Moms Punya Kebiasaan Mengunyah Es Batu? Hati-hati Idap Penyakit Ini

By Cecilia Ardisty, Minggu, 24 Maret 2019 | 15:43 WIB
Mengunyah es batu berhubungan dengan penyakit anemia ()

Nakita.id - Apakah Moms termasuk tipe orang yang suka mengunyah es batu?

Jika iya, sebaiknya mulai sekarang kebiasaan mengunyah es batu dikurangi.

Hal ini karena mengunyah es batu berelevansi dengan beberapa kondisi kesehatan tertentu.

Baca Juga : Letakkan Es Batu Di Leher, Hal Luar Biasa Ini Akan Terjadi Pada Tubuh

Melansir dari Healthline, kebiasaan mengunyah es batu ini disebut pagofagia.

Dalam jangka pendek, ingin mengunyah atau makan es tidak berarti memiliki masalah.

Jika Moms benar-benar mengidam mengunyah es, kemungkinan terdiagnosis mengidap pica.

Baca Juga : Bakar Lemak Hanya dengan Menggunakan Es Batu, Ini Cara Mudahnya

Pagofagia (pica) terkait dengan anemia defisiensi besi.

Akibatnya, Moms mungkin mengalami gejala kekurangan lainnya, diantaranya, mudah lelah, pucat, nyeri dada, detak jantung cepat, atau sesak napas, pusing atau sakit kepala ringan, lidah bengkak atau sakit, tangan atau kaki dingin, dan tidak napsu makan.

Pada umumnya pica sering terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa bisa juga mengalami pagofagia.

Pagofagia yang terjadi pada orang dewasa biasanya terhubungan dengan kehamilan atau anemia karena kehamilan.

Pada sebuah penelitian, peneliti meminta 81 orang dengan anemia defisiensi besi untuk berbagi kebiasaan makan mereka.

Dari peserta, 13 menunjukkan tanda-tanda pagofagia.

Baca Juga : Jarang Diketahui, Biji Buah Nangka Bermanfaat untuk Cegah Anemia Hingga Melawan Keriput

Beberapa dari orang-orang ini mengkonsumsi suplemen zat besi oral, yang akhirnya menghentikan keinginan mereka untuk makan es.

Penelitian lain menunjukkan bahwa mengunyah es dapat meningkatkan kewaspadaan pada orang yang kekurangan zat besi.

Dengan kata lain, ada hubungan yang jelas antara anemia dan pagofagia.

Mengunyah es juga bisa menjadi pertanda masalah emosional.

Beberapa orang mungkin memiliki gejala pagofagia jika mereka berada di bawah banyak stres.

Sementara bagi sebagian orang lain, pagofagia mungkin berhubungan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau gangguan perkembangan lainnya.

Dalam kasus ini, mengunyah es bisa menenangkan penderita tersebut.

Nah, sebelum Moms terburu-buru memeriksakan diri ke dokter, ada baiknya melakukan deteksi sendiri.

Moms dapat mendeteksi apakah Moms benar mengalami pagofagia dengan memperhatikan beberapa hal ini:

- Berapa banyak es yang Moms makan per hari.

- Berapa minggu atau bulan Moms telah mengunyah es.

- Mengidam barang-barang bukan makanan lainnya

- Gejala lain yang pernah Moms alami.

Setelah yakin mengalami keempat hal di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri Moms.

Baca Juga : Rambut Rontok Bisa Jadi Tanda Kekurangan Zat Besi, Cek 5 Tanda Ini!

Kemudian bagaimana mencegah kebiasaan mengunyah es?

Jalan satu-satunya adalah mencegah anemia defisiensi besi.

Memang benar bahwa suplemen zat besi dapat mencegah tetapi memiliki efek samping yaitu tubuh memproduksi terlalu banyak zat besi.

Tubuh manusia tidak bisa membuang zat besi berlebih.

Penumpukan zat besi dapat menyebabkan kanker dan merusak arteri dan jantung Moms.

Di sisi lain mengonsumsi suplemen zat besi juga dapat menyebabkan konstipasi.

Sedangkan pengobatan pagofagia karena stres, OCD, atau masalah kesehatan mental lainnya, Moms bisa melakukan terapi perilaku kognitif (CBT).

Jika pagofagia tidak segera diobati bisa menyebabkan komplikasi kesehatan.

1. Gigi rusak

Mengonsumsi es dalam jumlah besar dapat merusak enamel dan meretakkan gigi.

Ketika enamel rusak, gigi mungkin menjadi lebih sensitif atau rentan berlubang.

Gigi berlubang sebenarnya dapat ditambal, tetapi jika Moms masih mengunyah es, gigi dapat rontok.

2. Anemia defisiensi besi

Anemia ringan biasanya tidak serius, namun, anemia dapat menjadi lebih buruk tanpa pengobatan.

Anemia yang memburuk berhubungan pada masalah jantung, seperti detak jantung yang cepat atau tidak teratur.

Ketika Moms menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak darah untuk menebus kekurangan oksigen dalam aliran darah.

Efeknya jantung membesar, atau bahkan mungkin mengalami gagal jantung.

Selain berhubungan dengan masalah jantung, anemia bisa terjadi karena masalah kehamilan.

Masalah kehamilan tersebut adalah kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah.

Terakhir adalah anemia karena masalah pertumbuhan pada anak-anak, serta peningkatan risiko infeksi.

Baca Juga : Tajir Melintir Sejak Kecil, Wanita Ini Malah Stres, Terkuak Fakta di Baliknya

Nah, bagaimana mencegah anemia?

Moms atau Si Kecil dapat makan daging merah, kacang-kacangan dan lentil, millet, sayuran hijau atau berdaun gelap, molasses, aprikot kering dan buah persik, labu, kuaci, pistachio, kenari, dan almond, kerang dan tiram, dan kedelai.

Sementara itu cukupi pula vitamin C Moms dan Si Kecil dengan makan brokoli, sayuran hijau, anggur, jeruk, tangerin, kiwi, melon, tomat, dan stroberi.

Jadi Moms, mengunyah gigi memiliki hubugan dengan kondisi kesehatan tertentu.