Kenali Geriatri, Penyakit yang Menurunkan Kualitas Hidup Saat Lanjut Usia, Moms dan Dads Wajib Tahu!

By Rachel Anastasia Agustina, Selasa, 9 Juli 2019 | 17:55 WIB
Kualitas Hidup Lebih Baik di Masa Tua. (Freepik)

Nakita.id – Apakah Moms pernah mendengar yang namanya penyakit Geriatri? Atau sakit yang satu ini masih asing di telinga Moms?

Jika masih asing maka ada pentingnya Moms mengetahui penyakit lanjut usia yang akan menurunkan kualitas hidup ini.

Memang terdengarnya masih lama sekali jika membahas masa tua atau lanjut usia, tetapi tidak ada salahnya Moms dalami.

Baca Juga: Berikan Perlindungan Alami Saat Puasa, Si Kecil Sehat dan Orangtua Pun Tenang

Indonesia memiliki populasi sebanyak 265 juta penduduk dan dalam rentang waktu 50 tahun (1971-2018) persentase penduduk lansia di Indonesia meningkat dua kali lipat.

Pada tahun 2018 persentase lanjut usia (di atas 60 tahun) mencapai 9,27 persen atau sekitar 24,29 juta seperti dilansir dari data Kementerian Sosial.

dr. Rensa, Sp.PD-K.Ger – Sub Spesialis Geriatri menjabarkan data yang ia ambil dari stastistik penduduk lanjut usia 2018.

Baca Juga: Meghan Markle Alami Kehamilan Geriatri, Ini Makanan yang Perlu Dikonsumsi untuk Cegah Risikonya

Ternyata lansia sendiri memiliki kriteria seperti lansia muda (60-69 tahun) sebanyak 63,39 persen.

Lalu ada lansia madya (70-79) tahun sebanyak 27,92 persen dan yang terakhir adalah lansia tua (80 tahun ke atas) sebanyak 8,69 persen.

Akan tetapi beliau mengatakan bahwa tidak semua lansia itu adalah pasien Geriatri.

Baca Juga: Cara Mengurangi Risiko Terkena Demensia, Terapkan Pola Hidup Ini Moms!

dr. Rensa mengatakan bahwa pasien Geriatri adalah pasien lansia yang memiliki satu atau lebih penyakit dan mengalami gangguan.

Gangguan sendiri berupa penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang sudah jelas butuh pelayanan kesehatan.

Baca Juga: Ramah Pada Fans Sampai Mau Diajak Selfie, Siti Badriah Malah Kena Sosor hingga Buat Warganet Geram, 'Pelecehan!'

Ini adalah fenomena alami karena proses menua akan mengakibatkan penurunan fungsi sistem organ seperti sistem sensorik, saraf pusat, pencernaan, kardiovaskular, dan sistem respirasi.

(Kanan ke Kiri) Dr. Meta Dewi Thedja, M. Biomed., Ph.D Direktur Utama RS Atma Jaya, dr. Rensa, Sp.PD-K.Ger Sub Spesialis Geriatri, Ir. Aswin Wirjadi Ketua Pengurus Yayasan Atma Jaya, Dr. dr. Yuda Turana, SpS Dekan FK Atma Jaya & Spesialis Saraf, dan MC.

“Proses menua secara alamiah akan dialami oleh setiap manusia. Proses ini akan terus berjalan, tidak dapat dihentikan atau dicegah, hanya dapat diperlambat,” ujar dr. Rensa, Sp.PD-K.Ger – Sub Spesialis Geriatri saat ditemui Nakita.id di RS Atma Jaya.

Fungsi fisiologis juga akan menurun saat kita menua, sehingga penyakit di atas akan lebih mudah menyerang lansa.

Baca Juga: Museum Diakui Jadi Rumahnya, Terbongkar Rumah Asli Barbie Kumalasari: Beda Jauh!

Selain itu ada juga perubahan komposisi tubuh seperti penurunan masa otot,  peningkatan masa dan sentralisasi lemak, serta peningkatan lemak intramuskular.

dr. Rensa juga mengatakan bahwa lansia di Indonesia didominasi oleh lansia muda yaitu 60-69 tahun, dan sudah banyak yang berkonsultasi ke rumah sakit.

“Dari 100 lansia terdapat sekitar 27 lansia yang sakit. Dibandingkan tahun 2015 angka kesakitan lansia hanya turun sekitar 2 persen. Sebesar 7,68 persen lansia pernah rawat inap dalam setahun terakir. Persentase lansia yang sakit lebih dari tiga minggu juga cukup besar,” ujar dr. Rensa.

Baca Juga: Iqbaal Ramadhan Unggah Foto Lengkap Pakai Baju Nikah Sambil Gandeng Perempuan, Netizen: 'Serangan Jantung Gue'

Kualitas hidup seseorang ketika tua dianggap akan semakin menurun seiring dengan menurunnya fungsi otak dan tubuh.

Masalah penurunan fungsi tubuh yang ada pada pasien Geriatri biasanya dimulai dari:

1. Imobilisasi

Keadaan yang satu ini adalah di mana kita kehilangan kemampuan untuk bergerak, bahkan bisa terbaring selama 3 hari.

Baca Juga: Berat Badan Moms Berlebih? Jangan Panik! Hanya dengan #5MenitAja Bikin Olahan Jahe untuk Lingkar Tubuh yang Lebih Kecil!

Imobilisasi sendiri akan menyebabkan komplikasi lain yang lebih besar pada pasien lanjut usia bila tidak ditangani dengan baik.

Gangguan keseimbangan pun tidak bisa terindari yang akan membuat pasien Geriatri mudah jatuh dan mengalami patah tulang.

2. Inkontinensia urin

Kondisi yang satu ini di mana keluarnya urin yang kurang terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki.

Baca Juga: Sempat Viral Gadis Asal Surabaya Bekerja di NASA dan Ditawari Posisi oleh Jokowi, Ini Bantahan Pihak Keluarga

Selain itu frekuensi dan jumlahnya juga tidak terhitung sehingga mengakibatkan masalah sosial dan higienis.

3. Insomnia

Pasien Geriatri umum sekali memiliki yang satu ini, gangguan tidur. Mereka akan mengeluh bahwa tidurnya tidak memuaskan dan sulit untuk mempertahankan kondisi untuk tetap tidur.

4. Gangguan depresi

Pada usia yang sudah lanjut akan ada banyak kasus yang tidak lagi dikenali sehingga gejala depresi pun akan muncul sebagai bagian dari proses menua.

Baca Juga: Kenali Lebih Jauh, Ternyata Pilek Dapat Memicu Infeksi Telinga Anak!

5. Infeksi

Kondisi yang satu ini tidak akan terlepas dari pasien Geriatri, seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, sepsis, dan meningitis.

Biasanya kondisi yang membuat orang lanjut usia mudah terkena infeksi adalah kurangnya gizi dan faktor lingkungan.

6. Gangguan pendengaran dan penglihatan

Gangguan yang satu ini dianggap biasa akibat proses menua. Gangguan penglihatan sendiri berhubungan dengan penurunan kegiatan.

Baca Juga: Baru Bebas, Wirang Birawa Ramalkan Kriss Hatta akan Dapat Kekasih Baru yang Berperilaku Baik, Siapa?

Pasifnya kita akan menurunkan status fungsional, fungsi sosial dan mobilitas sehingga penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran pun tidak terhindari lagi.

Penurunan fungsi organ dan fungsi kognitif ini memang tidak ada obatnya, Moms hanya bisa menerapkan pola hidup sehat untuk memperlambat atau meminimalisir adanya menyakit lanjut usia seperti Geriatri, Demensia, dan Alzheimer.

Seperti mulai dengan diet makanan sehat serta kegiatan sosial baik fisik atau pun mental yang memadai bisa Moms dan Dads lakukan saat lanjut usia.

Seiring dengan meningkatnya penyakit lanjut usia seperti Geriatri, dan penurunan fungsi otak, RS Atma Jaya meluncurkan Paviliun Bonaventura hari ini.

Baca Juga: Menghilang Usai Kasus Ujaran Kebencian, Keberadaan Istri Andre Taulany Kini Terungkap Lewat Postingan Seorang MUA

Di mana peluncuran ini sesuai dengan misi RS Atma Jaya yaitu mengembangkan layanan kesehatan komperehensif yang bermutu.

Peluncuran paviliun ini juga diharapkan dapat menjadi jawaban untuk orang-orang yang sudah mau lanjut usia.

Di mana mereka dapat memeriksakan diri dengan teknologi dan sarana yang dapat membantu mereka memiliki kualitas hidup yang bagus di masa mendatang nanti.

Baca Juga: Pakai Sepatu Bertabur Kristal Swarovski Seharga Rp25 Juta, Syahrini Berkunjung Ke Rumah Bos Mustika Ratu Ditemani Reino Barack

“Ada beberapa Center of Excellent RS Atma Jaya yaitu Atma Jaya Neuroscience and Cognitive Center (ANCC). Diantaranya adalah deteksi awal kelainan kognitif pada berbagai tingkatan usia. Lalu ada pelayanan Geriatri yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang meskipun sudah lanjut usia,” ujar Dr. Meta Dewi Thedja, M. Biomed., Ph.D selaku Direktur Utama RS Atma Jaya.

Karena itu masyarakat diharapkan dapat melakukan pemeriksaan dini sebelum umur 40 tahun untuk mengetahui potensi penyakit lanjut usia ini.

Pemeriksaan dini ini bisa melalui Medical Check-Up secara penuh agar mengatahui seberapa bagus fungsi organ dan kognitif kita.

Baca Juga: Moms Cari Tahu Penyebab dan Cara Menangani Anak yang Mimisan

Jika sudah mengetahui ada yang salah maka diharapkan tenaga medis bisa membantu untuk merawat agar Moms tidak kehilangan kualitas hidup yang baik di masa tua.

Penuaan otak juga sangat penting untuk disadari, karena dengan ada penuaan otak maka kita akan kehilangan kekuatan untuk berpikir di masa mendatang.

Sehingga gangguan memori dan kapasitas untuk berpikir pun akan menurun dan akan mengganggu produktivitas Moms di masa tua.

Jadi ada baiknya jika kita berani memeriksakan diri demi masa tua yang lebih baik.