Jadi Menu Populer Untuk Buka Puasa, Ini Bahaya yang Mengintai di Balik Lezatnya Gorengan

By Nita Febriani, Senin, 20 Mei 2019 | 11:22 WIB
Gorengan jadi makanan populer untuk buka puasa (jcomp)

 

Nakita.id - Gorengan merupakan salah satu makanan favorit orang Indonesia untuk dijadikan menu buka puasa.

Aneka gorengan seperti tahu isi, tempe goreng, risoles, dan bakwan lazim tersaji di meja makan selama Ramadan.

Rasa dari jajanan pinggir jalan Indonesia jadi alasan mengapa banyak orang ketagihan untuk membelinya gorengan lagi dan lagi.

Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

Menurut Christine Gerbstadt, MD, RD, ahli diet dan juru bicara American Dietetic Association (ADA), karbohidrat yang terkandung dalam tepung yang membungkus gorengan menstimulasi hormon serotonin yang memicu suasana senang di hati.

Dengan kata lain, setelah sebuah makanan dianggap memiliki cita rasa yang enak, maka reseptor dalam otak sudah mencatat untuk memberikan kode agar seseorang memakannya lagi dan lagi.

Namun, ada bahaya yang mengintai jika mengonsumsi gorengan terlalu sering.

Baca Juga: Ivan Fadilla Diam Seribu Bahasa Saat Bertemu Kembali dengan Venna Melinda, Belum Damai?

Kandungan lemak dalam minyak yang ada pada gorengan membuat gorengan sulit dicerna, terutama ketika gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan setelah puasa.

Seharian berpuasa, perut dalam kondisi kosong sehingga harus bekerja lebih keras untuk mencerna lemak yang ada pada gorengan.

Karena sulit untuk dicerna, proses untuk mencerna gorengan akan memakan waktu lama sehingga dapat mengganggu dan menghambat saluran pencernaan untuk memproses zat gizi lain.

Baca Juga: Tangannya Penuh Jarum Suntik dan Semakin Kurus, Terungkap Kebiasaan Ani Yudhoyono di Bulan Ramadan yang Buat Mantunya Terkesan

Dengan lamanya proses cerna, perut tidak lantas kenyang sehingga akan membuat kita makan gorengan lebih banyak.

Selain itu, seseorang yang memiliki saluran pencernaan sensitif akan mengalami kenaikan asam lambung setelah makan gorengan, sehingga mengakibatkan sensasi panas atau terbakar di area perut bagian atas.

Tak hanya itu, lemak yang sulit untuk dicerna dan kandungan serat yang sangat sedikit pada gorengan dapat menyebabkan konstipasi atau sembelit.

Baca Juga: Hubungan Meghan Markle dan Pangeran William Retak, Pangeran Harry Diduga Jadi Penyebabnya

Bahkan, kandungan akrolein yang ada pada minyak gorengan akan menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.

Dampak gorengan pada kesehatan juga amat tergantung dari jenis minyak atau lemak yang digunakan untuk menggoreng, cara menggoreng (apakah dengan cara deep fried atau pan fried), sudah berapa kali minyak dipakai untuk menggoreng, dan berapa banyak garam yang ditambahkan pada gorengan.

Gorengan juga mengandung lemak jahat bagi tubuh, yaitu low-density lipoprotein (LDL) yang jika menimbun dalam tubuh dapat menyebabkan pembentukan plak pada arteri tubuh.

Baca Juga: Demi Bertemu Pujaan Hati, Ani Yudhoyono Kembali Kenakan Make Up di RS

Plak ini dapat menghambat aliran darah dan berkembang menjadi penyakit jantung, stroke, bahkan kanker prostat pada pria.

Penting untuk diketahui, menggoreng makanan dalam temperatur tinggi dapat memicu pembentukan sejumlah karsinogen, yaitu zat yang berhubungan dengan kanker.

Yakni akrilamida yang ditemukan pada makanan tinggi karbohidrat yang digoreng, seperti kentang goreng, amina heterosiklik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik yaitu zat kimia yang terbentuk ketika daging dimasak dalam temperatur tinggi.

Baca Juga: Aliya Rajasa Mimpikan Mendiang Adik Iparnya, Ini Arti Mimpi Bertemu Orang yang Sudah Meninggal Dunia

Selain itu, berdasarkan daftar dalam artikel "Foods Highest in Carbohydrates" di laman healthaliciousness.com, jumlah karbohidrat dalam tepung pembungkus gorengan ialah 76,3 gram per 100 gram.

Jika masuk dalam tubuh, maka akan diubah menjadi glukosa sehingga berisiko menyebabkan diabetes.

Untuk itu, sebaiknya Moms membuat gorengan sendiri karena kondisi minyak untuk menggoreng juga lebih terjamin.

Moms juga dapat mencoba makanan pembuka lain yang lebih menyehatkan seperti kolak, kue manis atau kue basah, buah-buahan, puding atau siomay buatan rumah.

#GridNetworkJuara

Baca Juga: Orang Kepercayaan Bongkar Sifat Asli Nia Ramadhani yang Tak Terlihat di Depan Kamera: 'Sayang Keluarga, Tapi...'