Sering Dianggap Bikin Gemuk, 5 Makanan yang Kerap Dihindari Ini Justru Mampu Turunkan Berat Badan dengan Cepat, Apa Saja?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Sabtu, 11 Januari 2020 | 07:38 WIB
ilustrasi kentang, makanan yang sering dihindari saat diet ()

Nakita.id - Memiliki tubuh langsing dan ideal kini seolah jadi patokan dan keinginan setiap perempuan di segala usia.

Ketika merasa tubuhnya berisi dan agak berat, perempuan pasti langsung bingung mencari cara menurunkan berat badannya.

Ada yang dengan olahraga ketat, diet ketat, dan menjaga pola makannya.

Baca Juga: Tak Hanya Menginspirasi, Nakita Siap Jawab Semua Kegalauan Moms Seputar Pregnancy dan Parenting lewat N-spiration

Berbeda dengan yang ingin menurunkan berat badan, yang sudah menjaga berat badannya tetap stabil tentu sudah memiliki daftar makanan yang dapat meningkatkan berat badan dengan cepat.

Makanan yang ada dalam daftar tersebut, dengan patuh selalu dihindari untuk dikonsumsi.

Ternyata, beberapa penelitian telah menemukan bahwa makanan yang selama ini dianggap berpotensi menggemukkan justru memiliki sifat sebaliknya, yaitu menurunkan berat badan.

Baca Juga: Berat Badan Tak Pernah Turun Padahal Sudah Diet? Ternyata Makanan yang Sebagian Besar Dikonsumsi Saat Sarapan Ini Penyebabnya, Hindari Yuk!

Berikut lima makanan yang ternyata dapat menurunkan berat badan.

Kacang Pistachio

Meskipun kacang pistachio mengandung jumlah kalori tinggi, makanan ini dianggap tidak menyebabkan kenaikan berat badan dalam porsi moderat.

Hal ini dihubungkan dengan adanya protein dan serat dalam makanan ringan ini, karena zat-zat tersebut dianggap mengurangi asupan kalori spontan dan meningkatkan respon tubuh terhadap insulin.

"Kombinasi protein dan serat akan membantu merasa kenyang lebih lama," kata Amy Gorin, MS, RDN, pemilik Amy Gorin Nutrition di New York City.

Kentang

Tak dapat disangkal kentang dalam bentuk kentang goreng dan keripik dapat menghambat upaya penurunan berat badan seseorang.

Baca Juga: Ingin Perut Rata dan Tubuh Langsing Tanpa Diet dan Olahraga Ketat? Tentu Saja Bisa

Namun, bagaimana jika mengubah cara dalam mengkonsumsinya?

Memakan kentang polos dianggap dapat mencegah panas berlebih, rendah kalori, dan meningkatkan kontrol gula darah.

Lauren Ott, ahli diet dari Houston, merekomendasikan kentang manis dan kentang putih sebagai santapan bagi para pejuang penurunan berat badan.

Baca Juga: Berat Badan Tak Pernah Turun Padahal Sudah Diet? Ternyata Makanan yang Sebagian Besar Dikonsumsi Saat Sarapan Ini Penyebabnya, Hindari Yuk!

Menurut Ott, kedua jenis kentang ini mengandung vitamin A dan C yang tinggi, serta sebagai sumber zat besi dan potasium.

Avokad

Selain rendah karbohidrat, avokad mengandung antioksidan, vitamin, mineral, lemak sehat, dan serat.

Banyaknya kandungan tersebut dalam avokad mencirikan buah ini sebagai makanan yang berkualitas lebih baik secara keseluruhan.

Studi 2016 mengungkapkan bahwa buah ini mungkin dapat mengurangi kadar kolesterol total dengan menyerang kolesterol LDL 'jahat'.

"Mengganti lemak diet dengan avokad versus menambah diet gratis harus menjadi strategi rekomendasi utama," tulis para penulis.

Baca Juga: Berat Badannya Berhasil Turun 23 Kilogram Tanpa Diet Ketat, Seorang Perempuan Hanya Lakukan 2 Hal

Selai Kacang

Lemak tak jenuh tunggal yang 'bersahabat dengan jantung' dalam selai kacang dapat melengkapi gizi yang ada pada beberapa potong roti gandum.

Selai kacang dapat membantu tubuh mempertahankan kolesterol pada tingkat yang sehat dan mengurangi risiko masalah jantung.

Baca Juga: Berat Badannya Berhasil Turun 23 Kilogram Tanpa Diet Ketat, Seorang Perempuan Hanya Lakukan 2 Hal

"Selama bertahun-tahun, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang yang secara teratur memasukkan kacang atau selai kacang dalam makanan mereka cenderung kurang memiliki penyakit jantung atau diabetes tipe 2 daripada mereka yang jarang makan kacang," ujar Dr Walter Willett, profesor gizi dari Harvard School of Public Health.

Pasta

Sebuah penelitian baru oleh para peneliti di St. Michael’s Hospital, Toronto menyatakan bahwa pasta tidak memiliki efek negatif terkait penambahan berat badan, ketika dimasukkan dalam diet sehat.

"Bahkan analisis sebenarnya menunjukkan bahwa memakan pasta dapat sedikit menurunkan berat badan. Jadi, bertentangan dengan kekhawatiran yang ada selama ini, pasta mungkin dapat menjadi bagian dari diet sehat seperti diet rendah GI," ungkap penulis utama, Dr. John Sievenpiper, seorang ilmuwan klinik di rumah sakit.

Di bawah diet rendah GI, makanan dipilih berdasarkan indeks glikemik (GI).

Makanan dengan nilai GI rendah, seperti pasta, dianggap "karbohidrat yang baik" karena tubuh mencerna dan menyerapnya pada kecepatan yang lebih lambat, menghindari lonjakan kadar gula darah.

Baca Juga: Berat Badannya Berhasil Turun 23 Kilogram Tanpa Diet Ketat, Seorang Perempuan Hanya Lakukan 2 Hal

Namun, skeptisisme mungkin masih ada sampai penelitian lebih lanjut dilakukan.

Misalnya, ahli diet Haley Hughes (yang tidak terkait dengan studi pasta) menyatakan, ukuran porsi inilah yang mendorong penurunan berat badan daripada makanan itu sendiri.

"Tiga porsi setiap setengah cangkir pasta dalam seminggu adalah ukuran porsi yang sangat cukup, dan rata-rata orang Amerika biasanya memiliki porsi lebih dari itu," komentar Hughes.