Ibu Hamil yang Stres Bisa Pengaruh Kepada Janin yang Ikut Stres

By David Togatorop, Rabu, 27 November 2019 | 14:26 WIB
Ilustrasi ibu hamil (Pixabay)

Nakita.id - Ibu hamil biasanya fokus pada kesehatan badan alias fisik dan jasmani.

Namun sebenarnya itu tidak cukup.

Ibu hamil sebaiknya tak hanya memerhatikan kesehatan fisik, kesehatan psikis pun sama pentingnya.

Pasalnya, kondisi psikis yang kurang baik akan memengaruhi kesehatan fisik.

Jika keduanya dalam kondisi tak sehat, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan janin.

Stres bisa memicu terjadinya perdarahan yang berpengaruh terhadap suplai oksigen ke janin.

Baca Juga: Tanda-tanda Hamil Anak Laki-laki Salah Satunya Kulit Wajah Moms yang Berubah Menjadi Kusam, Mitos atau Fakta?

Jika suplai oksigen berkurang, bisa memicu terjadinya kelainan pertumbuhan janin.

Setiap orang sebenarnya mengalami stres namun kadarnya ada yang ringan dan berat.

Kadar yang berat biasanya akan memengaruhi kondisi kejiwaan ibu sehingga menyebabkan daya tahan tubuhnya menurun.

Jika daya tahan tubuh menurun, dikhawatirkan membuat ibu mudah terserang penyakit.

Penyebab stres pada ibu hamil umumnya ialah kondisi kehamilan itu sendiri, seperti mual-muntah yang terlalu berat, morning sickness, khawatir penampilannya berubah menjadi lebih jelek, dan lainnya.

Tetapi ada pula yang disebabkan dari luar semisal beban pekerjaan yang terasa sangat berat saat hamil.

Sebuah penelitian mengungkapkan, 10% wanita hamil berpotensi mengalami stres, dari yang ringan hingga berat.

Yang ringan biasanya dapat diatasi sendiri dengan melakukan hal-hal menyenangkan.

Tetapi jika yang ringan-ringan ini diremehkan kemudian berkumpul menjadi berat, penanganannya perlu konsultasi ke ahli.

Baca Juga: Kemarin Berseteru, Lucinta Luna Justru Jengkel Saat Barbie Kumalasari Pilih Boy William Dibanding Hotman Paris, Pacar Abash: 'Boy Sama Gue Duluan'

Sebenarnya tak hanya ibu hamil, setiap orang dianjurkan menghindari stres berat atau sedang yang berkepanjangan, karena hal ini bisa berdampak negatif bagi kesehatan.

Apalagi pada ibu hamil, dampaknya tak hanya terhadap dirinya tetapi juga janin yang dikandung.

Pasalnya, ketika stres, denyut jantung manusia lebih cepat dari biasanya, ditambah hormon adrenalin keluar secara berlebihan sehingga ibu mudah emosi, kemudian terjadi getaran-getaran stres pada tubuh yang disebabkan meningkatnya hormon stres.

Akibatnya, ibu jadi lebih mudah marah.

Padahal, saat hamil ibu harus dalam kondisi tenang dan nyaman agar janin dapat tumbuh dan berkembang optimal.

Selain janin juga butuh suasana yang nyaman yakni dengan detak jantung yang berirama tidak terlalu cepat dan tubuh yang relaks tanpa getaran-getaran stres.

Stres juga dapat memengaruhi kondisi gizi dan emosional yang buruk karena dapat memacu gangguan metabolisme tubuh. Kondisi stres pun membutuhkan lebih banyak vitamin B dan C untuk mencerna karbohidrat yang mengakibatkan boros gizi.

Ibu pun boros mineral seperti seng, kalium, dan kalsium untuk menghasilkan hormon adrenalin yang ujungnya dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga mudah sakit.

Tak hanya itu, intensitas BAB atau diare pun biasanya lebih sering yang dikhawatirkan akan menguras cadangan makanan.

Baca Juga: Sempat Dirawat karena Depresi, Pemuda Nekat Mutilasi Ibu Kandungnya Jadi 5 Bagian dan Simpan Potongan Tubuhnya di dalam Lemari Es

Jika tak ditangani segera bisa membuat ibu hamil mengalami dehidrasi, defisit gizi, yang akhirnya berpengaruh terhadap suplai makanan ke janin.

Suplai makanan yang kurang akan mengganggu proses pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi kecacatan.

Efek negatif dari kondisi ini akan muncul setelah bayi lahir.

Di antaranya, bayi lahir dengan berat badan rendah, mengalami sulit tidur di awal kelahirannya sehingga membuatnya tak cukup istirahat.

Akibatnya bayi pun mudah marah, menangis, dan sulit ditenangkan.

Bahkan berdasarkan penelitian, ketidaknyamanan di dalam kandungan dapat membuat bayi tidak memiliki ikatan yang kuat dengan ibunya.(Saeful Imam)