#LovingNotLabelling: Berhenti Menasihati Anak dengan Hukuman Fisik, Coba Pakai Cara Ini Moms

By Cecilia Ardisty, Jumat, 29 Maret 2019 | 12:58 WIB
Cara mendisiplinkan anak tanpa hukuman fisik ()

Nakita.id - Sebagian budaya dalam keluarga Moms dan Dads masih menerapkan hukuman fisik?

Padahal hukuman fisik tidak berjalan secara efektif dalam mendisiplinkan anak.

Hukuman fisik malah membuat anak cenderung agresif, terkena gangguan mental, dan menurunkan kemampuan kognitifnya. 

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menasihati Anak dengan Hukuman Fisik Tidak Efektif Malah Sebabkan Hal Ini

Melansir dari Motherly, terdapat cara yang lebih sehat menasihati Si Kecil dibanding menggunakan hukuman fisik.

1. Kembangkan komunikasi verbal

Langkah paling penting adalah mengembangkan jalur komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak-anak Moms sejak usia sangat muda sehingga mereka akan menjadi cerdas secara emosional.

Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected

Ini adalah keterampilan yang membantu anak mengenali, mengarahkan, dan mengekspresikan emosi mereka secara positif.

Selain itu juga memungkinkan Si Kecil untuk mengatasi tantangan dan membangun hubungan yang lebih kuat sepanjang hidup mereka.

2. Konsekuensi sekarang

Berikan penjelasan pada anak Moms apa yang akan terjadi jika mereka tidak berperilaku dengan baik.

Jelaskan konsekuensi yang akan terjadi karena perilaku mereka.

Misalnya, ketika Si Kecil melempar mainan mereka, jelaskan kalau mainan itu bisa pecah dan membuat mereka sedih.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Jangan Sepelekan Melabeli Anak, Dampaknya Bisa Sampai Dewasa

3. Mengambil hak istimewa

Beri tahu Si Kecil bahwa jika mereka tidak mau bekerja sama, mereka harus merelakan misalnya, mainan favorit mereka.

American Academy of Pediatrics memberikan pedoman ketika Moms menggunakan pendekatan ini:

- Jangan pernah mengambil sesuatu yang benar-benar dibutuhkan anak, seperti makanan

- Ambil sesuatu dari anak yang mencerminkan perilaku buruk 

- Untuk anak di bawah tujuh tahun, pemotongan hak istimewa paling baik jika dilakukan sedini mungkin

- Ikuti janjimu

4. Berikan time-out atau waktu jeda

Tujuan dari time-out adalah untuk memisahkan perilaku anak yang tidak dapat diterima dan menyarankan Si Kecil berhenti dan menenangkan diri.

Itu cenderung berfungsi dengan baik ketika aturan tertentu telah dilanggar.

Misalnya, Si Kecil marah karena tidak boleh main gawai, ajak anak melakukan time-out dengan duduk diam sambil menenangkan diri.

Ini paling efektif untuk anak usia dua hingga lima tahun, tetapi dapat digunakan sepanjang masa kanak-kanak.

American Academy of Pediatrics menyarankan kiat-kiat ini untuk menjadikan time-out menjadi efektif:

- Tetapkan aturan sebelumnya

Putuskan perilaku mana yang akan menyebabkan time-out dan jelaskan hal ini kepada anak Moms.

Baca Juga : Makan Lemon Beku, Khasiatnya 10 Ribu Kali Lebih Baik Dari Kemoterapi

- Pilih tempat time-out yang konsisten tanpa gangguan

- Jelaskan kepada anak mengapa ia harus melakukan time-out.

Misalnya karena anak tidak menurut ketika dinasihati tidak boleh main gawai saat hari sekolah dan jelaskan pula perasaan Moms.

- Tetapkan batas waktu berdasarkan usia.

Aturan praktis adalah batas waktu satu menit untuk setiap tahun usia anak.

- Lanjutkan aktivitas ketika waktunya habis dan jangan memikirkan apa yang Si Kecil lakukan salah.

Moms bisa langsung mempraktikkan cara mendisiplinkan anak tanpa hukuman fisik ya.