Jika Hamil Lebih dari 42 Minggu, Amankah Melahirkan Lewat Waktu untuk Bayi dan Sang Ibu?

By Riska Yulyana Damayanti, Kamis, 8 Agustus 2019 | 13:15 WIB
Ilustrasi, melahirkan lewat waktu amankah untuk bayi dan sang ibu? (Pixabay)

Nakita.id - Bagi ibu hamil yang hingga 42 minggu lebih belum melahirkan, bisa jadi mengalami melahirkan lewat waktu.

Melansir dari Kompas.com, kehamilan lewat waktu disebut dengan postterm, hingga ibu melahirkan lewat waktu.

Amankah jika Moms melahirkan lewat waktu?

Baca Juga: Sandra Dewi Ulang Tahun ke-35, Potretnya Saat Bayi Dibagikan Sang Adik, Mirip Raphael?

Melansir dari MayoClinic, ada beberapa penyebab Moms melahirkan lewat waktu.

Pertama karena kehamilan ini adalah kehamilan pertama, Moms pernah mengalami kehamilan lewat waktu sebelumnya, bayinya berjenis kelamin laki-laki dan bisa jadi karena Moms bertubuh gempal.

Selain itu bisa juga karena tanggal jatuh tempo melahirkan yang dihitung secara tidak benar.

Baca Juga: Hampir Baku Hantam, Andika Mahesa Gregetan Saat Vicky Prasetyo Bongkar Rahasianya:

Mungkin karena kebingungan mengenai tanggal pasti dari awal periode menstruasi terakhir atau jika tanggal jatuh tempo Moms didasarkan pada USG akhir trimester kedua atau ketiga.

Risiko melahirkan lewat waktu

Penelitian menunjukkan bahwa ketika kehamilan memanjang antara 41 minggu dan 41 minggu dan 6 hari (kehamilan jangka panjang) serta 42 minggu atau lebih (kehamilan postterm), bayi mungkin berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti:

1. Ukuran bayi lebih besar daripada rata-rata saat lahir (makrosomia janin), sehingga dapat meningkatkan risiko persalinan per vaginam operatif, operasi caesar, atau janin terjebak bahu di belakang tulang panggul selama persalinan (distosia bahu).

Baca Juga: Lagu Barunya Viral Dalam Sehari, Barbie Kumalasari Singgung Suaranya Sebabkan Gempa Bumi: 'Gempar Semua!'

2. Postmaturity syndrome, yang ditandai dengan penurunan lemak di bawah kulit, kurangnya lapisan berminyak (vernix caseosa), penurunan rambut halus, berbulu halus (lanugo), dan pewarnaan cairan ketuban, kulit dan tali pusar oleh gerakan buang air besar pertama bayi Moms (meconium).

2. Cairan ketuban rendah (oligohidramnion), yang dapat memengaruhi detak jantung bayi dan menekan tali pusar selama kontraksi.

Kehamilan jangka panjang dan postterm juga dapat menimbulkan risiko, seperti; komplikasi persalinan, air mata organ intim yang parah, infeksi, dan pendarahan postpartum.

Baca Juga: Terungkap! Pakar Mikro Ekspresi Bongkar Isi Hati Galih Ginanjar:

Mengantisipasi agar tak melahirkan lewat waktu

Jika lebih dari satu minggu setelah tanggal jatuh tempo Moms belum melahirkan, Moms harus segera memeriksakan ke dokter untuk mengecek detak jantung janin (tes non-stres) dan penilaian volume cairan ketuban atau kombinasi tes non-stres dan USG janin (profil biofisik).

Dalam beberapa kasus, induksi persalinan mungkin direkomendasikan. 

Induksi persalinan adalah stimulasi kontraksi uterus selama kehamilan sebelum persalinan dimulai dengan sendirinya untuk mencapai kelahiran normal.

Baca Juga: Sandra Dewi Ulang Tahun ke-35, Potretnya Saat Bayi Dibagikan Sang Adik, Mirip Raphael?

Saat jatuh tempo waktu melahirkan akan tiba, Moms juga bisa melakuran rangsangan kontraksi alami seperti berhubungan intim dengan suami.

Jika perlu, Moms mungkin juga diberikan obat untuk memulai kontraksi.