan Pakar Hipnoterapis, Nunny Hersianna, ada 3 jenis pikiran di kepala manusia yaitu pikiran sadar (conscious mind), pikiran bawah sadar (subconscious mind), dan pikiran spontan (unconscious mind).

Apapun yang dilihat dan didengar manusia akan terekam dengan jelas dalam pikiran bawah sadar, karena pikiran ini menyimpan kira-kira 80% memori kehidupan.

Proses ini pulalah yang membuat Si Kecil bisa mengalami trauma akibat labelling yang Moms lakukan padanya.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: 4 Alasan Moms Harus Hindari Labelling pada Anak

Pikiran manusia terutama pikiran bawah sadar memiliki sifat seperti spons atau busa yang jika terkena air akan menyerap begitu saja, tanpa disaring sama sekali.

Itulah yang terjadi pada anak-anak saat mereka kecil terutama di usia 6 tahun ke bawah.

Berbeda dengan pikiran sadar yang sifatnya untuk menganalisa, belajar, dan memutuskan.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Pernah Tak Sengaja Melabeli Anak, Enno Lerian Sadar Itu Bukan Hal yang Bijaksana

Pikiran bawah sadar menerima semuanya begitu saja sehingga jika ada label, perkataan yang tidak baik, ataupun pujian baik, semuanya masuk ke sana dan tersimpan lama di pikiran bawah sadar Si Kecil.

Terlebih jika labelling dilakukan berulang-ulang sehingga membentuk sebuah keyakinan atau yang paling parah dapat menyebabkan trauma.

“Hal ini dikarenakan pikiran bawah sadar ini terdapat di limbic atau biasa disebut otak mamalia pada manusia. Disana tersimpan memori-memori yang datang bukan hanya sekali, namun datang lagi, dan berulang sehingga anak yakin bahwa dia nakal karena ibunya terus menerus bilang kalau ia nakal,” jelas Nunny.

Baca Juga : #Lovingnotlabelling: Usia 3-5 Tahun Si Kecil Sedang Membentuk Karakter, Jangan Diberi Label!

Saat sudah terlanjur membentuk trauma, Si Kecil sebenarnya bisa disembuhkan dari trauma tersebut menggunakan metode hipnoterapi.

Hipnoterapi akan membantu Si Kecil melupakan trauma dan menjalani kehidupan yang lebih baik terlepas dari trauma yang menghantuinya.

Metode ini bisa dilakukan pada anak-anak minimal saat usia 7 tahun atau ketika Si Kecil sudah mulai bisa menyampaikan pikirannya, bisa mengerti kata-kata yang dikatakan orang secara dewasa dan paham.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Memberi Julukan Pada Si Kecil, Dampaknya Permanen

Selain itu akan lebih baik bila keinginan melakukan hipnoterapi itu datang dari dirinya sendiri.

Menurut Nunny hal ini dikarenakan metode hipnoterapi dilakukan untuk memberikan sugesti positif dan tidak akan berhasil apabila diri Si Kecil menolak sugesti tersebut atau tidak memahami sugesti yang diberikan padanya dengan baik.

Nunny menambahkan sebenarnya yang paling baik untuk menyugesti atau menyembuhkan trauma Si Kecil adalah orangtuanya sendiri.

Baca Juga : #LovingNotLabelling, Menginspirasi Para Moms Agar Tak Melakukan Labelling pada Anak

Hal ini dikarenakan hipnoterapi hanya berlangsung selama satu atau dua kali, sedangkan Moms lebih banyak menghabiskan waktu bersama Si Kecil.

Sehingga bila pembiasaan labelling di rumah tidak dirubah, hipnoterapi pun seakan percuma.

Apalagi, Nunny berpendapat, Si Kecil di bawah tujuh tahun sebenarnya tidak terlalu membutuhkan hipnosis.

Baca Juga : #LovingNotLabelling, Enggan Memberikan Labeling, Ibu Muda Ini Ungkap Kisah Mengasuh Putranya yang Kinestetik

Moms hanya perlu menciptakan suasana nyaman di rumah untuk membantunya healing sendiri.

"Saat anak kecil healing, bukan berarti stigma yang terbentuk itu hilang, tetap ada dalam alam bawah sadarnya namun sudah dinetralisir sehingga tidak membuatnya sampai trauma,” tutup Nunny.

Baca Juga : #LovingNotLabelling, Ini Manfaat HypnoTalk untuk Menjaga Emosi Anak dan Orangtua